Tanaman Padi Sawah Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Rancangan Penelitian

3. Tanaman Padi Sawah

Tanaman padi termasuk golongan tanaman setahunsemusim. Bentuk batangnya bulat dan berongga, daunnya memanjang seperti pita yang berdiri pada ruas-ruas batang yang mempunyai malai yang terdapat pada ujung batang. Padi Oriza sativa tumbuh baik didaerah tropis, untuk padi sawah ketersediaan air sangat penting maka tanah sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi seperti tanah lempung. Syarat tumbuh tanaman padi : 1. Iklim • Curah hujan yang baik 200 mmbulan atau lebih, dan untuk pertahun 1500-2000 mm. • Temperatur suhu antara 23 C. • Tinggi tempat antara 0-650 meter dpl dengan suhu 22,5 o C – 26,5 o C dan juga masih bias antara 650 – 1500 m dpl dengan suhu 18,7 o C – 22,5 o C. • Sinar matahari diperlukan untuk fotosintesis. • Angin diperlukan untuk penyerbukan dan pembuahan. 2. Keadaan Tanah • Tekstur tanah yang diperlukan pada padi sawah dituntut adanya lumpur. • pH tanah antara 5 – 6.5 Foth, 1990. Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

4. Tsunami

Tsunami adalah istilah bahasa Jepang yang artinya kurang lebih “gelombang pelabuhan“. Fenomena tsunami tersebut sering terjadi di Jepang dan ribuan orang Jepang telah tewas akibat gelombang ini. Sebuah gempa bumi bisa menciptakan Tsunami bila kekuatannya cukup besar dan ada gerakan tiba-tiba dibumi yang menyebabkan pergeseran air dalam jumlah besar. Tsunami bukanlah gelombang tunggal ataupun gelombang pasang melainkan rangkaian gelombang, sehingga disebut juga kereta gelombang paling awal pada suatu Tsunami bukanlah yang paling menghancurkan. Gelombang Tsunami bisa panjang mencapai 100 Kilometer dan bisa menyapu selama satu jam tanpa henti. Gelombang ini bisa melintasi seluruh lautan tanpa banyak kehilangan tenaga. Tsunami di Aceh telah bergerak hingga hampir 5.000 kilometer mencapai Afrika dan datang dengan kekuatan tinggi Mercy corps, 2006. Gempa bumi yang dahsyat terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 diikuti oleh tsunami yang merusak pantai propinsi Aceh dan Nias. Pantai barat Aceh lebih banyak mengalami kerusakan dibandingkan dengan pantai timur. Tsunami dapat mencapai sejauh 7 km ke pedalaman pantai barat dan dibagian atas sampai 4 km pantai timur. Pemerintah Indonesia GOI pada tanggal 19 Januari 2005 mencatat 100.000 orang mati, 132.000 hilang dan 340.000 menjadi pengungsi. Kerusakan infrastruktur meliputi 1.3 juta rumah dan bangunan, 8 pelabuhan, 85 air dan 92 sistem sanitasi, 120 km jalan dan 18 jembatan. Perkiraan total kerusakan dan kerugian sekitar US 4.5 bilyun. Untuk mengembalikan kembali Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008 keadaan tersebut masalahnya sangat komplek dan membutuhkan dana yang besar Bapenas, 2005. Perkiraan kerusakan akibat tsunami terhadap pertanian di Indonesia : 1. Lahan Pertanian padi + palawija Perkiraan kerusakan untuk areal partanian 37.500 ha - Pantai Timur 8.300 ha - Pantai Barat 29.200 ha Aceh Besar, Banda Aceh, dan Sabang termasuk dalam pantai barat 2. Perikanan Perkiraan kerusakan untuk areal akuakultur Payau 36.597 ha 3. Perkebunan Kelapa, Kacang Mede, Pinang, Coklat, Kopi. 4. Ternak - Ruminansia : 208.000 ekor - Unggas : 1. 450.000 ekor Sumber : Survei bersama didaerah yang terkena tsunami oleh Departemen Pertanian, Departemen Kelautan dan Perikanan dan FAO Januari, 2005. FAO, 2005.

