Dakwah ila Allah Melalui Ilmu Kesehatan, Entrepreneurship, dan Iptek

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah meletakkan kebahagiaan, kejayaan, kemuliaan, dan kesuksesan hidup manusia di dunia dan di akhirat hanya dalam mengikuti petunjuk-NYA dan menjauhi segala hal yang dilarang-NYA. Shalawat dan salam semoga tercurahlimpahkan selalu kepada Nabi Muhammad SAW., yang menjadi Guru terbaik sepanjang masa bagi segenap manusia dalam segala hal, baik dalam perkara Dunia maupun perkara Akhirat. Juga Shalawat Dan salam semoga tercurahlimpahkan selalu kepada keluarga Beliau, para sahabatnya, serta mereka yang taat kepada Allah, ikut Sunnah Rosululloh, sampai akhir jaman.

Program Islam Therapy disusun dan dirintis pada Awal September 2006. Pada bulan Oktober 2006 bergabung dengan suatu LSM yang bergerak di bidang penanggulangan bahaya penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS untuk uji coba program.

Jenal Abidin dalam Proposal tesis Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon 2007 dengan judul: Terapi Korban Narkoba Melalui Program Islam Therapy, menulis: "Islam

lahir membawa seperangkat peraturan yang mengatur kehidupan umat manusia. Peraturan-peraturan tersebut bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pusaka yang diwariskan Nabi Muhammad SAW. agar dipedomani manusia, sehingga meraih kemaslahatan hidup dan kebahagiaan lahir batin juga dunia-akhirat. Hukum-hukum yang termuat dalam peraturan tersebut pada hakekatnya memiliki lima tujuan, yaitu menjaga agama (hifdzu dien), menjaga jiwa (hifdzu nafs), menjaga akal (hifdzu aql), menjaga harta (hifdzu mal), dan menjaga keturunan (hifdzu nasl). Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang lahir membawa seperangkat peraturan yang mengatur kehidupan umat manusia. Peraturan-peraturan tersebut bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pusaka yang diwariskan Nabi Muhammad SAW. agar dipedomani manusia, sehingga meraih kemaslahatan hidup dan kebahagiaan lahir batin juga dunia-akhirat. Hukum-hukum yang termuat dalam peraturan tersebut pada hakekatnya memiliki lima tujuan, yaitu menjaga agama (hifdzu dien), menjaga jiwa (hifdzu nafs), menjaga akal (hifdzu aql), menjaga harta (hifdzu mal), dan menjaga keturunan (hifdzu nasl). Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang

Program Islam Therapy merupakan Program Komprehensif Internasional untuk menangani masalah penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, dan Gangguan Jiwa yang sedang menjadi ancaman Global. Program Islam Therapy disusun dari berbagai program Islami di seluruh dunia sekaligus sebagai penghubung antar program, dengan mengingat bahwa Islam adalah agama Universal. Program Islam Therapy merupakan suatu upaya mencampurkan (mixing) program-program kebaikan yang sesuai dengan ajaran Islam di seluruh dunia untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan, mengobati, dan menjaga umat manusia dari segala hal yang akan merusak kesehatan fisik, mental dan lingkungan hidup serta antar program disusun agar saling terkait dan saling menguatkan.

Untuk menumbuhkan keimanan melalui bukti-bukti sains, Islam Therapy mendukung program Harun Yahya (Turki). Sub Program “Jangan Bersedih, Kembalilah ke Agama” merupakan pengembangan buku berjudul LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH!) karya DR. Aidh al-Qarni (Saudi Arabia), Sedangkan perubahan perilaku dan gaya hidup adalah dengan cara I’tikaf yang diadopsi dari Khuruj Fi Sabilillah (India). Di negeri kita sendiri, banyak program-program Islami dengan beragam metode tapi satu tujuan yang harus kita dukung seperti ESQ (Ary Ginanjar), Quantum Ikhlas (Erbe Sentanu) Metode Prof. Dadang Hawari (Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater), Metode Inabah (Pon-Pes Suryalaya) pelatihan shalat Khusyu (Abu Sangkan), MQ (Aa Gym), Mukjizat Gerakan Shalat / Senam ergonomik (dr. Sagiran, M.kes & Drs. Madyo Wratsongko), dan lain-lain. Program Islam Therapy ada yang sedang berjalan apa adanya dan beberapa diantaranya masih dalam tahap rencana. Tentunya hanya akan berjalan sesuai harapan jika didukung oleh semua pihak. Tujuan utama dari program Islam Therapy adalah mengenalkan seluruh manusia kepada Allah.

