Tindak Tutur Direktif

2.Tindak Tutur Direktif

Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu. Subtindak tutur yang dapat dimasukkan ke dalam tindak tutur direktif antara lain mengusulkan, memohon, menyuruh, mengajak, dan memberi nasihat .

a. Tindak Tutur Direktif “Menyuruh ”

“Menyuruh” berasal dari kata dasar “suruh”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyuruh memiliki arti memerintah (supaya melakukan sesuatu) (hal.1109:1989). Berikut contoh tindak tutur direktif “menyuruh”. Tempat : Di pos bajaj

Ø Konteks : Beberapa saat setelah Isa dan Raden tiba, Melky turut hadir di Pos Bajaj beserta penumpangnya yang tak lain adalah Lolok, kemudian Lolok turun secara perlahan.

5) Melky :“Heh,badakair...ayo cepetan turun!” (CNB/4/Maret) Lolok : “Nih...” Melky : “Yah... sepuluh ribu? Lima belas ribu! Kurang!”

Analisis

Tuturan pada data (CNB/4/Maret) merupakan tindak tutur direktif. Kata “cepetan turun” merupakan penanda lingual subtindak tutur “menyuruh ”. Tuturan tersebut bermaksud menyuruh Lolok untuk bergegas turun dari bajaj Melky karena Lolok terlalu lamban dan kegemukan sehingga tidak bisa Tuturan pada data (CNB/4/Maret) merupakan tindak tutur direktif. Kata “cepetan turun” merupakan penanda lingual subtindak tutur “menyuruh ”. Tuturan tersebut bermaksud menyuruh Lolok untuk bergegas turun dari bajaj Melky karena Lolok terlalu lamban dan kegemukan sehingga tidak bisa

Pada data (CNB/4/Maret) merupakan tindak tutur langsung yang bermoduskan kalimat perintah. Tempat : Depan pintu gerbang kampus

Ø Konteks : Percakapan tersebut terjadi saat Deni, Wendy, dan Narji naik bajaj. Isa. Setelah sampai di kampus, Isa meminta tarif dua puluh ribu. Namun, mereka tidak punya uang, kemudian Deni menyuruh

Wendy membayar.

6) Isa

: “Dua puluh ribu, sini bayar!” Deni : “Dua puluh ribu? Biasanya sepuluh ribu, Sa?!” Isa : “Biasanya kan gue cuma membawa satu penumpang,

sekarang tiga penumpang. Ayo bayar!” Deni : “Wen, bayar, Wen!” (CNB/1/Maret) Wendy : “Kok gue sih? Gue pikir Narji yang bayar.”

Analisis:

Pada Tuturan (CNB/1/Maret) merupakan tindak tutur direktif. Kata “bayar Wen...” merupakan penanda lingual subtindak tutur direktif “menyuruh”. Tuturan Deni bermaksud menyuruh Wendi untuk membayar Isa karena Deni tidak punya uang. Pada tuturan (CNB/1/Maret) merupakan tindak tutur langsung yang menyuruh Narji secara langsung tanpa maksud yang terselubung . Ditemukan tindak tutur Direktif “menyuruh” pada data (CNB/13/Januari), dan (CNB/25/Januari).

b. Tindak Tutur Direktif “Mengusulkan”

“Pemberian usul atau mengusulkan” dalam KBBI memiliki arti “menganjurkan, mengajukan usul, menyarankan, mengemukakan sesuatu “Pemberian usul atau mengusulkan” dalam KBBI memiliki arti “menganjurkan, mengajukan usul, menyarankan, mengemukakan sesuatu

Tempat : Di sebelah ruang perkuliahan. Ø Konteks : Pada saat itu Deni dan Wendy mengalami kebingungan dalam mengerjakan tugas bahasa Inggris yang diberikan oleh Bu Ayuk, kemudian Deni mengusulkan untuk meminta perpanjangan waktu

kepada Bu Ayuk agar supaya tidak mendapat nilai “E” karena pekerjaannya belum selesai.

7) Wendy :“Den, kalau Bu Ayuk marah gimana? Terus kita dikasih

nilai E”

Deni :“Gini aja, gimana kalau kita minta dispensasi perpanjanganwaktu ma Bu Ayuk buat ngerjain tugas itu?”

