Perumusan Masalah Kerangka Teori

2. Perumusan Masalah

Telah dijelaskan di atas bahwa seleksi natural terhadap infeksi malaria dapat ditemukan pada penderita defisiensi G6PD. Pada penderita defisiensi G6PD ini diketahui terdapat penurunan resiko terinfeksi malaria. Parasit malaria diduga tidak dapat hidup di lingkungan sel eritrosit penderita yang bersifat oksidatif akibat kurangnya pembentukan NADPH. Walaupun peninggian angka kejadian defisiensi G6PD di daerah endemik malaria mendukung teori hubungan defisiensi G6PD dengan infeksi malaria, beberapa penelitian mengenai menunjukkan hasil yang berbeda. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan defisiensi G6PD dengan infeksi malaria pada populasi Nias di kota Medan.

3. Kerangka Teori

Mutasi pada gen G6PD yang menyandi protein enzim G6PD menyebabkan defisiensi pada enzim tersebut. Enzim G6PD adalah enzim utama yang berperan dalam lintasan pentosa fosfat, yaitu suatu lintasan pada metabolisme karbohidrat yang berperan untuk menghasilkan molekul NADPH yang membantu glutathion berfungsi sebagai antioksidan. Pada penderita defisiensi G6PD, adanya stres oksidatif tambahan akan menyebabkan sel-sel eritrosit pada penderita defisiensi G6PD ini menjadi mudah lisis sehingga dapat menimbulkan keadaan anemia hemolitik akut, kronik, hiperbilirubinemia, dan gejala lainnya yang berhubungan dengan lisis sel eritrosit. Ini karena di dalam sel eritrosit satu-satunya jalan untuk pembentukan NADPH adalah melalui lintasan pentosa fosfat. Didapati penurunan resiko terinfeksi malaria pada penderita defisensi G6PD di daerah endemik malaria. NADP GSH H2O2 NADPH GSSG H2O+O2 - defect membran eritosit - hemoglobin yang abnormal - kerusakan autoimun eritrosit - hypersplenism Stress Oksidatif Lisis eritrosit Defisiensi G6PD - anemia hemolitik akut - anemia hemolitik kronik non spherositik - hiperbilirubinemia neonatus - dll Tidak terinfeksi malaria Endemik malaria Mutasi Gen G6PD Gambar 1. Bagan kerangka teori hubungan defisiensi G6PD dan infeksi malaria

4. Tujuan Penelitian