2.3.5. Jaminan Persalinan Jampersal
Program Jaminan Persalinan dicanangkan ditahun 2011 sebagai komitmen pemerintah untuk mencapai target dari MDGs tahun 2015. Dimana data kematian ibu
berdasarkan SDKI 2007 adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan serta komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan,
nifas, KB pasca salin, sehingga manfaatnya terbatas dan tidak dimaksudkan untuk melindungi semua masalah individu dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan Permenkes, 2011 Adapun ruang lingkup pelayanan jaminan persalinan terdiri dari:
a. Pelayanan Persalinan Tingkat Pertama
Pelayanan yang diberikan oleh dokter atau bidan yang berkompeten dan berwenang memberikan pelayanan yang meliputi pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan KB pasca salin, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan rujukan pada saat
terjadinya komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru serta KB pasca salin tingkat pertama.
Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Puskesmas PONED untuk kasus-kasus tertentu, serta jaringannya termasuk Polindes dan Poskesdes,
fasilitas kesehatan swasta bidan, dokter, klinik, rumah bersalin yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian Kerja Sama PKS dengan Tim Pengelola KabupatenKota. Jenis pelayanan Jaminan persalinan di tingkat pertama meliputi:
1. Pelayanan ANC sesuai standar pelayanan KIA dengan frekuensi 4 kali
2. Deteksi dini faktor risiko, komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir.
3. Pertolongan persalinan normal
4. Pertolongan persalinan dengan komplikasi dan atau penyulit pervaginam yang
merupakan kompetensi Puskesmas PONED. 5.
Pelayanan Nifas PNC bagi ibu dan bayi baru lahir sesuai standar pelayanan KIA dengan frekuensi 4 kali
6. Pelayanan KB paska persalinan serta komplikasinya
7. Pelayanan rujukan terencana sesuai sesuai indikasi medis untuk ibu dan
janinbayinya. b.
Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik untuk pelayanan
kebidanan dan bayi baru lahir kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan atau dengan komplikasi yang tidak dapat ditangani pada
fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dilasanakan berdasarkan rujukan atas indikasi medis. Pada kondisi kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal tidak
diperlukan surat rujukan. Pelayanan tingkat lanjutan menyediakan pelayanan terencana atas indikasi ibu dan janinbayinya. Pelayanan tingkat lanjutan
menyediakan pelayanan terencana atas indikasi ibu dan janinbayinya. Jenis pelayanan persalinan di tingkat lanjutan meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1. Pemeriksaan kehamilan ANC dengan risiko tinggi risti
2. Pertolongan persalinan dengan risti dan penyulit yang tidak mampu dilakukan di
pelayanan tingkat pertama. 3.
Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir dalam kaitan akibat persalinan
4. Pemeriksanaan paska persalinan PNC dengan risiko tinggi risti.
5. Penatalaksanaan KB paska salin dengan metode kontrasepsi jangka panjang atau
kontrasepsi mantap kontap serta penanganan komplikasi. c.
Pelayanan Persiapan Rujukan Pelayanan pada suatu keadaan dimana terjadi kondisi yang tidak dapat
ditatalaksana secara paripurna di fasilitas kesehatan tingkat pertama sehingga perlu dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: 1.
Kasus tidak dapat ditatalaksana paripurna di fasilitas kesehatan karena: a
Keterbatasan SDM b
Keterbatasan peralatan dan obat-obatan 2.
Dengan merujuk dipastikan pasien akan mendapat pelayanan paripurna yang lebih baik dan aman di fasilitas kesehatan rujukan.
3. Pasien dalam keadaan aman selama proses rujukan
1. Manfaat Pelayanan Jaminan Persalinan
a. Pemeriksaan kehamilan ANC yang dibiayai oleh program ini mengacu pada
buku pedoman KIA, dimana selama hamil, ibu hamil diperiksa sebanyak 4
Universitas Sumatera Utara
kali disertai konseling KB dengan frekuensi: 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, 2 kali pada triwulan ketiga. Pemeriksaan kehamilan
yang jumlahnya melelbihi frekuensi diatas pada tiap-tiap triwulan tidak dibiayai oleh program ini.
b. Penatalaksanaan Persalinan
c. Pelayanan nifas Post Natal Care
Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali, masing-masing 1 kali pada: 1 Kunjungan pertama untuk Kf1 dan KN1 6 jam sd hari ke-2, 2
Kunjungan kedua untuk KN2 hari ke-3 sd hari ke-7, 3 Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 hari ke-8 sd hari ke-28 dan 4 Kunjungan keempat untuk Kf3
hari ke-29 sd hari ke-42 Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan hingga 42 hari pasca persalinan.
