LATAR BELAKANG PENELITIAN Penyandang diabetes diabetisi rentan terhadap berbagai komplikasi

OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007 USU Repository © 2009

BAB III PENELITIAN SENDIRI

3.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Penyandang diabetes diabetisi rentan terhadap berbagai komplikasi

lanjut yang akan menyebabkan morbiditas dan mortalitas dini. 2 Komplikasi lanjut umumnya sudah mulai timbul rata-rata setelah 5-10 tahun menderita diabetes. 3 Neuropati diabetik adalah salah satu dari komplikasi lanjut yang tersering dan sangat menyusahkan penyandang diabetes. Neuropati diabetik mengenai semua serabut saraf periferal sensorik dan motorik serta saraf- saraf otonom. 4 Tiga tipe utama neuropati diabetik yaitu polineuropati distal simetrik, polineuropati asimetrik, dan polineuropati otonomik. 5 Neuropati otonomik diabetik adalah komplikasi yang paling jarang dikenali dan dimengerti meskipun komplikasi ini amat berpengaruh negatif terhadap kualitas dan kelangsungan hidup penderita. 4,6 Neuropati otonomik kardiovaskular, yang merupakan bagian dari neuropati otonomik diabetik, terjadi akibat kerusakan serabut saraf otonom yang mempersarafi jantung dan pembuluh darah yang berakibat disfungsi kontrol frekuensi denyut jantung dan berbagai faal dinamik vaskular yang mengakibatkan hipotensi postural, intoleransi kerja fisik, kondisi kardiovaskular yang labil pada saat pembedahan dan iskemiinfark miokardiak yang terselubung. 7,8 Denervasi otonomik kardiak merupakan bagian dari neuropati otonomik kardiovaskular diabetik yang dapat menimbulkan takhikardi saat istirahat OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007 USU Repository © 2009 resting tachycardia, iskemi miokardiak terselubung silent myocardial ischemic, dan aritmia jantung. 8 Untuk menegakkan diagnosis denervasi otonomik kardiak cukup dengan melakukan 3 jenis tes atau pemeriksaan kardiovaskular yang sederhana yaitu pengukuran frekuensi denyut jantung dalam keadaan istirahat mengetahui ada tidaknya resting tachycardia, variasi frekuensi denyut jantung dengan bernafas dalam serta Valsalva maneuver. Pengecualian pada penderita dengan retinopati proliferatif, dimana Valsalva maneuver tidak dilakukan. Sebagai gantinya ialah nilai dari interval corrected QT QTc. Diagnosis denervasi otonomik kardiak ditegakkan jika dua dari ketiga tes di atas menunjukkan hasil abnormal atau borderline. 47,61,62 Berdasarkan tes kardiovaskular dan populasi yang diteliti, prevalensi denervasi otonomik kardiak pada DM tipe-2 berbeda pada tiap-tiap penelitian. Penelitian prospektif selama 13 tahun oleh Freccero dan kawan-kawan dengan menilai interval R-R pada 51 pasien DM tipe-2 pada suatu sentra di Swedia mendapatkan denervasi otonomik kardiak sebanyak 65. 11 Dari 621 penderita DM tipe-2 di Taiwan Chen HS dan kawan-kawan mendapatkan sebanyak 46,1 mengalami denervasi otonomik kardiak pada diabetisi yang menderita DM kurang dari 5 tahun dan 69,4 pada yang lebih dari 20 tahun. 63 Penelitian multisentra dengan melibatkan populasi yang lebih besar mendapatkan prevalensi denervasi otonomik kardiak sebanyak 22 pada DM tipe-2 lanjut. 10 Sedangkan data dari Indonesia untuk penelitian sejenis sampai saat ini masih sedikit, umumnya dilakukan di satu sentra sekitar tahun 1980-an. dikutip dari 12 Seperti yang telah dipublikasikan oleh Hendra dkk di Semarang, Sanusi dkk di Ujung Pandang dan Lubis AR di Medan. 40,41,42 OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007 USU Repository © 2009 Denervasi otonomik kardiak, disamping dipengaruhi usia dan lama menderita diabetes, juga dipengaruhi oleh kontrol diabetes. Kontrol diabetes jangka panjang yang jelek berperanan penting dalam mekanisme patogenesis komplikasi mikrovaskular termasuk denervasi otonomik kardiak. 14 Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kontrol diabetes intensif, baik dengan obat hipoglikemik oral OHO maupun insulin dapat mengurangi kejadian neuropati otonomik kardiovaskular pada diabetisi. 15,16 Namun begitu penelitian yang khusus membahas peranan OHO dan insulin sehubungan terjadinya denervasi otonomik kardiak pada diabetes masih sedikit. Khurram dan kawan-kawan dalam suatu penelitian di Pakistan mendapatkan prevalensi denervasi otonomik kardiak pada 30 penderita DM tipe-2 yang sudah menderita diabetes lebih dari 10 tahun, dimana 32 pada kelompok yang diterapi dengan OHO dan 28 pada yang mendapat terapi insulin. 43 Penelitian di Jerman yang diikuti selama 4 bulan menunjukkan adanya perbaikan denervasi otonomik kardiak terhadap 30 orang penderita DM tipe 2 yang mendapat terapi insulin dibandingkan yang mendapat OHO. 64 Schnell dan kawan-kawan juga telah membuktikan dalam suatu penelitian prospektif bahwa terapi insulin intensif dapat mengembalikan denervasi otonomik kardiak secara parsial. 65 Berlawanan dengan beberapa hasil penelitian di atas, Tovi dan kawan- kawan justru mendapatkan bahwa perbaikan denervasi otonomik kardiak tidak dijumpai setelah 1 tahun pemberian insulin walaupun kontrol metabolik penderita DM tipe 2 yang diterapi dengan insulin lebih baik dibandingkan mereka yang mendapat sulfonilurea. 66 Seperti halnya Tovi, penelitian di OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007 USU Repository © 2009 Finlandia dan Inggris mendapatkan adanya hiperinsulinemia pada penderita DM tipe-2 yang mengalami parasimpatetik neuropati. 56,67,68 Hal ini tentunya menjadi kontroversial karena bila dilihat dari segi patogenesis terjadinya neuropati diabetik, insulin dikatakan berperan dalam kontrol diabetes dan faktor pertumbuhan saraf, sementara di sisi yang lain kelebihan insulin justru akan memperberat disparitas kontrol otonom yang terjadi pada penderita DM tipe-2. 23,69 Sepengetahuan penulis, sampai saat ini penelitian di Indonesia yang membahas kejadian denervasi otonomik kardiak pada penderita DM tipe-2, khususnya membandingkan antara mereka yang mendapat terapi insulin dan OHO belum ada. Tertarik akan hal ini, maka penulis ingin meneliti kejadian denervasi otonomik kardiak pada penderita DM tipe-2 yang telah menderita DM selama 5 tahun atau lebih dengan membandingkan antara mereka yang selama ini mendapat terapi insulin dengan yang mendapat OHO.

