BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit malaria
adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium dan manusia dapat terinfeksi oleh Plasmodium ini melalui gigitan nyamuk Anopheles, yang melepaskan Plasmodium dari dalam salivanya sewaktu
menggigit manusia. Plasmodium memasuki sel-sel hepatosit, dan kemudian melalui sirkulasi darah akan memasuki sel-sel eritrosit. Di dalam sel-sel eritrosit
plasmodium selanjutnya berreplikasi. Replikasi ini merangsang sitolisis sel eritrosit dan menyebabkan lepasnya hasil metabolisme Plasmodium yang bersifat toksis ke
sirkulasi darah. Hal ini mencetuskan sejumlah gejala klinik yang ringan sampai berat yang dapat menyebabkan kematian Farmedia, 2005.
Diperkirakan 300-500
juta penduduk dunia terancam terinfeksi
penyakit ini setiap tahunnya, yang dapat menyebabkan kematian pada 1-2 juta penduduk dunia pertahun. Endemisitas penyakit ini terjadi di daerah tropis dan
subtropis seperti Afrika Timur, Afrika Sahara, Asia Timur, Papua Nugini, Timur Tengah, Amerika Selatan Farmedia, 2005. Sebagai daerah tropis, endemisitas
malaria ditemukan hampir di seluruh wilayah di Indonesia sejak tahun 1960-an. Pada tahun 2003, diperkirakan 2,898,698 kasus malaria ditemukan di Indonesia
berdasarkan jumlah penduduk yang tinggal di daerah endemik malaria tersebut WHO, 2003.
Di Nias, salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, malaria merupakan masalah kesehatan yang penting. Kasus malaria di daerah ini dilaporkan cukup
tinggi. Dari 27,448 kasus malaria yang ditemukan di Sumatera Utara sepanjang tahun 2005, 14,868 kasus berasal dari daerah Nias Dinkes, 2005.
Seleksi natural terhadap infeksi malaria ditemukan berhubungan dengan defisiensi enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase Glucose 6 Phosphate
Dehydrogenase G6PD Tishkoff et al., 2001, Saunders et al., 2002, Beutler, 1996. Distribusi populasi penderita defisiensi G6PD banyak ditemukan pada populasi di
daerah endemik malaria. Peninggian angka kejadian defisiensi G6PD di daerah endemik malaria ini menjelaskan teori hubungan defisiensi G6PD dengan infeksi
malaria. Pada penderita defisiensi G6PD variant A
-
di daerah Afrika Timur dan Afrika Barat, didapati penurunan resiko terinfeksi malaria Ruwende et al., 1995,
Ruwende, 1998 . Ini memberi kesan bahwa defisiensi tersebut menguntungkan pada keadaan lingkungan tertentu. Sebagai salah satu daerah endemik malaria,
kemungkinan prevalensi penderita defisiensi G6PD di Indonesia adalah tinggi. Diperkirakan 2-6 dari populasi di Indonesia sebagai carriers Beutler, 1996.
Defisiensi G6PD adalah kelainan akibat mutasi pada gen protein G6PD, menyebabkan sejumlah penyakit, seperti anemia hemolitik akut, anemia hemolitik
kronik non spherositik, hiperbilirubinemia pada neonatus, kecenderungan menderita sepsis setelah luka berat dan menderita gagal ginjal akut. Keadaan ini
timbul jika penderita terpapar oksidan akibat adanya stres oksidatif setelah
pemberian obat-obatan tertentu, infeksi tertentu, diabetes asidosis dan memakan kacang fava Frank, 2005
Enzim G6PD berperan sebagai enzim utama pada lintasan pentosa fosfat PMP shunt, yang menghasilkan ekuivalen pereduksi NADPH.
Pada sel eritrosit, lintasan pentosa fosfat merupakan satu-satunya lintasan yang menghasilkan NADPH.
NADPH berperan dalam reaksi reduksi disulfida dari glutation GSSG menjadi bentuk sulfhidril GSH, suatu anti oksidan Murray et al., 2000 . Kurangnya
pembentukan NADPH pada sel eritrosit defisiensi G6PD menyebabkan lingkungan sel eritrosit bersifat oksidatif oleh karena glutathione tidak tereduksi. Parasit
Plasmodium di duga rentan terhadap lingkungan sel eritrosit yang bersifat oksidatif Kamchonwongoaisan et al., 1989 .
Walaupun beberapa penelitian terdahulu menunjukkan penurunanan angka resiko terinfeksi malaria pada penderita defisiensi G6PD Ruwende et al., 1995,
Mockenhaupt et al., 2003, hubungan defisiensi G6PD dengan infeksi malaria masih menimbulkan kontroversi. Penelitian yang dilakukan pada daerah endemik
malaria di Myamar dan Indonesia menunjukkan hasil tidak adanya hubungan antara defisiensi G6PD dan infeksi malaria. Jalloh et al., 2004
.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan defisiensi G6PD dengan infeksi malaria pada populasi Nias di kota
Medan. Pulau Nias adalah salah satu pulau di Propinsi Sumatera Utara yang dikelilingi lautan dengan luas wilayah 4, 771 km
2
yang sebahagian besar ditutupi oleh hutan sekunder
Wikipedia, 2006
2. Perumusan Masalah