Pelayanan KB pasca salin antara lain:a Kontrasepsi mantap kontap, b IUD, c Implant, dan d Suntik
2. Pendanaan Jaminan Persalinan Pendanaan Jaminan persalinan merupakan bagian integral dari pendanaan
Jamkesmas, sehingga pengelolaannya pada Tim PengelolaDinas Kesehatan Kabkota tidak dilakukan secara terpisah baik untuk pelayanan tingkat
pertamapelayanan dasar maupun untuk pelayanan tingkat lanjutanrujukan. Pengelolaan dana Jamkesmas di pelayanan tingkat pertamapelayanan dasar
dilakukan oleh Dinas Kesehatan selaku Tim Pengelola Jamkesmas tingkat
Universitas Sumatera Utara
KabupatenKota sedangkan pelayanan tingkat lanjutanrujukan dilakukan oleh RS.
Dana Jampersal dipelayanan kesehatan dasar disalurkan ke rekening Dinas Kesehatan KabupatenKota, terintegrasi dengan dana Jamkesmas. Sedangkan
untuk pelayanan kesehatan rujukan langsung dikirim kerekening Rumah Sakit.
Gambar 2.3. Alur Penyaluran dan Pertanggunjawaban Dana Jamkesmas 2.3.6.
Expanding Maternal and Neonatal Survival EMAS
Dari berbagai program yang sudah digulirkan oleh pemerintah angka kematian ibu masih tetap tinggi di Indonesia. Dimana data terbaru dasarkan SDKI
2012 angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut
Universitas Sumatera Utara
WHO 2005 hal ini bisa disebabkan oleh berbagai penyebab yaitu penyebab langsung secara medis yaitu terjadinya perdarahan berat, infeksi, aborsi tidak aman,
eklamsia, persalinan lama. Sedangkan penyebab tidak langsung secara medis adalah penyakit malaria, anemia, HIVAIDS dan penyakit kardio vaskuler.
Selain dari penyebab diatas, faktor perilaku kesehatan dimana masih rendah pemahaman masyarakat tentang perawatan selama kehamilan dan persalinan serta
perilaku secara kesehatan reproduksi dimana usia menikah terlalu muda, jarak antar kelahiran, dan paritas juga menjadi faktor tingginya angka kematian ibu.
Program EMAS merupakan program bantuan teknis Pemerintah Amerika kepada Pemerintah Indonesia melalui pendanaan United State Agency for
International Development USAID di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan RI selama 5 tahun 2012-2016. Program ini berupaya untuk meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan, terutama untuk kesehatan ibu dan anak dibidang fasilitas kesehatan. Pemerintah telah menetapkan kebijakan tentang peningkatan pelayanan
kesehatan terutama maternal dan neonatal yang salah satu tujuannya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak Alamsyah, 2012
Program EMAS mendukung pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten, dalam berjejaring dengan Organisasi Masyarakat Sipil, fasilitas kesehatan publik dan
swasta, asosiasi rumah sakit, organisasi profesi, sektor swasta dan lain-lain. Program ini akan berkontribusi terhadap percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru
lahir sebesar 25 di Indonesia. Jejaring program EMAS ini adalah JHPIEGO, Save
Universitas Sumatera Utara
The Children, Muhammadiyah-Aisyiah, Perkumpulan Budi kemulian dan RTI USAID, 2012. Program EMAS dilakukan di 30 kabupaten dan 6 propinsi yaitu:
a. Sumatera Utara daerah intervensinya adalah Kabupaten Deli Serdang.
Kabupaten di sekitar daerah intervensi adalah Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Langkat, Kabupaten Karo, Kota Pematang Siantar, Kabupaten
Serdang Bedagai, Kab Simalungun, dan Kota Binjai b.
Banten daerah intervensinya adalah Kabupaten Serang. Kabupaten di sekitar daerah intervensi adalah Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten
Pendeglang, dan Kota Cilegon c.