Agama Islam adalah Agama yang lengkap dan sempurna. Dalam agama Islam diajarkan Kecerdasan Qalbiah, Entrepreneurship, Ilmu Kesehatan, Ilmu dakwah (penyuluhan), mencari dan menyebarluaskan informasi (ilmu Hadist), Ilmu ekonomi, Ilmu pendidikan, Psikologi, Iptek, Politik, Ilmu komunikasi, Management, Mnemonik, Konseling, memberdayakan SDM, Sosiologi, Leadership, dll.

Tidak ada suatu kebaikan pun, melainkan telah ditunjukkan dan diperintahkan oleh Islam. Dan tidak ada suatu kejelekan pun, melainkan telah diperingatkan oleh Islam agar dihindari. Semuanya demi kebaikan umat manusia dan indahnya tatanan alam semesta. Segala yang diajarkan oleh Allah dan Rosul- Nya adalah bagian dari Islam Therapy

Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia. Kita harus memiliki program komprehensif berbasis Islam yang akan kita perkenalkan ke seluruh dunia terutama negara-negara Islam karena masalah penyalahgunaan Narkoba, HIV/AIDS, dan Psikopatologi merupakan bencana Global. Agama Islam telah mengajarkan kepada kita Therapeutic Community (TC), Family and Couple Support, Harm Reduction, Demand Reduction, Sock Therapy, 12 Steps, Konseling, Chatarsis, Modeling, Prevention, Terapeutik, Relapse Prevention (After Care), Gaya Hidup Sehat, Self Help Group, dan lain-lain dengan melibatkan seluruh ilmu kesehatan Fisik, Mental dan kesehatan lingkungan hidup, baik ilmu kesehatan Timur maupun ilmu kesehatan Barat, berdasarkan Firman Allah SWT, ”Dan Kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat,

maka Ke mana pun kamu menghadap, di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas

(rahmatnya) lagi Maha Mengetahui” (Al-Qur’an, 2 : 115)

Islam Therapy adalah ide saya. Jika terdapat kesesatan dalam Islam Therapy, berarti berasal dari kesesesatan dan kebodohan saya dan tidak ada sangkut pautnya dengan kesucian Agama Islam. yang saya lakukan selama ini hanya “mencampurkan (mixing) seluruh kebaikan untuk memperbaiki”. Antar program disusun agar menjadi suatu system yang saling terkait dan saling menguatkan.

Dalam memperjuangkan Islam Therapy, banyak sekali kesalahan dan kegagalan namun – meminjam ungkapan Thomas Alva Edison – saya tidak gagal, saya hanya menemukan 10.000 jalan yang belum berhasil. Saya relapse/kambuh dan itu berarti saya harus belajar sekaligus merasakan sambil menyusun program pencegahan relapse. Dengan banyaknya kesalahan dan kegagalan, Program Islam Therapy- menurut saya semakin dekat kepada kesempurnaan. Saya hanya tertarik dengan penyusunan program Islam Therapy dari berbagai sumber terkait. Jika Islam Therapy telah dikenal, saya memposisikan diri hanya sebatas peserta program.

Islam Therapy berusaha untuk mengamalkan ajaran Islam yang benar karena seperti halnya ketika kita berobat kepada dokter, kita harus mengikuti petunjuk yang benar dari dokter demi tercapainya kesembuhan. Ketika kita berobat ke dokter, jika kita diberi sepuluh pantangan oleh dokter, maka harus kita patuhi semuanya jika kita benar-benar ingin sembuh. Apabila kita hanya menghindari sembilan dari Islam Therapy berusaha untuk mengamalkan ajaran Islam yang benar karena seperti halnya ketika kita berobat kepada dokter, kita harus mengikuti petunjuk yang benar dari dokter demi tercapainya kesembuhan. Ketika kita berobat ke dokter, jika kita diberi sepuluh pantangan oleh dokter, maka harus kita patuhi semuanya jika kita benar-benar ingin sembuh. Apabila kita hanya menghindari sembilan dari

