Tujuan Penelitian Malaria Hubungan Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase (G6pd) Dengan Infeksi Malaria Pada Populasi Nias Di Kota Medan

4. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan defisiensi G6PD dengan infeksi malaria pada populasi Nias di kota Medan. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui gambaran aktifitas G6PD pada populasi penelitian 2. Mengetahui frekuensi penderita defisiensi G6PD pada populasi penelitian 3. Mengetahui korelasi konsentrasi Hb, RBC dan umur dengan aktifitas G6PD pada populasi tersebut. 4. Mengetahui defisiensi G6PD pada populasi Nias di kota Medan dengan riwayat tidak terinfeksi malaria . 5. Mengetahui defisiensi G6PD dengan riwayat pernah terinfeksi malaria. 6. Mengetahui riwayat anemia pada populasi penelitian 5. Hipotesis Yang menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara defisiensi G6PD dengan infeksi malaria.

6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk: 1. Dunia pendidikan khususnya bidang kesehatan dan informasi tambahan bagi Dinas Kesehatan 2. Dasar penyuluhan konseling pada penderita defisiensi G6PD untuk mencegah timbulnya anemia hemolitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Malaria

Malaria adalah salah satu penyakit infeksi, penyebab kematian sekitar 1-2 juta penduduk dunia pertahun terutama di daerah Afrika. Setiap tahun penyakit ini menyerang hampir 300-500 juta penduduk dunia. Manusia terserang penyakit ini akibat terinfeksi parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles Farmedia, 2005. 2.1.Distribusi daerah endemik malaria Gambar 2. Distribusi Daerah Endemik Malaria di Dunia Tahun 2003 Farmedia, 2005 Penyakit malaria merupakan penyakit yang endemisitasnya terjadi di daerah tropis dan subtropis. Nyamuk Anopheles sebagai vektor pembawa Plasmodium dalam penyebaran penyakit ini tidak dapat bertahan hidup di bawah suhu 20 °C dan diatas 33 °C. Penyebaran Plasmodium dapat ditemukan di daerah Afrika Timur, Afrika Sahara, Asia Timur, Papua Nugini, Timur Tengah, Amerika Selatan, yang berhubungan dengan endemisitas malaria Farmedia, 2005. Indonesia, sebagai negara tropis yang dilalui garis khatulistiwa yang secara geografis terbentang dari 6°LU – 11°LS dan 95 °BT – 140°BT, endemisitas malaria terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2003, dari 227,5 juta penduduk Indonesia, sekitar 89.8 juta tinggal daerah endemik malaria. Kasus malaria yang dilaporkan sepanjang tahun 2003 ini adalah 175,558 dari 2,898,698 kasus yang mungkin terjadi berdasarkan jumlah pendududuk yang tinggal di daerah endemik tersebut WHO, 2003. Nias, merupakan salah satu daerah endemik malaria di Indonesia. Kasus malaria di daerah ini dilaporkan cukup tinggi. Ditemukan 14,868 kasus malaria di daerah Nias sepanjang tahun 2005 Dinkes, 2005.

1.2. Patofisiologi penyakit malaria

Parasit malaria yaitu Plasmodium, menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah nyamuk menghisap darah manusia, sporozoit- sporozoit malaria memasuki sel-sel hepatosit phase hepar phase di luar eritrosit. Di dalam sel-sel hepatosit, sporozoit-sporozoit akan memperbanyak diri membentuk merozoit-merozoit dan kemudian merozoit-merozoit ini meninggalkan sel-sel hepatosit memasuki sel-sel eritrosit melalui sirkulasi darah. Di dalam sel-sel eritrosit merozoit-merozoit akan berkembang membentuk tropozoit dan berlanjut membentuk skizont. Proses ini berlangsung, secara periodik dan juga menyebakan pecahnya sel-sel eitrosit. Ini merupakan phase eritrosit bagi siklus hidup Plasmodium. Pecahnya sel-sel eritrosit setelah terbentuk skizont menyebabkan dilepasnya merozoit-merozoit ke sirkulasi darah yang kemudian akan memasuki sel-sel eritrosit yang baru dan proses di atas akan berulang secara periodik. Lepasnya merozoit-merozoit ke sirkulasi darah menimbulkan serangan demam pada infeksi malaria setiap 3 atau 4 hari secara simultan. Proses ini terus berlangsung berulang-ulang sampai dihentikan oleh mekanisme pertahanan tubuh atau pada infeksi yang berat yang sering disebabkan oleh Plasmodium falciparum dapat menimbulkan kematian. Sebagian kecil merozoit-merozoit akan berubah menjadi gametosit-gametosit jantan dan betina. Jika seekor nyamuk Anopheles menggigit orang yang terinfeksi ini, maka gametosit-gametosit ini akan berpindah ke tubuh nyamuk. Fertilisasi terjadi pada tubuh nyamuk menghasilkan sprozoit baru yang akan dibawa oleh nyamuk dalam salivanya untuk melakukan siklus seperti di atas Farmedia, 2005. Gambar 3. Siklus Hidup Plasmodium

1.3. Manisfestasi klinik penyakit malaria

Gejala klinik malaria adalah Farmedia, 2005 : 1. Demam 2. Berkeringat 3. Menggigil 4. Nyeri sendi 5. Muntah 6. Anemia 7. Splenomegali Jika tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi koma dan juga kematian 2. Defisiensi G6PD 2.1. Definisi