20 dan Pembangunan Nasional.Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Bappeda Kabupaten Samosir bersama Pemerintah Kabupaten Samosir tentunya sudah membentuk dan merencanakan beberapa rencana strategis dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup. Sebagaimana visi dari pemerintah Kabupaten Samosir, “Samosir Menjadi
Daerah Tujuan Wisata Lingkugan yang Inovatif Tahun 2015”, Untuk itu, penelitian ini ingin melihat bagaimana politik pembangunan di
daerah Kabupaten Samosir, dalam konteks kawasan pariwisata dan juga kawasan pemukiman. Di mana dalam hal pembangunan ini, peneliti ingin melihat peran
dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda Kabupaten Samosir dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
berwawasan lingkungan hidup. Penelitian ini juga didedikasikan demi kesinambungan lingkungan Kabupaten Samosir sebagai kawasan pariwisata,
sekaligus kawasan pemukiman yang terkenal di Sumatera Utara.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
Dalam membuat dan mengkaji suatu penelitian dalam sebuah kehidupan masyarakat akan sangat bersentuhan dengan kebenaran dari kehidupan
masyarakat. Sehingga untuk mengarahkan suatu penelitian yang kepada hasil, dibutuhkan metode penelitian yang tepat. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, di mana penelitian iniakan mengeksplorasi dan memahami
21 makna ataupun dampak yang dirasakan oleh masyarakat atas kebijakan
pemerintah. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,
mengumpulkan data yang spesifik dari partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan
menafsirkan makna data.
1.6.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kota Rantauprapat di kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Dalam hal
pengumpulan data maupun informasi, maka perumusan lokasi penelitian iniyaitu pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Labuhan Batu, DPRD Kabupaten
Labuhan Batu, pengusaha burung walet, serta masyarakat di kota Rantauprapat, Kecamatan Rantau Utara.
Adapun beberapa alasan penelitian ini meneliti budidaya sarang burung walet di Kota Rantauprapat di Kecamatan Rantau Utara, antara lain, bahwa Kota
Rantauprapat merupakan ibukota dari Kabupaten Labuhan Batu. Artinya, sebagai pusat kota, Rantauprapat seharusnya mampu memosisikan lingkungan
hidup sebagai hal yang primer. Di Kecamatan Rantau Utara khususnya, di jalan- jalan perkotaan, tempat lalu lalang orang dan kendaraan, masih banyak ditemui
ruko-ruko budidaya sarang burung walet. Polusi suara sampai pada kotoran
22 burung adalah justifikasi bahwa lingkungan Kota Rantauprapat harus mendapat
keadilan. Ketidaknyaman yang ditimbulkan keberadaan budidaya burung walet ini
layak untuk mendapat sorotan yang tajam.Selanjutnya, daerah Labuhan Batu, khususnya Rantauprapat merupakan salah satu daerah pemasok sarang burung
walet yang besar.Dibuktikan dari menjamurnya bisnis ini di pedesaan sampai ke perkotaan.Adapun harga jual dari sarang burung walet ini bukanlah kecil, namun
pemerintah Kabupaten Labuhan Batu hanya memiliki regulasi retribusi pajak saja, yaitu sebesar 10.Sementara, dampak terhadap lingkungan di Kota
Rantauprapat selama ini tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data