bagi para organ perseroan, yaitu Para Pemegang Saham, Direksi, serta Dewan Komisaris di dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang diembannya.
5. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara USU Medan, Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pasacasarjana
Universitas Sumatera Utara, dan Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara penelitian tentang “Status Perbuatan Hukum yang Dilakukan Organ
Perseroan Terbatas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Status Badan Hukum” tidak ditemukan topik bahasan yang sama dengan judul penelitian ini.
Akan tetapi penulis menemukan 2 dua judul yang mirip dengan judul tesis penulis, yaitu berjudul “Analisis Pertanggung-jawaban Hukum oleh Direksi
Dalam Perspektif Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas”, oleh Maraganti Panggabean, namun tesis tersebut hanya membahas tentang
pertanggung-jawaban direksi sedangkan tesis penulis membahas tentang perbuatan hukum direksi, pemegang saham, dan dewan komisaris sebelum dan sesudah
memperoleh status badan hukum. Satu lagi yang dibuat oleh Sdr. Irma Hani Nasution dengan judul “ Sistem Tanggung-jawab Direksi Dalam Suatu Perseroan”, yang
hanya membahas tentang sistem tanggung-jawab direksi dalam suatu perseroan sedangkan tesis penulis membahas juga tanggung-jawab seluruh organ PT tersebut.
Frianta Felix Ginting. M: Status Perbuatan Hukum Yang Dilakukan Organ Perseroan Terbatas Sebelum Dan Sesudah Memperoleh Status Badan Hukum, 2008.
USU e-Repository © 2008
6. Kerangka Teori dan Konsepsi
a. Kerangka teori Dalam kaitan teori yang dipergunakan dalam penulisan ini berawal dari
tugas dan wewenang organ perseroan dalam menjalankan perseroan sebagai sebuah legal entity. Adalah Otto Friedrich von Gierke 1841-1921 yang memperkenalkan
teori organ yang menyatakan bahwa badan hukum adalah suatu organisme yaitu “Lebenseinneit”. Adapun organ badan hukum, dalam hal perseroan organ dimaksud
adalah RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris, memungkinkan perseroan mengambil bagian dalam lalu lintas hukum selaku subjek hukum mandiri seperti halnya manusia
yang bertindak dengan memakai organ-organnya tangan, mulut, otak, dan sebagainya.
5
b. Konsepsi Status perbuatan hukum organ perseroan adalah status perbuatan hukum
yang dibebankan kepada RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris sehingga membawa dampak serta akibat hukum apabila dilakukan sebelum dan sesudah adanya
pengesahan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi manusia. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dalam bahasa Inggris disebut
dengan General Shareholders’ meeting adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas
yang ditentukan dalam Undang-undang Perseroan dan atau anggaran dasar.
5
Fred B.G. Tumbuan, op.cit., hlm. 1.
Frianta Felix Ginting. M: Status Perbuatan Hukum Yang Dilakukan Organ Perseroan Terbatas Sebelum Dan Sesudah Memperoleh Status Badan Hukum, 2008.
USU e-Repository © 2008
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung-jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan
maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada direksi. Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris bukan hanya dapat memberikan koreksi kepada direksi, melainkan pula untuk
memberikan jalan keluar jika terdapat kelemahan-kelemahan yang dialami direksi.
6
7. Metode Penelitian