Drama Korea

A. Drama Korea

a. Sejarah Drama Korea (K-drama)

Jika orang-orang yang lahir pada tahun 1970-an atau 1980-an ditanya mengenai serial rama, film atau musik dari negara Asia mana yang populer di Indonesia pada era generasinya, mungkin mereka akan menjawab Jepang, Cina, dan Hongkong, tanpa menyebut Korea di dalamnya. Akan tetapi, lain halnya jika pertanyaan yang sama ditanyakan pada pemuda sekarang, atau generasi kelahiran 1990-an. Korea pasti akan keluar menjadi salah satu jawaban mereka.

Generasi muda sekarang akan dengan mudah menyebut judul film, musik, atau drama Korea. Terlepas dari apakah ia pernah mengkonsumsi film, music, atau drama, fakta bahwa hampir sebagian besar generasi muda di Indonesia dapat mengenali keberadaan produk budaya Korea menunjukkan suatu realitas, yaitu : Budaya Korea telah berkembang begitu pesatnya, hingga sukses menjangkau popularitas di mancanegara.

Maraknya produk-produk budaya Korea di luar negeri sebenarnya berawal dari pada tahun 1994 ketika Kim Young-sam, presiden Korea Selatan yang kala itu menjabat, mendeklarasikan globalisasi sebagai visi nasional dan sasaran strategi Maraknya produk-produk budaya Korea di luar negeri sebenarnya berawal dari pada tahun 1994 ketika Kim Young-sam, presiden Korea Selatan yang kala itu menjabat, mendeklarasikan globalisasi sebagai visi nasional dan sasaran strategi

Berbagai upaya dan pembenahan dilakukan untuk mewujudkan globalisasi budaya Korea, mulai dari preservasi dan modernisasi warisan budaya tradisional Korea agar lebih dapat diterima publik mancanegara, melatih tenaga professional dalam bidang seni dan budaya, memperluas fasilitas kultural di wilayah lokal, membangun pusat budaya yang luar negeri, sampai membangun jaringan komputer dan internet di seluruh pelosok negeri untuk menunjang persebaran informasi

budaya 24 . Upaya integratif pemerintah Korea tersebut mulai mendatangkan hasil nyata dalam lima tahun. Budaya Korea mulai terekspansi ke mancanegara. Pada tahun 1999, dalam konteks krisis ekonomi yang melanda, drama Korea menjadi marak diimpor negara-negara Asia Tenggara karena merupakan satu-satunya pilihan yang paling ekonomis jika dibandingkan drama Jepang yang lebih mahal 4 kali lipat dan

Hongkong yang bisa lebih mahal 10 kali lipat 25 .

Seiring berjalannya waktu, budaya Korea tidak hanya marak dikonsumsi di Asia Tenggara, tetapi juga beranjak ke Amerika Serikat, Timur Tengah, dan Amerika Latin, yang terbukti dengan adanya fans club di sana. Dalam 10-15 tahun terakhir, budaya Korea berkembang begitu pesatnya hingga meluas dan diterima publik dunia,

24 Doobo Shim, Hibridity and The Rise of Korean Popular Culture in Asia , Media, Culture, and Society, Vol 28 (1), (London, SAGE Publication,2006) hal 25

25 Shim, Op. Cit, hal 44 25 Shim, Op. Cit, hal 44

“Hallyu” atau "Korean Wave" adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia, atau secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea (Shim, 2006). Fenomena ini diikuti dengan banyaknya perhatian terhadap produk Korea Selatan, seperti

misalnya masakan, barang elektronik, musik dan film. Di Indonesia saat ini, fenomena gelombang Korea melanda generasi muda Indonesia yang umumnya menyenangi drama dan musik Korea.

b. Perkembangan K-drama di Indonesia

Di Indonesia sendiri, hallyu diawali oleh serial drama. Berbagai stasiun televisi Indonesia mulai menayangkan drama produksi Korea Selatan setelah salah satu stasiun televisi Indonesia sukses menayangkan drama Endless Love, atau yang berjudul resmi Autumn in My Heart di Korea, pada tahun 2002. Romantisme dan kisah tragis menyedihkan senantiasa mewarnai drama ini, menarik emosi penonton untuk hanyut meresapi alur cerita, sehingga Endless Love sukses memikat perhatian para pecinta drama Indonesia, yang sebagian besar adalah para perempuan. Selain orisinalitas cerita, drama ini juga diperankan oleh aktor dan aktris yang rupawan dengan kemampuan akting yang baik sehingga sukses menjadi titik balik bagi meluasnya budaya pop Korea di Indonesia.

Kesuksesan drama Endless Love yang memiliki genre drama melankolis ini, diikuti dengan kesuksesan drama-drama melankolis Korea lainnya, antara lain Winter Sonata dan Memories in Bali. Setelah drama melankolis, muncul drama komedi romantis yang juga sangat digandrungi oleh pemirsa Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Full House, My Sassy Girl dan Princess Hours. Selain drama melankolis dan komedi romantis, genre drama Korea dengan latar belakang sejarah juga mencetak rating tinggi di Indonesia. Drama yang termasuk dalam genre ini antara lain Dae Jang Geum dan Queen Seon Deok.