Program Islam Therapy lebih kepada kesehatan dan kesehatan adalah hak setiap manusia terlepas dari agama, suku bangsa, status sosial, baik atau jahat, dan sebagainya. Semua dosa adalah biang penyebab penyakit dan obatnya adalah mengamalkan kebaikan-kebaikan yang sesuai dengan ajaran Islam. Namun harus kita akui bahwa meninggalkan dosa secara total adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Karena itu jika kita masih saja melakukan dosa, kita harus meminimalisir efek buruk dosa dengan melakukan kebaikan agar efek buruk dari dosa tidak begitu membahayakan. Yang terpenting adalah kita jangan menjadi penyebar penyakit. Kita harus memiliki tekad bahwa dosa ini cukup saya yang melakukan. Kita harus menyelamatkan orang lain agar mereka tidak melakukan dosa yang sama dengan kita. Milikilah

tekad para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) : HIV STOP WITH ME

Program Islam Therapy adalah kebaikan bagi kita semua. Setanis sekalipun akan mendapatkan kebaikan dari program Islam Therapy. Setan hanya menghancurkan dan menyengsarakan para pengikut mereka. Jika saya tak mampu menyadarkan para setanis, maka setanlah yang akan menyadarkan mereka. Setan saya jadikan salah satu tokoh utama yang akan mensukseskan program Islam Therapy. Setanlah yang menghalangi saya melakukan dosa karena saya muak disengsarakan oleh mereka. Ibadah setan adalah menghancurkan kehidupan orang yang melanggar larangan Allah.

Program Islam Therapy bukan untuk pembasmian melainkan mengurangi dampak buruk dan penyelamatan. Program Islam Therapy mempromosikan cinta dan damai. Saya ingin cinta dan damai di tempat dugem sekali pun. Clubbers yang ikut program Islam Therapy diharapkan saling bekerjasama menciptakan suasana cinta dan damai di diskotik dan tempat party lainnya. Dugem dan ngedijeey jangan lupa menjaga kesehatan dan keselamatan. I Love You Fuuuull !

Saya menyarankan kepada setiap organisasi Islam termasuk remaja masjid, ada tim yang mempelajari Islam Therapy sehingga bisa menangani korban Narkoba, HIV, dan Gangguan jiwa di wilayahnya dan setiap muslim yang memiliki keahlian dalam pengobatan – atau ilmu apapun selama sesuai dengan ajaran Islam - mengajarkan ilmunya dengan ikhlas. Saya yakin, Anda memiliki potensi yang lebih besar dari saya dan lebih pantas untuk memperjuangkan Islam Therapy.

Melalui program Islam Therapy, saya yang bodoh dan hina pun bisa berdakwah tanpa harus pintar dan terhormat atau terkenal serta tak perlu merangkai kata terkait saya menderita aphasia (gangguan bahasa) yang membuat saya sulit bicara. contohnya, untuk berdakwah melalui sains, saya tinggal mengundang orang-orang terutama para remaja kemudian memutar VCD karya Harun Yahya sehingga tidak perlu menghabiskan waktubertahun-tahun dan biaya besar hanya untuk berdakwah melalui sains.

Islam Therapy adalah dakwah mudah,murah, sederhana, namun berkualitas tinggi dan siapa pun bisa melakukannya. Mengajukan solusi yang sulit untuk dilaksanakan oleh semua orang bagi saya tak ada gunanya.

Ebook ini disusun dari berbagai sumber dan dari sedikitnya pengetahuan serta pengalaman penyusun selaku Pekerja sosial yang bergerak dalam penanggulangan Bahaya penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS. Penyusun berharap, buku ini tidak terlalu mengecewakan Pembaca terutama karena terlalu tipisnya buku ini sehingga penjelasannya kurang maksimal.

Penyusun pun yakin bahwa dalam buku ini akan banyak sekali kesalahan terutama dalam hal pengutipan. Karena itu, penyusun memberitahukan sumber pengutipan, meski pun tidak bisa semuanya, agar pembaca dapat merujuk langsung ke sumbernya.