3.2. PERUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Hubungan Penyakit Ginjal Kronis dengan Kondisi Higiene Oral pada Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Stabil di RSUP H.Adam Malik Medan

1 76 115

Mukotis Oral Pada Penderita Kanker Nasofaring Yang Mendapat Kemoterapi 5-Fluorouracil (Laporan Kasus)

0 29 40

Perbandingan Kualitas Hidup dengan SF-36 pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Menggunakan Terapi Insulin dengan yang Menggunakan Obat Hipoglikemik Oral di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2015

4 45 174

KADAR GLUCAGON LIKE PEPTIDE-1 (GLP-1) DAN INSULIN POSTPRANDIAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II TERKENDALI DAN TIDAK TERKENDALI DENGAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL.

2 11 59

Pola Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral dan Insulin pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Inap di Rumah Sakit Adi Husada Kapasari Surabaya Se Tahun 2007 - Ubaya Repository

0 0 1

Pola Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral, Insulin dan Obat Antihipertensi pada Penderita Nefropati Diabetik yang Menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya pada Tahun 2003-2004 - Ubaya Repository

0 0 1

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Terhadap Ketercapaian Terapi Pasien DM Tipe 2 di Rumah Diabetes Ubaya yang Mendapat Terapi Insulin - Ubaya Repository

0 0 2

Hubungan Health Literacy dengan Masalah Terkait Obat Pasien DM Tipe 2 yang Mendapat Terapi Insulin di Rumah Diabetes Ubaya Ubaya Repository

0 0 2

Terapi Denervasi Ginjal pada Pasien Hipertensi Resisten

0 0 7

EEG AWAL TERAPI SEBAGAI PREDIKTOR KEKAMBUHAN PADA PENDERITA EPILEPSI YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTIEPILEPSI

0 0 5