18 akhir 1970-an UP3DN maka pihak swasta yang menonjol bergerak sekarang
adalah dari kelompok nonpribumi.
22
1. Jalur pembayaran pajak, dan
Sementara grup bisnis terutama berfungsi sebagai “kapten-kapten” pertumbuhan maka hubungannya dengan soal kemiskinan dan keadilan lebih
berdimensi politis dan sosial ketimbang ekonomis. Maksudnya, bila kita tidak keluar dari jalur Pareto Optimum, maka grup bisnis dapat berperan melalui dua
jalur:
2. Jalur peningkatan kesejahteraan pegawai serta pemberian saham
kepada pegawai, yang di luar negeri disebut sebagai ESOP Employee Stock Ownership Program.
23
1.5.4 Studi Terdahulu
Penelitian skripsi alumni departemen ilmu politik tahun 2009, Benjamin
Rumapea, yang berjudul: Politik Pembangunan Daerah: Peranan Bappeda Kabupaten Samosir Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
Berwawasan Lingkungan. Di mana penelitian ini menggunakan konsep politik
lingkungan dan konsep politik pembangunan dan pembangunan berkelanjutan sebagai landasan teori dalam penelitiannya. Penelitian terdahulu ini
22
Sjahrir. 1995. Mikro-Makro Ekonomi Indonesia. Jakarta: UI-Press. hlm 259
23
Ibid. hlm 261
19 membahaspembangunan di daerah Kabupaten Samosir, yang dilakukan Bappeda
dan dengan memperhatikan wawasan lingkungan yang berkelanjutan. Kajian dengan tema lingkungan hidup ini bertujuan untuk membuka
wawasan tentang lingkungan hidup yang dewasa ini masih sangat terbatas dijumpai.Lingkungan hidup di Kabupaten Samosir merupakan sesuatu yang
memiliki daya jual yang tinggi. Sebagaimana Kabupaten Samosir merupakan kawasan pariwisata yang terkenal di Sumatera Utara. Posisi yang sangat vital ini
tentu harus diimbangi dengan pembangunan yang berkelanjutan terhadap Kabupaten tersebut. Namun juga tidak menghilangkan pembangunan yang
berwawasan lingkungan hidup. Adapun Kabupaten Samosir merupakan salah satu kawasan wisata yang
potensial di Sumatera Utara. Namun demikian, kawasan pariwisata tersebut juga merupakan kawasan pemukiman penduduk. Tentu hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi pemerintah setempat untuk dapat mengakomodasi kepentingan kedua pihak. Kawasan pariwisata membutuhkan perhatian pemerintah dalam hal
menjaga dan membangun kawasan yang layak untuk dikunjungi wisatawan. Namun, masalah yang kemudian muncul ialah ketentraman masyarakat. Di sisi
lain, pemukiman masyarakat juga layak mendapat perhatian pemerintah. Misalnya dalam hal kesehatan lingkungan, ketentraman lingkungan.
Ditambah lagi, setelah diberlakukannya otonomi daerah Kabupaten Samosir dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
20 dan Pembangunan Nasional.Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Bappeda Kabupaten Samosir bersama Pemerintah Kabupaten Samosir tentunya sudah membentuk dan merencanakan beberapa rencana strategis dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup. Sebagaimana visi dari pemerintah Kabupaten Samosir, “Samosir Menjadi
Daerah Tujuan Wisata Lingkugan yang Inovatif Tahun 2015”, Untuk itu, penelitian ini ingin melihat bagaimana politik pembangunan di
daerah Kabupaten Samosir, dalam konteks kawasan pariwisata dan juga kawasan pemukiman. Di mana dalam hal pembangunan ini, peneliti ingin melihat peran
dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda Kabupaten Samosir dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
berwawasan lingkungan hidup. Penelitian ini juga didedikasikan demi kesinambungan lingkungan Kabupaten Samosir sebagai kawasan pariwisata,
sekaligus kawasan pemukiman yang terkenal di Sumatera Utara.
1.6 Metode Penelitian