Penyusun meminta maaf apabila ada pihak yang merasa tersinggung atau mungkin ada pihak yang merasa dirugikan dalam penyusunan buku ini yang banyak mengutip karya orang lain tanpa ijin. Pengutipan ini memang disengaja oleh penyusun dan penyusun menganggapnya sebagai keputusan terbaik. Pengutipan inilah yang dijadikan ‘kekuatan’ pada apa yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Cara saya menyusun buku ini adalah menulis ulang tulisan para pakar sebagai garis besar. Kemudian saya lakukan pengembangan pada tulisan tersebut dan tulisan tersebut saya kuatkan oleh tulisan para pakar yang lain. Dengan cara ini ide yang ingin saya sampaikan akan memiliki kekuatan. Dengan cara melibatkan para pakar, saya berharap dapat menyatukan hati kita semua untuk sama-sama berjuang.

Tujuan saya menyusun buku ini adalah agar siapapun yang melihat kebenaran dalam Program Islam Therapy – terutama para dokter Muslim - dapat mengembangkan, mengoreksi kesalahan, dan memperjuangkannya di daerahnya masing-masing. Mudah-mudahan karya sederhana ini dapat menjadi inspirasi, motivasi, dan bermanfaat dalam kehidupan Anda dan Orang-orang yang Anda sayangi. Penyusun melepaskan diri apabila ada isi dalam buku ini yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Kritik yang membangun, komentar dan saran dari para Pembaca sangat saya butuhkan untuk Remix Program Islam Therapy berikutnya.

Semoga Allah yang Maha Mengetahui meridhai usaha-usaha kita untuk menjaring hikmah dari luasnya lautan ilmu serta setiap persoalan. Mahasuci Allah yang tiada henti mengalirkan ilham kepada kita untuk meningkatkan kualitas hidup dan menjadikan kita selalu ingat akan kebesaran-NYA. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi ilham dan hikmah dari setiap kejadian dan menjadi orang-orang yang beruntung karena ingin berubah setiap hari menjadi lebih baik.

Wassallam

Republik Indonesia, 14-Agustus-2009

Muhammad Yusuf

Alamat E-mail : islamtherapy@yahoo.com Kunjungi :

Bendera Hitam Web Blog

Pusat Informasi Penanggulangan Bahaya Narkoba, HIV/AIDS, dan Gangguan Jiwa Berbasis Ajaran Islam

(Konsep Pertama Di Dunia)

http://benderahitam.wordpress.com

"#

! !! % ! &'

!$

" ! #+ # ! #+

() *+

,)+ #

&& " '! & && " !

.+! #/ & && "

.! / + " !

0#

(+12 + "+ &

"& "&

! +&6 !

&& "

" 34 5 '- + & !

+&

8 )"

7! " 666:

:&' '

:&

" ,6

" "&

6 :&

" " " :: "

+& " -&

- - +8& .+ & ( "/

- +&! -"

-&"-8-&8

2 3 1 6B5;

& E: +

F: ! & '

: -" ! 8:

: 9'

: - 9& ?

: '& : (+1

& G: +

'- .!

H: & #

& % " ' ": -

3: - 9 -9 &9

”Sebaiknya para pecandu narkoba segeralah berhenti, sekali lagi berhenti mengkonsumsi narkoba. Tidak ada satupun seseorang yang dapat meraih sukses dalam hidup ini apabila kehidupannya dikendalikan oleh narkoba. Kontrol dan kendalikan hidupmu tanpa narkoba. Jangan membuat kelalaian yang disengaja, karena bagaimanapun kalau menjadi pecandu narkoba, maka dalam hidup ini telah kehilangan segalanya dengan sia-sia”

[Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia]

Di sekitar daerah Haadyai, Muangthai Selatan, pada awal 1979, para penguasa memergoki satu cara yang sangat keji dalam menyelundupkan heroin lewat perbatasan, Malaysia. Bayi-bayi diculik atau dibeli dari orang tuanya – yang tidak menyadari apa maksud sebenarnya si Pembeli. Bayi tersebut lalu dibunuh, isi perutnya dikeluarkan dan diisi dengan kantong-kantong heroin. Mayat itu lalu dibawa menyeberangi perbatasan, laksana bayi yang terlena di buaian tangan ‘ibu’ tercinta.