Jawa Barat daerah intervensinya adalah Kabupaten Bandung. Kabupaten di sekitar daerah intervensi adalah Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat. Daerah intervensi lain di Jawa Barat
adalah Kabupaten Cirebon. Kabupaten di sekitar daerah intervensi adalah Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan
d. Jawa Tengah daerah intervensinya adalah Kabupaten Tegal. Kabupaten di
sekitar daerah intervensi adalah Kota Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, dan Kota Pekalongan. Daerah intervensi lain
di Jawa tengah adalah Kabupaten Banyumas. Kabupaten di sekitar daerah intervensi adalah Kabupaten Kebumen, Kabupaten Cilacap, Kabupaten
Purbalingga, dan Kabupaten Banjarnegara
Universitas Sumatera Utara
e. Jawa Timur daerah intervensinya adalah Kabupaten Malang. Kabupaten di
sekitar daerah intervensi adalah Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kota Batu, dan Kabupaten Blitar
f. Sulawesi Selatan. Daerah intervensinya adalah Kabupaten Pinrang. Kabupaten
di sekitar daerah intervensi adalah Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Enrekang, Sidenreng Rappang, dan Kota Pare-Pare.
2.3.6.1. Tujuan Expanding Maternal and Neonatal Survival EMAS
1. Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi maternal-neonatal
1 Memastikan prioritas intervensi medis berdampak besar pada penurunan
kematian ibu dan neonates diterapkan di Puskesmas dan Rumah Sakit. 2
Melakukan pendekatan tata kelola clinical governance diterapkan di Puskesmas dan Rumah Sakit.
2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem rujukan antar Puskesmas dan
Rumah Sakit. 1
Melakukan penguatan sistem rujukan, dimana tenaga kesehatan atau bidan yang ada di desa ataupun di Puskesmas merujuk ke Rumah Sakit dalam
kondisi yang bersiap. 2
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan pemerintah daerah.
3 Meningkatkan akses masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
Hardjono, 2013. Untuk melakukan semua hal tersebut, program EMAS fokus terhadap:
Universitas Sumatera Utara
a Memperbaiki dan memperkuat jalinan antara Rumah Sakit dan Puskesmas
b Menggunakan teknologi berbasis Web dan ponsel sederhana untuk
meningkatkan komunikasi, memperpendek waktu rujukan, dan memastikan pasien distabilkan kondisinya.
c Menetapkan sekumpulan standar dan audit berkala yang dapat membantu pihak
kabupaten untuk mengenali dan memantau semua kelebihan dan kekurangan dalam sistem rujukan dan memastikan dibuatnya kebijakan dan standar
pelayanan yang sesuai. d
Mengurangi halangan keuangan dan memastikan semua orang mempunyai akses setara untuk memperoleh jaminan sosial.
2.3.6.2. Konsentrasi Program EMAS
Dalam melaksanakan program ini, tidak semua yang berkaitan dengan kematian ibu dan bayi diintervensi, tetapi terkonsentrasi kepada 7 penyebab kematian
maternal dan neonatal, bidang kematian ibu ada 4 penyebab yang akan diintervensi yaitu kejadian perdarahan hemorrhage, pre ekslamsia berateklamsia, infeksi dan
partus macet prolonged labor., sedangkan untuk neonatal yang diintervensi adalah asfiksia, sepsis, dan berat bayi lahir rendah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Konsentrasi Intervensi pada Program EMAS No
Priority Diagnoses Priority Intervensions
Maternal Intervensions 1
Hemorrhage 1.
Active management of 3
rd
2. PPH management
stage of labor 3.
Management of shock 4.
Use of blood transfusion 5.
Use of manual vacuum aspiration MVA and post abortion care PAC
2 Severe Pre-eclampsia
eclampsia a.
Use of magnesium sulphate b.
Treatment of hypertension c.
Timely delivery 3
Maternal infection Safe use of prophylactic antibiotics and treatment of
sepsis 4
Prolonged Labor 1.
Use of the partograph 2.
Safe use of cesarean section Neonatal Interventions
5 Neonatal asphysia
Newborn resuscitation 6
Neonatal Sepsis Diagnosis and treatment of neonatal infection
7 Low Birth Weight
1. Assess and monitor for complications of
prematury 2.
Increased surveillance for infectionsepsis 3.
