Dikembangkan dari LEMBARAN INFORMASI TENTANG HIV/AIDS UNTUK ORANG YANG HIDUP DENGAN HIV/AIDS (ODHA). Diterbitkan & didistribusikan oleh YAYASAN SPIRITIA.
21 Dikembangkan dari LEMBARAN INFORMASI TENTANG HIV/AIDS UNTUK ORANG YANG HIDUP DENGAN HIV/AIDS (ODHA). Diterbitkan & didistribusikan oleh YAYASAN SPIRITIA.
kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
AIDS disebabkan oleh sebuah virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Bila kita terinfeksi HIV, tubuh kita akan mencoba menyerang infeksi. Sistem kekebalan tubuh kita akan membuat ‘antibodi’, molekul khusus yang menyerang HIV itu.
Tes darah untuk HIV mencari antibodi itu. Jika ada antibodi itu di darah kita, berarti kita terinfeksi HIV. orang yang mempunyai antibodi terhadap HIV disebut ‘HIV-positif’. Kalau kita HIV-positif, atau mempunyai penyakit HIV, itu tidak sama dengan kita AIDS. Banyak orang adalah HIV-positif tetapi tidak menjadi sakit selama bertahun-tahun. Semakin lama kita terinfeksi HIV, semakin rusak sistem kekebalan tubuh kita. Virus, parasit, jamur dan bakteri yang biasanya tidak jadi masalah buat kita dapat menyebabkan penyakit jika sistem kekebalan tubuh rusak. Penyakit ini disebut ‘Infeksi Oportunistik’ (IO)
Sebetulnya kita tidak ‘kena’ AIDS. Kita mungkin terinfeksi HIV, dan kemudian mengembangkan AIDS. Kita dapat tertular HIV dari siapapun yang sudah terinfeksi, walaupun orang itu tidak kelihatan, bahkan dengan hasil tes HIV yang tidak positif. Darah, cairan vagina, air mani dan air susu ibu seseorang yang terinfeksi HIV mengandung cukup virus untuk menularkan kepada orang lain. Sebagian besar orang tertular HIV melalui :
o Berhubungan seks dengan seorang yang terinfeksi o Memakai jarum suntik bergantian dengan seorang yang terinfeksi o Terlahir dari ibu yang terinfeksi, atau disusui oleh perempuan yang terinfeksi
Dulu ada yang tertular HIV melalui tranfusi darah yang mengandung HIV (diambil dari seorang yang terinfeksi HIV), tetapi sekarang darah PMI diskrining secara sangat hati-hati, dan risiko sangat rendah. Belum ada kasus HIV ditularkan melalui air mata atau air ludah. Namun HIV bisa menular melalui seks oral (hubungan seks melalui mulut), bahkan dengan ciuman dalam. Walapun jarang, ini terutama terjadi jika ada luka terbuka pada mulut atau gusi berdarah.
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
• Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV. • Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
• Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV • Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
Penularan HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan,
penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda- tanda klinis penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab
AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak
menggunakan jarum suntik secara bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.
Skrining Dengan Teknologi Modern Sebagian besar test HIV adalah test antibodi yang mengukur antibodi yang dibuat tubuh untuk melawan HIV. Ia memerlukan
waktu bagi sistim imun untuk memproduksi antibodi yang cukup untuk dideteksi oleh test antibodi. Periode waktu ini dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Periode ini biasa diseput sebagai ‘periode jendela’. Sebagian besar orang akan mengembangkan antibodi yang dapat dideteksi dalam waktu 2 sampai 8 minggu. Bagaimanapun, terdapat kemungkinan bahwa beberapa individu akan memerlukan waktu lebih lama untuk mengembangkan antibodi yang dapat terdeteksi. Maka, jika test HIV awal negatif dilakukan dalam waktu 3 bulan setelah kemungkinan pemaparan kuman, test ulang harus dilakukan sekitar 3 bulan kemudian, untuk menghindari kemungkinan hasil negatif palsu. 97% manusia akan mengembangkan antibodi pada 3 bulan pertama setelah infeksi HIV terjadi. Pada kasus yang sangat langka, akan diperlukan 6 bulan untuk mengembangkan antibodi terhadap HIV.