Di Hamburg, Jerman, seorang pemuda sempat menelan ekstasi sebelum terlibat keributan dengan pacarnya sampai ia nekat menghujamkan samurai ke jantungnya dan mati konyol

Di Thailand, biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah akibat kecelakaan lalu-lintas di bawah pengaruh miras mencapai US$ 4 Billion per tahun, yang merupakan 16 % dari APBN atau 2,8 kali dari dana Departemen kesehatan Masyarakat. Antara tahun 1989 dan 1994 kematian akibat kecelakaan lalu-lintas (di bawah pengaruh miras) meningkat sampai 170 %; 30 % tempat tidur di rumah sakit dihuni oleh pasien-pasien akibat kecelakaan lalu-lintas tersebut di atas.

Di Amerika, penyalahgunaan Narkotika sudah merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern. Dikemukakan bahwa 1 di antara 11 orang dewasa Amerika adalah pecandu narkotika berat; sementara di kalangan remaja adalah 1 di antara 6 orang. Cedera, cacat, hingga kematian akibat penyalahgunaan narkotika adalah hal yang sia-sia yang disebabkan karena over dosis, tindak kekerasan dan kecelakaan (terutama kecelakaan lalu lintas)

Di Republik Indonesia, Peredaran Gelap dan penyalahgunaan Narkoba semakin mengerikan. Prevalensi Penyalahguna Narkoba saat ini sudah mencapai 3.256.000 jiwa dengan estimasi 1,5 % penduduk Indonesia adalah penyalahguna Narkoba. Maraknya peredaran Narkoba di Indonesia merugikan keuangan negara sebesar Rp 12 triliun setiap tahunnya. Data yang diperoleh dari BNN (Badan Narkotika Nasional) menyebutkan, setiap tahunnya 15.000 orang meninggal akibat penyalahgunaan Narkoba. Dari jumlah tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa 40 nyawa perhari harus melayang akibat Narkoba.

Operasi Nila Rencong yang digelar khusus Oleh BNN di wilayah Aceh setahun terakhir ini menorehkan hasil yang membelalakkan mata. Total berat pohon dan bibit ganja yang ditemukan di areal hutan dan pegunungan bermedan Operasi Nila Rencong yang digelar khusus Oleh BNN di wilayah Aceh setahun terakhir ini menorehkan hasil yang membelalakkan mata. Total berat pohon dan bibit ganja yang ditemukan di areal hutan dan pegunungan bermedan

Beberapa tahun yang lalu penyair kawakan, Taufik Ismail, mengaku pernah dibuat tak bisa tidur dua hari dua malam. Matanya terus melek, pikirannya kalut karena dihantui kegetiran yang luar biasa. Seperti dikutip Kompas Cyber Media (KCM), hal itu dialaminya setelah ia mewawancarai tiga puluh remaja laki-laki dan perempuan di sebuah panti rehabilitasi Narkoba di Jakarta. “Setelah ngobrol dan mendengar cerita mereka, saya tidak bisa tidur dua hari berturut-turut. Saya benar-benar merinding mendengarnya. Saya berpikir, sudah sangat luarbiasa kerusakan bangsa ini. Kemana pun saya pergi, apakah itu di kota besar, kecil, tepi pantai, saya melihat mayat-mayat berdiri. Mereka adalah korban dari ekstasi, marijuana dan Shabu-shabu”

Janda Kholinah (bukan nama yang sebenarnya), berusia 47 tahun, yang sehari-hari berprofesi sebagai seorang pedagang nasi goreng. Menghadapi putranya, Adiansyah (bukan nama yang sebenarnya) berusia 23 tahun, terjerat Narkoba sejak di bangku SMP. Kholinah tidak mudah menyerah. Dirinya berupaya agar anaknya dapat sembuh dan bebas dari barang haram meski berkorban harta habis-habisan. “Saya rela berbuat apa saja supaya anak saya bisa sembuh”, ungkapnya. Derita Kholinah memang berkepanjangan. Pada tahun 2000-an suaminya meninggal akibat Stroke yang makin parah karena memikirkan Adian yang kecanduan Narkoba. Belum lagi, karena perhatian total Kholinah diberikan kepada Adian, putra sulungnya, Ardana (bukan nama yang sebenarnya) berusia 25 tahun, tiba- tiba menjadi pemuda yang mengurung diri di kamar dan tidak mau bekerja lagi. “dia Stres dan saya bawa berobat meski dengan uang pas-pasan”, kata Kholinah. Perilaku pemakai Narkoba memang selalu berusaha untuk memegang uang untuk sakau. “jika tak diberi uang saya bisa dihajar habis-habisan. Pernah saya diseret dari rumah tetangga dimintai uang. Duh Gusti..”, ujarnya sedih. Agustus tahun lalu, Adian menganiaya ibu kandungnya karena dimintai uang sebesar Rp 25 ribu tidak mau memberi. “sejak bangun tidur saya pasrah. Saya benar-benar tidak punya uang. Jadi mau diapain saja pasrah”, ungkapnya. Namun tetangganya merasa tidak tega terhadap Kholinah dan ingin membuat Adian jera. Akhirnya Adian dilaporkan kepada pihak aparat keamanan dan diamankan.