Early diagnosis and management of feeding problems
4. Early initation of breastfeeding
5. Kanggaroo mother care
2.3.6.3. Framework dan Intervensi Program EMAS
Program EMAS dalam melaksanakan programnya menggunakan pendekatan Vanguard dimana sistem rujukan yang digunakan adalah satu RS akan dikunjungi
Puskesmas dimana disinilah nanti dijalin sistem rujukan, Puskesmas akan merujuk ke RS tertentu untuk meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan professional sehingga pada akhirnya mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Universitas Sumatera Utara
Intervensi yang dilakukan melalui quality improvement atau peningkatan kualitas di Rumah Sakit dan stakeholders yang mempunyai kemampuan untuk
membuat kebijakan seperti Kepala Dinas Kesehatan, direktur RS khususnya dokter spesialis obgyn dan anak, serta tenaga spesialis lainnya yang mendukung. Selain dari
peningkatan kualitas tenaga kesehatan, program ini juga menggunakan SMS sebagai media untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak dengan nama SIJARIEMAS.
Goal Reduced Maternal and Newborn Mortality
Gambar 2. EMAS Results Framework
Gambar 2.4. EMAS Result Framework
VANG UAR
D AP
P R
OAC H
Increased covegare of life-saving MNH interventions
Improved quality of emergency MNH
services Increased efficiency
and effectiveness of referral systems
Referral systems functioning optimally
and equitably High-impact, life
saving clinical interventions
implemented through strong clinical
Strengthened accountability within government, the community and the health system for supportive policies
and resource management
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. EMAS Program Interventions
2.3.6.4. Roadmap Kegiatan Governace Program EMAS 2012-2016
Program EMAS direncanakan berjalan di Indonesia selama 5 tahun 2012- 2016 dengan berbagai intervensi yang dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak sebesar 25 sehingga tujuan dari MDGs menurunkan angka kematian ibu sebesar ¾ atau menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan 23
per 1000 kelahiran hidup ditahun 2015 tercapai. Program EMAS dalam
Strengthened Accountability for improved Policies and Resources
Civic Engagement
Pokja-multi sector
Civic forum-community members
Citizen Feedback sigapku, CRC
National Advocacy with professional associations, and other stakeholders Referral Strengthening
Referral performance
standars
Network MOUs
Sijari EMAS referral exchange
Maternal Perinatal audit
at district level pathway audit
Equitable accesssocial
insurance
Increased coverage of life saving MNH Interventions
Quality Improvement
Strategic leadership and shared vision
Clinical performance standards
Provider behavioral
interventions
Staff from puskesmas complete rotations in hospitals
Death and near miss audits
Dashboards
SIPPP SMS Learning
Sigapku SMS citizen
feedback
Service charters
Increased efficiency and effectiveness of referral
Improved quality of emergency MNH service
M E
NT O
RING P
RO CE
SS
Universitas Sumatera Utara
mengimplementasikan program membagi kegiatan dalam target tahunan sehingga
tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi tercapai. Tabel 2.2. Roadmap Kegiatan Program EMAS 2012-2016
No Tahun
Kegiatan Capaian
1 2012
Pembangunan Kelembagaan Pokja pembangunan kesadaran, pengenalan
teknologi, partisipasi dan transparansi SIJARIEMAS,
SIGAPKU, SIPPP melalui SMS dan Voice call
center
2 2013
Peningkatan partisipasi dan transparansi pelayanan melalui
maklumat pelayanan dan umpan balik, akses yang baik terhadap pembiayaan
Penguatan intervensi tahun pertama melalui
aplikasi telepon seluler
3 2014
Penguatan sistem rujukan dengan dukungan regulasi yang baik,
pelayanan berkualitas dan akses yang lebih baik, didukung kolaborasi
stakeholders Penguatan intervensi
tahun 1 dan ke 2 serta integrasi sistem
4 2015
Perluasan partisipasi dan transparansi dalam pelayanan KIA
Penguatan intervensi tahun 1, ke 2 dan ke 3
serta integrasi dan mengimplementasikan
sistem
5 2016
Kelembagaan rujukan yang kuat, kebijakan yang pro MNH, jaminan
pembiayaan bagi kelopok miskin, askes yang adil terhadap pelayanan
KIA Penguatan intervensi
tahun 1, ke 2, ke 3 dan ke 4 serta potensi teknologi
baru innovation
2.4. Indikator Program Kesehatan Ibu
Indikator program kesehatan ibu yang diperlukan dalam pelaporan kesehatan ibu yaitu: kunjungan antenatal K1, kunjungan antenatal 4 kali K4, persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan PN, kunjungan nifas KF, penanganan komplikasi
Universitas Sumatera Utara
obstetric PK, kematian ibu dan cakupan peserta KB aktif. Data indicator program kesehatan ibu dipantau perkembangan pencapaiannya setiap bulan.
2.4.1. Pelayanan Antenatal