Tipe test yang lain adalah test RNA, yang dapat mendeteksi HIV secara langsung. Waktu antara infeksi HIV dan deteksi RNA adalah antara 9-11 hari. Test ini, yang lebih mahal dan digunakan lebih jarang daripada test antibodi, telah digunakan di beberapa daerah di Amerika Serikat.
Dalam sebagian besar kasus, EIA (enzyme immunoassay) digunakan pada sampel darah yang diambil dari vena, adalah test skrining yang paling umum untuk mendeteksi antibodi HIV. EIA positif (reaktif) harus digunakan dengan test konformasi Dalam sebagian besar kasus, EIA (enzyme immunoassay) digunakan pada sampel darah yang diambil dari vena, adalah test skrining yang paling umum untuk mendeteksi antibodi HIV. EIA positif (reaktif) harus digunakan dengan test konformasi
• Test Cairan Oral. Menggunakan cairan oral (bukan saliva) yang dikumpulkan dari mulut menggunakan alat khusus. Ini adalah test antibodi EIA yang serupa dengan test darah dengan EIA. Test konformasi dengan metode Western Blot dilakukan dengan sampel yang sama.
• Test Urine. Menggunakan urine, bukan darah. Sensitivitas dan spesifitas dari test ini adalah tidak sebaik test darah dan cairan oral. Ia juga memerlukan test konformasi dengan metode Western Blot dengan sampel urine yang sama.
Jika seorang pasien mendapatkan hasil HIV positif, itu tidak berarti bahwa pasangan hidup dia juga positif. HIV tidak harus ditransmisikan setiap kali terjadi hubungan seksual. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah pasangan hidup pasien tersebut mendapat HIV positif atau tidak adalah dengan melakukan test HIV terhadapnya.Test HIV selama kehamilan adalah penting, sebab terapi anti-viral dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan kemungkinan dari wanita hamil yang HIV positif untuk menularkan HIV pada anaknya pada sebelum, selama, atau sesudah kelahiran. Terapi sebaiknya dimulai seawal mungkin pada masa kehamilan.
Kita mungkin tidak tahu bahwa kita baru terinfeksi HIV. beberapa orang mengalami demam, sakit kepala, otot dan sendi yang sakit, sakit perut, kelenjar getah bening yang bengkak, atau ruam pada kulit selama satu atau dua minggu - kurang lebih 2-3 minggu setelah tertular. Gejala ini biasanya hilang tanpa diobati. Kebanyakan orang merasa ini flu. Bebarapa orang tidak mengalami gejala apa pun.
Virus akan menggandakan diri dalam tubuh kita untuk beberapa minggu atau bahkan bulan sebelum sistem kekebalan tubuh menanggapinya. Selama masa ini, hasil tes HIV tetap negatif walaupun kita sudah terinfeksi dan bisa menularkan kepada orang lain.
Waktu menanggapi virus, sistem kekebalan tubuh mulai membuat antibodi. Setelah cukup banyak antibodi dibuat, hasil tes HIV akan menjadi positif. Setelah gejala serupa dengan flu (jika itu terjadi), kita akan tetap sehat bertahun-tahun – beberapa orang tidak mengalami gejala untuk sepuluh tahun atau lebih. Namun selama masa tanpa gejala ini, HIV terus merusakan sistem kekebalan tubuh kita.
Satu cara untuk mengukur kerusakan pada sistem kekebalan tubuh adalah dengan menghitung jumlah sel CD4 22 . sel ini adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Orang yang sehat mempunyai kadar CD4 antara 500 dan 1.500. tanpa
terapi, kadar CD4 kita kemungkinan akan turun. Kita mungkin mengalami gejala penyakit HIV, misalnya demam, keringat malam, diare, atau kelenjar getah bening bengkak. Gejala ini bertahan lebih dari beberapa hari, kemungkinan selama beberapa minggu.