KPP menyebutkan bahwa 3 % dari total pecandu di Indonesia adalah perempuan. Jika merujuk pada hasil penelitian BNN yang menyebutkan 1,5 % dari total penduduk Indonesia adalah Penyalahguna Narkoba, berarti kurang lebih ada sekitar 120.000 perempuan di Indonesia yang menjadi Penyalahguna Narkoba. Bayangkan apabila semua perempuan tersebut adalah ibu-ibu yang memiliki rata-rata dua orang anak maka akan terdapat 240 ribu anak yang terlantar karena ibunya tidak berdaya dan terjerat oleh setan Narkoba. Atau kalaupun semua perempuan itu belum berkeluarga, maka malapetaka sudah menunggu mereka dan anak-anak mereka kelak. Apalagi bila perempuan tersebut adalah pengguna Narkoba jarum suntik, maka HIV/AIDS, Hepatitis, dan berbagai penyakit berbahaya lainnya sudah membayangi dan cenderung menular ke anak-anak mereka

Dari berbagai data dan informasi yang ada di BNP (Badan Narkotika Propinsi) DKI, diketahui bahwa wilayah penyebaran, penyalahgunaan, dan peredaran gelap Narkoba telah merambah ke berbagai tempat pendidikan dari SD, SMP, SMU, hingga perguruan tinggi. Maraknya aksi-aksi kekerasan seperti perusakan, pemerasan, penganiayaan hingga tawuran yang dilakukan oleh pelajar, salah satu penyebabnya adalah penyalahgunaan Narkoba. Untuk itu, menurut Fauzi Bowo, para pelajar, orang tua serta guru perlu mendapatkan pembekalan dan pengetahuan tentang bahaya Narkoba dan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Lebih jauh lagi, kita harus meningkatkan kesadaran dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta pengetahuan yang memadai tentang pola hidup sehat.

“Dulu saya seorang pemakai narkoba berat” tutur Jefri Al-Buchary atau sebutan akrabnya UJ. ”Mengulas kehidupan saya kalau diceritakan sangat pahit dan memang ini sudah menjadi jalan saya” ungkapnya. Kata UJ, narkoba itu seperti duri yang bernyawa, jika sudah masuk ke dalam diri kita maka perlahan-lahan duri itu akan menusuk-nusuk diri kita dari dalam, yah.. akhirnya hanya diri sendiri yang merasakan bagaimana sakitnya, tersiksanya bahkan sampai ajal mendekati kita”

Testimoni Bunda Iffet: ”hati saya trenyuh melihat efek jahat narkoba pada anak saya” (Bimbim Slank). Slank, Band besar yang telah mengukir banyak prestasi di kancah musik Indonesia adalah salah satu ikon yang mempunyai fans fanatik terbesar di negeri ini. Eksistensinya di dunia musik tak diragukan lagi. Seiring perjalanan waktu, grup band yang telah dua kali bongkar pasang personil, ternyata tak lepas dari lika-liku problematika seputar narkoba. Namun berkat perjuangan serta tangan dingin bunda Iffet, akhirnya band ini mampu lepas dari masalah ketergantungan narkoba. Setelah benar-benar pulih dan bersih dari narkoba, Band ini menguatkan tekadnya untuk berperang melawan narkoba, serta mengajak orang dan fansnya agar tidak menggantungkan hidupnya pada narkoba. Harus diakui, Testimoni Bunda Iffet: ”hati saya trenyuh melihat efek jahat narkoba pada anak saya” (Bimbim Slank). Slank, Band besar yang telah mengukir banyak prestasi di kancah musik Indonesia adalah salah satu ikon yang mempunyai fans fanatik terbesar di negeri ini. Eksistensinya di dunia musik tak diragukan lagi. Seiring perjalanan waktu, grup band yang telah dua kali bongkar pasang personil, ternyata tak lepas dari lika-liku problematika seputar narkoba. Namun berkat perjuangan serta tangan dingin bunda Iffet, akhirnya band ini mampu lepas dari masalah ketergantungan narkoba. Setelah benar-benar pulih dan bersih dari narkoba, Band ini menguatkan tekadnya untuk berperang melawan narkoba, serta mengajak orang dan fansnya agar tidak menggantungkan hidupnya pada narkoba. Harus diakui,