4.1. Kontaminasi Garam Proses Salinasi

Tanah salin asin umumnya tidak produktif untuk pertanian. Tanah semacam ini dapat terjadi karena rembesan air laut, sementara air tawar tidak mampu menetralisirnya. Tanah bergaram sifatnya lepas karena tidak mmpunyai kemampuan untuk mengikat air, sehingga pada musim hujan air terus merembes kebawah. Tanah semacam ini tidak mampu menahan air di lapisan olah karena Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008 bersifat lepas tersebut. Untuk mengatasinya tanah harus diperkuat kemantapannya sehingga dapat menahan air hujan atau pengairan dilapisan olah sehingga menempati kedudukan garam, untuk itu kapur dapat dipakai sebagai pemantap susunan tanah tersebut Kuswandi, 1993. Menurut Boiran, 2004 Perkembangan lanjut tanah yang dipergaruhi oleh kadar garam terutama NaCl memperberat kerusakan tanah karena tanah yang demikian tidak dapat lagi dibudidayakan dengan tanaman yang peka terhadap tingginya salinitas tanah. Usaha desalinasi tanah juga sangat mahal karena memerlukan bahan amelioran dan pencucian garam yang terdapat dalam tanah. Ion-ion dalam air menghantarkan aliran listrik, maka dipergunakan cara yang tepat yaitu Daya Hantar Listrik DHL atau electrical conduktivity, untuk menaksirkan kandungan total garam terlarut didalam suatu tanah. Cara penetapannnya adalah dengan menggunakan sejumlah tanah yang telah diketahui beratnya kemudian dimasukkan kedalam gelas beker dibuat pasta tanah dengan menambah sedikit air demi sedikit. Air yang kemudian dikeluarkan dari pasta tanah dengan menggunakan saringan dengan tekanan by pressure and suction dan filtratnya digunakan untuk mengukur DHL-nya dengan satuan milimhos per sentimeter. Bila hasil pengukuran DHL didapat lebih kecil dari 4 milimhos per sentimeter, maka tanah tersebut masih masuk ke dalam kelompok tanah normal . Hubungan antara DHL dan Kinerja Tanaman dapat kita lihat pada Tabel 2. Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008 Tabel 1. Pengaruh Nilai Daya Hantar Listrik DHL terhadap Kinerja Tanaman Nilai Daya Hantar Listrik DHL Kinerja Tanaman 0 - 2 mS pengaruh kadar garam boleh diabaikan 2 – 4 mS hanya tanaman yang sangat rentan akan terpengaruh 4 – 8 mS hasil panen tanaman terbatas 8 –16 mS hanya tanaman yang tergenang hasil panen akan memuaskan. 16 mS hanya sedikit hasil panen tanaman tergenang yang memuaskan Sumber : Notohadiprawiro, 1998 Pemilihan nilai kritis untuk DHL pada 4 mmhocm dilaporkan tidak didasarkan atas kemungkinan tingkat kerusakan tanaman akibat kadar garam. Nilai DHL 4 mmhocm bermula dari scofield tahun 1942, yang menganggap tanah bersifat salin pada DHL 4 mmhocm atau lebih tinggi. Pada nilai DHL 4 mmhocm, produksi banyak jenis tanaman terbatas. Pada DHL antara 2 dan 4 mmhocm, hanya tanaman-tanaman yang sangat rentan yang akan terpengaruh, sedang pada nilai-nilai 2 mmhocm pengaruh salinitas kecil dapat diabaikan Tan, 1998. Padi termasuk tanaman yang sensitif terhadap salinitas yang dinyatakan dengan elektric conductivity EC atau daya hantar listrik DHL, salinitas yang hanya 2 dSm dipertimbangkan optimal, tetapi jika mencapai 4-6 dSm tergolong marjinal dan tanaman padi tidak dapat berkembang jika salinitas dengan daya hantar listrik DHL mencapai 3 dSm. Penurunan hasil sekitar 50 jika DHL Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008 sekitar 7,2 dSm, dan kegagalan atau penurunan hasil bisa mencapai ±100 apabila DHL mencapai sekitar 12 dSm. Dobermann and Fairhurst, 2000. Gambar 1. Diagram untuk klasifikasi air irigasi Data dari USDA Agricultural Handbook, 60, 1954 Foth, 1993. Air diserap oleh akar tanaman melalui suatu proses yang disebut osmosis yang melibatkan pergerakan air dari tempat dengan konsentrasi garam rendah Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008 contohnya tanah ketempat yang kadar garamnya tinggi contohnya bahagian dari sel-sel akar. Jika konsentrasi garam didalam tanah tinggi, pergerakan air dari tanah ke akar akan lambat. Jika konsentrasi dalam tanah lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam sel-sel akar, tanah akan menyerap air dari akar dan tanaman akan layu dan mati. Ini merupakan prinsip dasar bagaimana salinasi mempengaruhi produksi tanaman tidak hanya disebabkan oleh daya osmosis, tetapi juga oleh sodium Na+ dan Cl - pada konsentrasi yang meracuni tanaman. Dengan demikian tingginya nilai pH ukuran untuk kesetimbangan asambasa yang disebabkan oleh konsentrasi sodium yang tinggi akan berakibat pada kekurangan unsur mikro. Salinitas tanah adalah masalah yang umum dijumpai didaerah-daerah dengan curah hujan rendah. Jika dikombinasikan dengan drainase dan kondisi irigasi yang buruk, dapat menyebabkan hilangnya kesuburan tanah secara permanen. Tipe salinitas seperti ini merupakan penyebab krisis kemanusian yang diakibatkan oleh kekeringan. Sementara salinitas yang muncul sebagai akibat dari bencana alam yang terjadi dalam waktu singkat, sampai saat ini hanya terbatas diakibatkan oleh tsunami. Hal yang menguntungkan di Aceh curah hujan yang tinggi yang tidak bisa dijumpai disebahagian daerah yang tanahnya bergaram. Tsunami akan mempengaruhi produksi beras melalui : 1. Hilangnya tanaman secara langsung, berkurangnya pangan dan hilangnya pangan dalam penyimpanan. 2. Hilangnya stok benih 3. Penggaraman salinasi, hilangnya tanah dan timbunan tanah. Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008 4. Kurangnya tenaga kerja dan peralatan dalam hal pembibitan, pemindahan tanaman dan pengelolaan gulma 5. Kurangnya informasi mengenai padi dan praktek produksi lain yang diperlukan. Elpido, 2006