(CNB/7/Februari) Wendy : “Gue setuju tu” (dengan tersenyum)

Analisis

Tindak tutur pada data (CNB/7/Februari) termasuk tindak tutur representatif atau asertif. Kata “Gini aja, Gimana kalau kita” merupakan subtindak tutur “mengusulkan”.Tuturan Deni pada data (CNB/7/Februari) bermaksud memberikan sebuah usulan kepada Wendy agar supaya mereka tidak mendapat nilai “E” .

Selain data (CNB/7/Februari) contoh data lain yang merupakan tidak tutur direktif dengan subtindak tutur “mengusulkan sebagai berikut.

Tempat : Di pos bajaj

Ø Konteks : Ketika para tukang bajaj sedang mengobrol dan bersenda gurau di pos bajaj, tidak lama kemudian Bang Wahid datang untuk

menghajar para tukang bajaj. Bang Wahid terpaksa melakukannya karena disuruh oleh Narji dan diberi imbalan oleh Narji. Sebelum bang Wahid mulai menghajar para tukang bajaj, Melky mengusulkan kepada Bang Wahid akan memberikan imbalan dua kali lipat lebih besar apabila Bang Wahid membatalkan niatnya menghajar para tukang bajaj. Bang Wahid terpaksa melakukannya karena disuruh oleh Narji dan diberi imbalan oleh Narji. Sebelum bang Wahid mulai menghajar para tukang bajaj, Melky mengusulkan kepada Bang Wahid akan memberikan imbalan dua kali lipat lebih besar apabila Bang Wahid membatalkan niatnya

8 ) Bang Wahid : “Aden, ente yang nyantet Wendi?” Raden

: “Iye, emang kenape?”

Bang Wahid : “Asal ente tahu ya Narji udah bayar Lima puluh ribu buat ngajar ente berdua paham!” Melky

: “Gini aja bang, bagaimana kalau kita bayar dua kali

lipat seratus ribu untuk menghajar Narji, Wendy, Deni?” (CNB/9/Maret)

Bang Wahid : “Tapi narji udah bayar ane duluan masa ane mukul

yang bayar ane gimane ente?”

Analisis

Pada tuturan (CNB/9/Maret) termasuk tindak tutur direktif .Fungsi tindak tutur tersebut yang digunakan dalam data adalah fungsi “mengusulkan”. Pada Kata “Gini aja Bang” kemudian kata “bagaimana kalau” merupakan penanda lingual subtindak tindak tutur “mengusulkan” . Pada tuturan (CNB/9/Maret) Melky sebagai salah satu kelompok sopir bajaj memberikan usul atau menganjurkan kepada Bang Wahid agar supaya tidak menghajar para tukang bajaj, akan tetapi menghajar Narji beserta kedua temannya dengan imbalan dua kali lipat lebih besar dari imbalan yang diberikan oleh Narji kepada Bang Wahid.

Selain data (CNB/9/Maret), contoh lain fungsi tindak tutur mengusulkan sebagai berikut. Tempat : Dialog terjadi di depan kampus

Ø Konteks :Ketika Isa meminta mereka membayar jasa bajajnya. Waktu itu Isa meminta bayaran sebesar tiga puluh ribu rupiah, akan tetapi deni,narji, tidak mampu membayarnya mereka hanya memiliki

uang sebesar sepuluh ribu, kemudian Deni justru meminta bayaran sebesar lima puluh ribu rupiah kepada Isa dengan alasan untuk ganti rugi, karena telah membuat jantungnya deg-degan dan hampir copot. Semula Isa menolak permintaan Deni karena jumlah uang sebesar sepuluh ribu, kemudian Deni justru meminta bayaran sebesar lima puluh ribu rupiah kepada Isa dengan alasan untuk ganti rugi, karena telah membuat jantungnya deg-degan dan hampir copot. Semula Isa menolak permintaan Deni karena jumlah

9) Isa : “Ayo bayar gue mau narik lagi nih” Deni : “Gue cuman punya lima ribu (dengan menunjukkan

uangnya kepada Wendy dan Narji), gue ada akal,he…!Sa, harusnya loe yang bayar”.

