xxxi
Mulda F.Situmorang : Perbandingan Efektifitas Misoprostol Per Rektal Dengan Oksitosin Pada Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga, 2009
USU Repository © 2008
misoprostol.
17
Misoprostol memiliki banyak keunggulan dan mudah digunakan terutama jika dibandingkan dengan preparat prostaglandin lainnya,
misoprostol relatif murah, , tidak perlu penyimpanan yang khusus dan stabil pada suhu ruangan.
32
Misoprostol pada awalnya tidak digunakan sebagai obat pada saat kehamilan, tetapi pada perkembangannya penggunaan obat tersebut di
banyak negara telah diketahui dapat menyebabkan kontraksi uterus pada awal kehamilan dan pada beberapa penelitian telah digunakan untuk induksi
abortus, pematangan serviks dan pengobatan pada perdarahan pasca persalinan.
10
2.4.1 Farmakologi dan Farmakokinetik
Misoprostol merupakan sintetik dari prostaglandin E
1
15-deoxy-16 hydroxy 16 metil analogue
yang analog dengan prostaglandin E
1
endogen.
16,34
Misoprostol diabsorbsi dan mengalami de-esterifikasi di hepar dan berubah menjadi bentuk aktif yaitu asam misoprostol.
17
Konsentrasi maksimum di plasma akan berkurang bila diberikan bersamaan dengan makanan dan
availabilitas asam misoprostol akan berkurang bila diberikan bersamaan dengan antasid.
i
Kadar minimum misoprostol dalam plasma yang dibutuhkan untuk menimbulkan efek klinis belum diketahui secara pasti.
16
Dalam dosis maksimal yang direkomendasikan yaitu 200 -800 ghari tidak mengganggu
faktor immunitas tubuh, agregasi platelet, fungsi paru-paru dan sistem kardiovaskuler.
17
xxxii
Mulda F.Situmorang : Perbandingan Efektifitas Misoprostol Per Rektal Dengan Oksitosin Pada Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga, 2009
USU Repository © 2008
2.4.2 Efek yang Ditimbulkan Misoprostol 2.4.2.1 Pada Uterus dan Serviks
Efek misoprostol yang khas adalah meningkatkan tonus otot uterus.
32
El- Refaey dkk,1982 meneliti perubahan pada serviks antara ibu hamil yang
diberi misoprostol dengan yang tidak, dengan mikroskop elektron didapati setelah pemberian misoprostol, diameter serat kolagen memendek namun
secara statistik tidak signifikan.
32
Efek misoprostol pada serviks terutama pada jaringan stroma, ditemukan adanya disintegrasi dan disolusi kolagen.
32
Perlunakkan serviks merupakan efek sekunder setelah kontraksi uterus yang timbul dan mengfasilitasi
pengeluaran isi uterus.
32,33
2.4.2.2 Efek samping
Misoprostol menimbulkan efek samping yang relatif ringan.
10
Diare cukup banyak ditemukan dan biasanya gejala ini hilang spontan setelah pemberian
dihentikan. Bila diberikan per oral, mual dan muntah dapat timbul 2 – 6 jam
setelah pemberian.
17
Efek samping lain yang timbul adalah menggigil 19 – 62 dan demam suhu 38°C sebanyak 2 – 34 dan erat
hubungannya dengan kenaikkan dosis.
10,17
Penelitian efek mutagen telah dilakukan oleh Pastuzak dkk 1998 ,
didapati misoprostol tidak bersifat embriotosik, fetotosik ataupun karsinogenik. Malformasi janin lebih dikaitkan dengan terjadinya gangguan
suplai darah akibat kontraksi uterus selama pertumbuhan janin.
32
xxxiii
Mulda F.Situmorang : Perbandingan Efektifitas Misoprostol Per Rektal Dengan Oksitosin Pada Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga, 2009
USU Repository © 2008
Beberapa ahli meyakini dengan pemberian per rektal lebih baik untuk menghindari efek samping pada saluran cerna, dan tepat diberikan pada
penderita mual muntah, menggunakan zat anestesi dan pada kasus perdarahan pervaginam yang hebat.
10
2.4.3 Misoprostol Per Rektal
Pemberian misoprostol per rektal telah banyak diteliti dalam usaha mencegah perdarahan pasca persalinan.
34
Pemberian per rektal jarang dilakukan untuk tujuan lain seperti tindakan abortus medisinalis, pematangan serviks, ataupun
induksi partus.
32
Penelitian terpisah O’ Brien dan Diab mendapatkan pada pemberian
misoprostol per rektal, efek samping menggigil dan demam lebih sedikit di banding per oral.
9
Efek samping menggigil dan demam insidennya rendah dengan jalur pemberian selain oral . Hal ini berkaitan dengan tinggi dosis maksimal yang
dapat tercapai dengan pemakaian oral sehingga sangat tidak dianjurkan dosis yang sangat besar baik secara oral maupun sublingual.
Absorbsi misoprostol per rektal yang dapat dimanipulasi untuk meningkatkan bioavailabilitas dengan mengubah dosis maupun cara pemberian.
16
Absorbsi misoprostol yang diberikan per rektal pada trimester III lebih tinggi
dibandingkan pada trimester I, disebabkan pada trimester III mukosa rektum lebih lembab sehingga meningkatkan penyerapan.
16
xxxiv
Mulda F.Situmorang : Perbandingan Efektifitas Misoprostol Per Rektal Dengan Oksitosin Pada Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga, 2009