Wewenang Pemegang Saham RUPS Wewenang Direksi Wewenang Dewan Piercing The Corporate Veil

D. BATASAN WEWENANG PERBUATAN HUKUM PARA PEMEGANG SAHAM DIBANDINGKAN DENGAN WEWENANG

DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

1. Wewenang Pemegang Saham RUPS

Wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam UUPT tidak dapat ditiadakan selama tidak ada perubahan UUPT, sedangkan wewenang eksklusif RUPS dalam AD semata-mata berdasarkan kehendak RUPS yang disahkan dan disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM yang dapat dirubah melalui perubahan AD sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan UUPT. 12

2. Wewenang Direksi

UUPT menetapkan kewajiban bagi setiap anggota direksi untuk beritikad baik dan penuh tanggung-jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Direksi dapat digugat ke Pengadilan Negeri bilamana atas dasar kesalahan dan kelalaiannya menimbulkan kerugian pada PT dan dapat dituntut pertanggung- jawaban penuh secara pribadi. Begitu pula dalam hal kepailitan yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi dan kekayaan PT tidak cukup untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota direksi bertanggung-jawab 12 Ibid., hlm. 130. Lihat juga Abdulkadir Muhammad, Hukum Perseroan Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1995, hlm. 65. Frianta Felix Ginting. M: Status Perbuatan Hukum Yang Dilakukan Organ Perseroan Terbatas Sebelum Dan Sesudah Memperoleh Status Badan Hukum, 2008. USU e-Repository © 2008 secara tanggung-renteng atas kerugian dimaksud.

3. Wewenang Dewan

Komisaris Tugas dan kewenangan pengawasan dalam PT dipercayakan kepada dewan komisaris demi kepentingan perseroan, bukan kepentingan satu atau beberapa pemegang saham. Dengan demikian, dewan komisaris bukan wakil pemegang saham. Hal ini terungkap dalam Pasal 85 ayat 4 yang melarang anggota dewan komisaris untuk bertindak selaku kuasa pemegang saham dalam pemungutan suara sewaktu RUPS. Dalam hal kewenangannya juga, komisaris tidak dapat bertindak sendiri- sendiri melainkan harus berdasarkan keputusan dewan komisaris Pasal 108 ayat 4 UUPT.

4. Piercing The Corporate Veil

Doktrin Piercing The Corporate Veil yang notabene merupakan doktrin hukum perseroan di commom law system sebenarnya telah diintegrasikan ke dalam UUPT, yang berlaku baik bagi pemegang saham, direksi, maupun dewan komisaris yang mana ide dasarnya dituangkan ke dalam UUPT tersebut. Dalam ketentuan tersebut diketahui bahwa untuk terjadinya Piercing The Corporate Veil dipersyaratkan beberapa hal, yaitu : a. Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi; Frianta Felix Ginting. M: Status Perbuatan Hukum Yang Dilakukan Organ Perseroan Terbatas Sebelum Dan Sesudah Memperoleh Status Badan Hukum, 2008. USU e-Repository © 2008 b. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi; c. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan; d. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi hutang perseroan. e. Pemegang saham hanya terdiri dari 1 satu orang saja dan hal ini telah berlaku lebih dari 6 enam bulan. Frianta Felix Ginting. M: Status Perbuatan Hukum Yang Dilakukan Organ Perseroan Terbatas Sebelum Dan Sesudah Memperoleh Status Badan Hukum, 2008. USU e-Repository © 2008

E. KESIMPULAN DAN SARAN