Isa : “Kok gue yang bayar sih?” Deni : “Loe inget gak tadi waktu loe naik bajai loe bawanya ngebut, waktu loe ngebut jantung gue dek-dekkan ampir putus, kalau sampai jantung gue kaget terus gue kena serangan jantung operasinya tu ratusan juta.sekarang loe yang bayar lima puluh ribu”

Narji : “Mendingan loe sekarang bayar lima puluh ribu”

(CNB/2/Maret)

Analisis

Pada tuturan (CNB/2/Maret) menunjukkan bahwa tuturan tersebut adalah tindak tutur direktif . Pada kata “Mendingan loe” merupakan penanda lingual subtindak tutur “menyarankan”. Pada tuturan (CNB/2/Maret) Narji mengatakan pada Isa bahwa “Mendingan loe sekarang bayar lima puluh ribu ” . Narji bermaksud memberikan saran kepada Isa untuk membayar Deni lima puluh ribu rupiah sebagai ganti rugi dari pada membayar ratusan juta untuk operasi jantung.

Tuturan atau kata “mendingan” dalam KBBI memiliki arti “lebih baik” (hal 731:2005), sehingga tuturan tersebut memiliki daya untuk membuat mitra tutur memilih saran atau usul yang diberikan oleh penutur. Contoh tindak tutur yang sejenis pada data (CNB/17/Januari).

c. Tindak Tutur direktif “Menasihati”

Menasihati memiliki kata dasar yaitu nasihat dalam KBBI berarti ajaran atau pelajaran yang baik, “menasihati” dalam KBBI berarti memberi nasihat.(hal 683:1989).

Contoh tindak tutur direktif “menasihati” adalah sebagai berikut. Tempat : Di ruang dosen.

Ø Konteks : Tuturan terjadi antara Bu Ayuk dengan Lolok .Pada saat Bu Ayuk makan siang di ruang dosen, tiba-tiba Lolok masuk ruang Bu Ayuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

10) Lolok

: “Bu Ayuk, gawat Bu Ayuk!”

Bu Ayuk : “Lolok bisa gak, ketuk pintu dulu? Lolok mau

kemana?”

Lolok : “Kata Bu Ayuk ketuk pintu dulu.” Bu Ayuk

: “Lain kali kalau kamu masuk ruangan, kamu ketuk

pintu dulu.Oke,ada apa?”

(CNB/10/Maret)

Analisis

Dialog pada data (CNB/10/Maret) merupakan tindak tutur direktif. Pada tuuran tersebut bu Ayuk merasa kurang nyaman melihat tingkah laku Lolok yang sudah terbiasa masuk ruangan tanpa ketuk pintu terlebih dahulu. Bu Ayuk sebagai seorang dosen memiliki kewajiban untuk menasihati Lolok sebagai mahasiswanya. “Lain kali” pada tuturan “Lain kali, kalau kamu masuk ruangan, kamu ketuk pintu dulu.” Merupakan tanda lingual subtindak tutur “menasihati”. Pada tuturan (CNB/10/Maret) bermaksud untuk menasihati Lolok agar supaya selalu mengetuk pintu terlebih dahulu jika mau masuk ruangan. Contoh lain tindak tutur direktif “menasehati” sebagai berikut. Tempat : Di sebelah ruang perkuliahan

Ø Konteks : Percakapan terjadi antara Bunga dan Lolok. Ketika Bunga melihat Lolok sedang cemberut, kemudian Bunga datang menghampirinya

dan bertanya tentang penyebab Lolok cemberut.

11) Bunga : “Eh loe disini Lok, kok masih cemberut? Kan gue dah ngasih saran cara mendapatkan perhatian cowok.” Lolok : “Iya, gara-gara kamu menyaranin kayak gitu, aku jadi di

bilang gila sama Narji!”

Bunga : “Ya habisnya sih, senyumnya berlebihan. Makanya jangan

nakut-nakutin. Senyumnya itu harus alami dan

menawan. Gue contohin ye…”(Kemudian Bunga mencari cowok yang lewat disekitarnya.) (CNB/11/Januari).