Dalam seminggu, Capt. H. Kaharuddin bisa menghabiskan Rp 16 juta untuk membeli shabu. Dalam kurun waktu tersebut Kahar tetap melaksanakan tugasnya di kantor yakni di Barito sebagai kepala pelayaran. Lama-kelamaan produktifitasnya menurun; Kahar bahkan hanya mampu mengandalkan anak buahnya untuk bekerja. Pernah pada saat rapat dengan bos perusahaannya dari Korea ia tertidur sampai rapat berakhir. Efek jahat shabu pada tubuhnya sudah mulai parah. Badannya seakan tidak punya tenaga untuk beraktifitas, ia bisa menghabiskan sehari penuh untuk tidur sehingga kerjaannya pun terbengkalai. Badannya kurus karena tidak ingat makan, otaknya lemah. Bahkan karena saking seringnya tertidur ia sudah lupa akan waktu dan hari. Akibatnya Kahar jadi bulan-bulanan penipuan oleh teman dan anak buahnya. Barang-barang di rumahnya ia jual dengan harga murah tanpa sadar. Mobil limosinnya hanya dijual dengan harga 100 juta. ”hidup saya sudah pasrah, mau makan atau tidak kek terserah,” kenang Kahar pada saat kecanduannya akan narkoba masih merongrong walaupun harta ludes tak tersisa. Teman dan keluarga menjauh. Saat ini ia sudah banyak menyadarkan orang di Ternate, terutama kaum muda. ”dengan cerita saya ini, saya ingin pembaca (majalah) SADAR jangan pernah coba-coba pakai narkoba. Untuk yang masih make, sebenarnya harga diri mereka akan hilang karena menjadi bodoh, lebih bodoh dari binatang. Sebodoh-bodohnya binatang lebih bodoh lagi orang yang make shabu. Kedua, mereka tidak menyadari akibatnya nanti. Syukur kalau dia mati, tapi kalau tidak? Bisa Gila. Seperti saya ini yang sudah mengalami akibatnya. Saya juga berharap mudah-mudahan dengan membaca kisah saya ini ada lima bandar saja yang sadar, sehingga beribu-ribu manusia bisa selamat dari narkoba”

Seorang bapak, sebut saja Budi Ardjanto (bukan nama sebenarnya), tiba-tiba menangis tersedu-sedu sambil bercerita. Putra keduanya terpaksa meninggal dunia pada waktu kelas dua SMP karena narkoba. Dirinya sempat tidak mengetahui pada awalnya karena puteranya tinggal bersama sang nenek di daerah Jakarta Pusat sementara dirinya tinggal di wilayah Tangerang. Dalam pengakuan sedihnya Budi bercerita, dirinya telah habis-habisan harta bendanya mulai dari mobil, rumah, dan isinya telah amblas semua dengan harapan besar putranya dapat sembuh. Namun kenyataannya dia harus meninggal dalam usia muda.