4.2. Endapan Liat dan Debu

Selama terjadinya tsunami air laut membawa garam kepermukaan tanah, akan tetapi sebahagian besar garam pada lahan dalam waktu yang relatif singkat telah tercuci oleh air hujan yang sering terjadi. Hasil survei yang dilakukan FAO ditemukan lapisan-lapisan liat atau debu hasil gelombang tsunami justru mengandung residu garam yang tinggi. Lapisan liat atau debu tersebut sangat mudah diidentifikasi dari retakan-retakan yang menyebar diseluruh permukaan tanah. Sebahagian besar tempat setelah digali sampai kurang lebih sedalam 20 cm dijumpai lapisan keabuan yang masih jelas. Garam dapat dicuci dengan baik menggunakan air tawar, tetapi karena lapisan liatdebu ini relatif sulit ditembus air, maka proses infiltrasi yang kemudian disebut pencucian menjadi lambat. Dibeberapa daerah yang relatif kering, garam telah terakumulasi dan mengkristal dipermukaan tanah. Sebagai akibatnya, masalah salinitas ini dapat bertahan lebih lama, kecuali diambil tindakan untuk membuang garam tersebut dengan cara pengelontaran danatau pencucian FAO, 2005. Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

III. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Seulamat Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam dan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dimulai pada bulan April – Juli 2007.

2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Peta lokasi penelitian skala 1 : 200.000, sampel tanah yang diambil dari lokasi penelitian, serta bahan-bahan kimia untuk analisa tanah di laboratorium. Adapun alat yang digunakan adalah : Klinometer, kompas, bor tanah, cangkul, meteran, pisau, kertas label, kantong plastik, karet gelang,goni plastik, alat tulisspidol dan buku tulis serta alat-alat laboratorium lainnya untuk keperluan analisis.

3. Rancangan Penelitian

Metode yang dilakukan pada pengumpulan data ini adalah survai lahan, dengan metode pengambilan contoh tanah pada daerah yang tidak terkena Tsunami dan daerah yang kena pada jarak 500 m, 1000 m dan 1500 m dari daerah yang tidak kena Tsunami. Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008 Metode statistik yang dilakukan adalah Metode Statistik Sidik Ragam dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK non Faktorial dan Perlakuan yang menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata serta sangat nyata diuji Jarak Duncan dan Analisa Regresi Gomez dan Gomes, 1995 Perlakuan pada sampel meliputi 4 tempat daerah : 1. Tanah Sawah yang tidak terkena tsunami Xo 2. Tanah Sawah yang kena tsunami pada jarak 500 m dari batas daerah yang tidak terkena Tsunami X 1 3. Tanah Sawah yang kena tsunami pada jarak 1000 m dari batas daerah yang tidak terkena Tsunami X 2 4. Tanah Sawah yang kena tsunami pada jarak 1500 m dari batas daerah yang tidak terkena Tsunami X 3 Setiap perlakuan diulang sebanyak 4empat ulanganan.

4. Pelaksanaan Penelitian