Analisis

Pada tuturan (CNB/11/Januari) Bunga melihat Lolok cemberut karena tidak berhasil dalam mencari perhatian cowok, kemudian Bunga menasihati Lolok agar supaya banyak cowok tertarik pada Lolok. Kata “makanya jangan nakut-nakutin ” pada tuturan “Makanya jangan nakut-nakutin. Senyumnya itu harus alami dan menawan” merupakan subtindak tutur “menasehati”. Pada tuturan tersebut Bunga sebagai teman curhat Lolok merasa khawatir, karena melihat Lolok selalu dijahui cowok. Tuturan pada (CNB/11/Januari) bunga bermasud untuk menasihati Lolok Agar supaya tersenyum secara alami dan menawan serta tidak berlebihan agar supaya tidak dikatakan orang gila oleh Narji. Tempat : Depan pintu gerbang kampus.

Ø Konteks : Tuturan terjadi antara Wendi, Deni, Narji, dan Isa. Ketika Isa mengantar Wendi, Deni, dan Narji dengan ngebut, Deni merasa kesal dan meminta ganti rugi kepada Isa.

12) Isa

: “Ayo bayar! Gue mau narik lagi nih!”

Deni : “Gue cuman punya lima ribu...” (Dengan menunjukkan uangnya kepada Wendi dan Narji) Gue ada akal, he…! Sa, harusnya loe yang bayar.”

Isa : “Kok gue yang bayar sih?” Deni : “Loe inget gak? Tadi waktu loe naik bajaj, loe bawanya ngebut. Waktu loe ngebut jantung gue deg-degan ampir putus, kalau sampai jantung gue kaget terus gue kena serangan jantung, operasinya tu ratusan juta! Sekarang loe yang bayar lima puluh ribu.”

Narji : “Mendingan loe sekarang bayar lima puluh ribu.’ Wendi : “Bener, Sa. Mendingan loe bayar sekarang.” Deni : “Cepat bayar lima puluh ribu, gue gak senang nih jantung gue

deg-degan, mending gue tuntut loe ke pengadilan.” Isa

: “Jangan, ya...” Deni : “Udeh, kalo nyopir jangan ngebut.” (CNB/3/Maret)

Analisis

Pada tuturan (CNB/3/Maret) menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif . Deni mengatakan kepada Isa bahwa “Udeh, kalo nyopir jangan ngebut .” Deni bermaksud menasehati Isa agar supaya tidak terlalu kencang dalam membawa atau menyopir bajaj, karena bisa membuat penumpang celaka. Tuturan pada “Udeh, kalo nyopir jangan ngebut .” Merupakan penanda lingual subtindak tutur “menasehati”. Tindak tutur direktif “menasehati” terdapat pada data (CNB/10/Januari)

d. Tindak Tutur Direktif “Memohon”.

Memohon memiliki kata dasar yaitu “mohon”. Kata “mohon” dalam KBBI memiliki arti 1.minta dengan harap;berharap supaya mendapat sesuatu,2.ampunlah (untuk menyatakan maksud menolak atau mengingkari, jadi berarti tidak mau)(hal.663:1989). Selanjutnya kata “memohon” dalam KBBI berarti meminta dengan hormat. Contoh tindak tutur direktif “memohon” sebagai berikut. Tempat : kejadian di pos bajaj

Ø Konteks : Pada saat para tukang bajaj sedang rapat untuk mengantisipasi terjadinya perampokan. Kemudian datang seorang penumpang

dengan wajah garang seperti preman, menyuruh salah satu dari para tukang bajaj untuk mengantarnya, akan tetapi mereka menolaknya.

13) Penumpang : “Bang, anterin ke Blok M.” Raden

: “Maaf bang, saya gak narik.”

Melky

: “Sama, bang.”

Isa : “Ampun bang, saya cuma sopir bajaj, bang. Jangan

dirampok...” (CNB/15/Januari)

Penumpang : “Saya teh gak mau ngerampok, tolong anterin ke blok

M.

