Analisa Kadar Glukosa Analisis Kadar Etanol

7. Ditambahkan 25 ml larutan luff dan 25 ml aquades, ditambahkan batu didih, dan dipasang pendingin tegak. 8. Dipanaskan selama 10 menit lalu didinginkan. 9. Ditambahkan 15 ml KI 20 dan 25 ml H 2 SO 4 25. 10. Ditambahkan indikator amilum, teruskan titrasi hingga putih susu. 11. Dilakukan titrasi blanko.

3.3.3 Analisa Kadar Glukosa

Analisis kadar glukosa dilakukan dengan menggunakan metode Luff Schoorl. Adapun prosedur metode ini adalah sebagai berikut BSN,1992: 1. Ditimbang 2 gram cuplikan dan masukkan ke dalam labu ukur 50 ml. 2. Tambahkan 5 ml Pb asetat setengah basa dan goyangkan. 3. Teteskan 1 tetes larutan NH 4 2 HPO 4 10 bila timbul endapan putih maka penambahan Pb asetat setengah basa sudah cukup. 4. Tambahkan larutan NH 4 2 HPO 4 10 hingga tidak terbentuk endapan. 5. Goyangkan dan tambahkan air suling pada labu ukur sampai 50 ml, dan dikocok 12 kali biarkan dan saring. 6. Pipet 10 ml larutan hasil penyaringan dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 500 ml. 7. Tambahkan 15 ml air suling dan 25 larutan Luff serta beberapa butir batu didih. 8. Panaskan selama 10 menit kemudian angkat dan segera dinginkan dalam bak berisi es. 9. Setelah dingin tambahkan 10 ml larutan KI 20 dan 25 ml larutan H 2 SO 4 25. 10. Titer dengan larutan tio 0,1 N dengan larutan kanji 0,5 sebagai indikator, misalkan dibutuhkan V 1 ml tio 0, 1 N. 11. Kerjakan penetapan blanko dengan 25 ml air dan 25 ml larutan Luff, misalkan dibutuhkan V 2 ml tio 0, 1 N. Perhitungan: V 2 - V 1 ml tio yang dibutuhkan oleh contoh dijadikan ml 0,1000 N kemudian dalam tabel 3.1 cari berapa mg glukosa yang tertera untuk ml tio yang dipergunakan misalnya W 1 mg. Universitas Sumatera Utara gula sebelum inverse = W fp x W 1 x 100 Keterangan: W l = glukosa, mg fp = faktor pengenceran W = bobot contoh mg Tabel 3.1 Penetapan kandungan gula inversi menurut Luff Schoorl Na 2 S 2 O 3 0,1 N ml Glukosa, fruktosa Gulainversi mg Laktosa mg Maltosa mg 1 2,4 3,6 3,9 2 4,8 7,3 7,8 3 7,2 11,0 11,7 4 9,7 14,7 15,6 5 12,2 18,4 19,6 6 14,7 22,1 23,5 7 17,2 25,8 27,5 8 19,8 29,5 31,5 9 22,4 33,2 35,5 10 25,0 37,0 39,5 11 27,6 40,8 43,5 12 30,3 44,6 47,5 13 33,0 48,6 51,6 14 35,7 52,2 55,7 15 38,5 56,0 59,8 16 41,3 59,9 63,9 17 44,2 63,8 68,0 18 47,1 67,7 72,2 19 50,0 71,1 76,5 20 53,0 75,1 80,9 21 56,0 79,8 85,4 22 59,1 83,9 90,0 23 62,2 88,0 94,6 Universitas Sumatera Utara

3.3.4 Analisis Kadar Etanol

3.3.4.1 Analisis Kadar Etanol Dengan Kromatogram GC Analisis kadar etanol dilakukan dengan analisis GC Gas Chromatography. Adapun prosedur penggunaan GC adalah sebagai berikut: 1. Senyawa standar disiapkan butanol 2. Kondisi kerja ala kromatografi, terutama temperature kolom db-23, laju alir gas pembawa N 2 dan H 2 , detector fid, besar arus yang melalui detector, attenuator, kecepatan kertas recorder, dan posisi pen pada recorder diatur 3. Alat kromatografi gas dipastikan siap untuk dipakai. 4. Tombol zero, enter, sig 1 ditekan pada alat kromatografi gas 5. Senyawa standar diambil 6. Senyawa standar disuntikkan ke dalam alat kromatografi gas sebanyak 1 kali. 7. Tombol start ditekan tepat pada saat penyuntikkan dan alat kromatografi dibiarkan bekerja. 8. Dengan cara yang sama seperti senyawa standar, sampel campuran disuntikkan. [24] 3.3.4.2 Analisis Kadar Etanol Dengan Metode Berat Jenis Adapun prosedur metode ini adalah sebagai berikut: a. Preparasi Sampel 1. Diambil 100 ml sampel dimasukkan ke dalam labu didih kemudian ditambahkan 50 ml akuades. 2. Dilakukan distilasi dengan menggunakan pemanas mantel. 3. Hasil distilasi ditampung. b. Pembuatan seri larutan baku etanol 1. Etanol hasil distilasi dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. 2. Ditambahkan akuades hingga volume 100 ml. c. Pengukuran larutan baku etanol 1. Piknometer dikeringkan dan ditimbang. 2. Akuades didinginkan sampai di bawah suhu percobaan ± 15°C. Universitas Sumatera Utara 3. Piknometer diisi dengan akuades secara hati-hati hingga penuh dan termometer dimasukkan. 4. Suhu akuades dalam piknometer ditunggu hingga mencapai suhu percobaan 20°C, kelebihan akuades pada puncak pipa kapiler dibersihkan. 5. Piknometer yang berisi akuades segera ditimbang dan beratnya dicatat. 6. Cara yang sama dilakukan untuk larutan baku etanol. Berat jenis dihitung dengan rumus berikut: Berat jenis sampel = Kadar etanol dihitung dengan menggunakan tabel 3.2 Tabel 3.2 Konversi berat jenis – kadar etanol vv Lees, 1975

3.3.5 Analisis Kadar Volatil Solid VS