Penyakit HIV menjadi AIDS waktu sistem kekebalan tubuh kita begitu rusak sehingga kadar CD4 kita kurang dari 200, atau persentase CD4 (CD4 %) di bawah 14%, kita AIDS. Bila kita mengalami IO tertentu, kita AIDS. Depkes secara resmi mengeluarkan daftar IO yang mendefinisikan AIDS. Yang paling umum adalah:
22 Sel CD4 adalah macam sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita. Waktu HIV menginfeksikan manusia, sel yang terinfeksi paling sering adalah sel CD4. HIV menjadi bagian dari sel itu, dan waktu sel CD4 menggandakan diri untuk melawan virus apapun, mereka juga membuat
banyak tiruan HIV. setelah kita lama terinfeksi HIV, jumlah sel CD4, atau yang disebut jumlah CD4, semakin menurun. Ini tanda bahwa system kekebalan tubuh kita semakin rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan menjadi sakit.- tambahan dari penyusun banyak tiruan HIV. setelah kita lama terinfeksi HIV, jumlah sel CD4, atau yang disebut jumlah CD4, semakin menurun. Ini tanda bahwa system kekebalan tubuh kita semakin rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan menjadi sakit.- tambahan dari penyusun
Penyakit lain terkait AIDS termasuk kehilangan badan yang parah, dan masalah kesehatan lain. jika tidak diobati, IO dapat gawat.
AIDS adalah lain dalam setiap odha. ada orang yang meninggal dunia beberapa bulan setelah terinfeksi, bahkan yang lain dapat hidup cukup sehat selama bertahun-tahun, bahkan setelah mereka dianggap AIDS. sebagian kecil Odha tetap sehat bertahun-tahun bahkan tanpa memakai terapi antiretroviral.
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS. Ada obat yang dapat memperlambat perkembangan HIV, dan memperlambat kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Tetapi belum ada cara untuk memberantas HIV dari tubuh kita.
Obat lain dapat mencegah atau mengobati IO. Ini biasanya sangat berhasil. Obat antiretroviral juga mengurangi timbulnya IO. Namun masih ada beberapa IO yang sulit diobati.
Konseling adalah proses Tanya-jawab atau dialog tertutup (rahasia) antara klien dengan konselor yang bertujuan memberdayakan klien untuk menghadapi aspek mental-sosial-medis dan mengambil keputusan pribadinya sehubungan dengan HIV/AIDS. Tes HIV adalah proses pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium untuk melihat apakah seseorang telah terinfeksi HIV atau belum. Konseling dan tes HIV sukarela atau disingkat KTS adalah gabungan dua kegiatan di atas yaitu konseling dan Tes HIV. kegiatan konseling bersifat sukarela & rahasia, yang dilakukan sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV di laboratorium. Tes HIV dilakukan setelah klien terlebih dahulu memahami dan menAndatangani lembar persetujuan (informed consent) setelah mendapat penjelasan yang benar dan lengkap. Konseling untuk tes HIV dilakukan oleh seseorang yang telah dilatih dengan standar khusus. Konselor KTS tidak harus psikolog tetapi bisa siapa saja antara lain dokter, perawat, tenaga LSM, atau petugas lapangan asal telah dilatih secara khusus.
Secara umum, tes HIV dianjurkan jika : o Anda berhubungan seks vaginal, anal atau oral tanpa kondom dengan seseorang yang mungkin (atau diketahui)
terinfeksi HIV. o Anda memakai jarum (suntik, tato, tindik, dll) bersama dengan seseorang yang mungkin (atau diketahui)
terinfeksi HIV. o Anda didiagnosis IMS lain seperti klamidia, kencing nanah, sifilis, dll. Atau didiagnosis Hepatitis B, C atau
HTLV-I/II (virus-virus ini menular dengan cara yang sama dengan HIV). o Anda mengikuti survai penelitian perkiraan resiko HIV/IMS, dan hasil survai mengesankan bahwa Anda
mungkin berisiko terinfeksi HIV dan IMS lain. o Anda terpajan darah pada waktu bekerja (contoh petugas perawat kesehatan tertusuk jarum suntik bekas pakai).