Analisis

Raden, Isa, dan Melky sangat berhati-hati dan takut terhadap perampok. Ketika mereka disuruh penumpang mengantar ke Blok-M, Melky dan Raden menolaknya sedangkan Isa justru memohon ampun kepada penumpang tersebut supaya tidak dirampok. Penanda Lingual subtindak tutur direktif “memohon” adalah kata “Ampun bang”. Pada Tuturan (CNB/15/Januari) Isa bermaksud memohon ampun terhadap penumpang tersebut, agar supaya tidak dirampok. Isa mngira bahwa penumpang tersebut adalah perampok karena wajah penumpang tersebut sangar seperti preman.. Contoh lain tindak tutur direktif “memohon” sebagai berikut. Tempat : Dekat parkiran dalam kampus

Ø Konteks : Percakapan terjadi antara Narji dan Preman. Ketika Narji memohon kepada preman tersebut agar tidak dihajar atau dipukulin karena belum membayar tepat waktu.

14) Preman 1 : “Sontoloyo, gak punya uang, berani datang loe?!” Narji

: “Ampun, bang. Ampun...” (CNB/12/Februari).

Analisis

Tuturan yang disampaikan Narji merupakan tindak tutur direktif. Tuturan pada data (CNB/12/Februari) bermaksud untuk memohon kepada para rentenir tersebut agar supaya diampuninya karena belum punya uang untuk membayar. Subtindak tutur direktif “memohon” pada data (CNB/12/Februari) ditandai dengan penanda Lingual “Ampun, bang. Ampun...”. . Fungsi tuturan “ampun” pada data (CNB/12/Februari) adalah sebagai sebuah permohonan agar tidak dicelakai preman tersebut.

e) Tindak Tutur Direktif “Mengajak”.

“Mengajak” dalam KBBI memiliki arti; 1. Meminta (menyilakan, menyuruh, dsb) supaya turut (datang), 2. Membangkitkan hati supaya melakukan sesuatu (hal.14:1989). Contoh Tindak tutur direktif “mengajak” sebagai berikut. Tempat : Dekat ruang kuliah

Ø Konteks : Percakapan berlangsung antara Narji dan Lolok. Ketika Narji sedang membaca buku, Lolok datang merayu Narji dan bermaksud mengajak Narji kencan dengannya.

15) Lolok : “Narji hari ini ganteng.” (Dengan nada rayuan.) Narji : “Masak sih?” Lolok : “Ji, malam minggu kita jalan-jalan yuk!”

(CNB/4/Januari)

Analisis

Pada tuturan (CNB/4/Januari) Lolok mengajak Narji jalan-jalan pada malam minggu karena malam minggu merupakan waktu yang tepat untu keluar berduaan. Kata “yuk” dalam tuturan “malam minggu kita jalan-jalan yuk” merupakan penanda lingual subtindak tutur “mengajak”. Dalam tuturan tersebut lolok mengajak Narji jalan-jalan karena Lolok mempunyai rasa Pada tuturan (CNB/4/Januari) Lolok mengajak Narji jalan-jalan pada malam minggu karena malam minggu merupakan waktu yang tepat untu keluar berduaan. Kata “yuk” dalam tuturan “malam minggu kita jalan-jalan yuk” merupakan penanda lingual subtindak tutur “mengajak”. Dalam tuturan tersebut lolok mengajak Narji jalan-jalan karena Lolok mempunyai rasa

Ø Konteks :Percakapan terjadi antara Andre dan Lolok . ketika Lolok berangkat ke kampus Lolok melihat Andre dikejar-kejar orang gila,

kemudian Lolok menolong pemuda tersebut. Setelah orang gila tersebut berhasil pergi Andre sangat senang dan merasa tertolong selanjutnya Andre mengajak kenalan Lolok.

16) Andre : “Mbak, tolong mbak!” Lolok : “Tenang, hush…! Hush…! Pergi gak?! Dah tenang aja,

orang gilanya dah pergi.”

Andre : “Hebat, baru kali ini saya ketemu cewek ditakuti orang gila! Oh ya, kenalin gue Andre (CNB/18/Januari).

Analisis

Pada tuturan (CNB/18/Januari) Andre mengajak kenalan Lolok pada tuturan “kenalin gue Andre”, merupakan penanda lingual subtindak tutur direktif “mengajak”. tuturan tersebut sangat jelas memiliki maksud bahwa bahwa Andre ingin mengajak kenalan Lolok karena telah menolong Andre. Tindak tutur direktif “mengajak”, terdapat pada data (CNB/24/Januari) dan (CNB/4/Februari)