Irwanto Ph. D, pendiri kios Narkoba Atmajaya : ”Adik saya pemakai narkoba sejak SMP. Padahal bukan di kota besar tapi di kota kecil yang namanya Purwodadi, Grobogan. Kecil sekali, di sebelah timur Semarang. Dia makai ganja, pil dan segala macam sampai dia dikeluarkan dari sekolah. Saya dan keluarga sangat menderita waktu itu. Karena adik saya ini adalah adik yang kita sayangi. Pandai sekali tapi punya masalah. Bertahun-tahun seperti itu terus-menerus. Sampai saya lulus kuliah pun, adik saya masih terlunta-lunta. Sejak saat itulah saya mulai terjun ke Bersama, mulai jadi relawan untuk mengurusi masalah ini. Kemudian adik saya mulai sembuh, lalu saya tinggalkan dia ke Amerika karena saya dapat beasiswa Full Bright, tapi saya tetap ambil bidang narkoba. Master saya bidang narkotik, doktor saya juga bidang narkotik. Balik ke Jakarta rupanya adik saya punya masalah lagi. Di keluarganya ada masalah dan dia balik lagi ke narkoba. Adik saya mulai minum lagi, ngobat lagi segala macam sampai akhirnya ia meninggal dunia tahun 1993 karena over dosis. Tapi kelihatannya dia mengoverdosiskan dirinya sendiri, dia bunuh diri. Begitu tahu dia meninggal bunuh diri, saya sangat frustasi, kecewa dengan diri sendiri, menyalahkan diri sendiri karena saya doktor yang mempelajari hal itu tetapi tidak bisa membantu adik saya sendiri. Saya dihantui perasaan bersalah, dunia narkotik sudah mau saya tinggalin. Sampai sekitar tahun 96-97 orang mulai ramai membicarakan itu, dan saya sudah mulai damai dengan diri saya sendiri, akhirnya saya berkata dalam hati, ”Kalau adikku tidak bisa aku tolong mungkin aku bisa menolong orang lain. Mulailah saya jadi relawan lagi”.

Seorang korban Narkoba, Fandy (bukan nama yang sebenarnya), mantan seorang Bandar besar Narkoba. “Saya dulu bergelimangan harta dengan berjualan Narkoba secara gelap. Mau beli apa saja saya bisa sehingga rasanya hidup tidak pernah susah dan banyak teman”, ungkapnya berbagi cerita. Fandy juga pemakai jenis Narkoba yang menggunakan suntikan dan sering bergantian dengan teman-temannya di kampus tanpa menyadari bahaya maut yang bisa mengancamnya. Bisnis barang haram akhirnya menjadi pukulan berat bagi dirinya karena setelah melakukan tes dirinya dinyatakan positif dan harus menjalani perawatan medis. “Saya kaget dan tidak menyangka. Ini akibat nyutik bergantian dengan teman-teman. Korban AIDS kebanyakan dominan pecandu Narkoba. Sekarang ini, saya sudah tiga Seorang korban Narkoba, Fandy (bukan nama yang sebenarnya), mantan seorang Bandar besar Narkoba. “Saya dulu bergelimangan harta dengan berjualan Narkoba secara gelap. Mau beli apa saja saya bisa sehingga rasanya hidup tidak pernah susah dan banyak teman”, ungkapnya berbagi cerita. Fandy juga pemakai jenis Narkoba yang menggunakan suntikan dan sering bergantian dengan teman-temannya di kampus tanpa menyadari bahaya maut yang bisa mengancamnya. Bisnis barang haram akhirnya menjadi pukulan berat bagi dirinya karena setelah melakukan tes dirinya dinyatakan positif dan harus menjalani perawatan medis. “Saya kaget dan tidak menyangka. Ini akibat nyutik bergantian dengan teman-teman. Korban AIDS kebanyakan dominan pecandu Narkoba. Sekarang ini, saya sudah tiga

Seorang ibu yang mengikuti persidangan anaknya karena terlibat narkoba sempat mengungkapkan kenyataan pahit yang tengah diterimanya. Dirinya mengetahui putranya sebagai pemakai setelah petugas polisi memberitahukan putranya ditangkap petugas anti narkoba. Dirinya hampir tidak percaya. Namun fakta berbicara lain. Sebab, si anak di rumah berlaku baik dan tidak macam-macam dan bahkan setiap kali si ibu membersihkan kamar dan tas sekolahnya tidak menunjukkan tanda-tanda sang anak termasuk pemakai. Kepedihan mendalam itu membuahkan peringatan. ”Saat itu, saya memohon kepada aparat penegak hukum supaya bertindak tegas memberantas jaringan narkoba di tanah air. Para pengedar yang masih leluasa berkeliaran di masyarakat juga di lingkungan sekolah agar segera ditindak karena merekalah anak saya terpaksa masuk bui”

Dalam sebuah artikel berjudul “Narkoba Mempengaruhi kerja otak”, dr. Lidya H Martono, SKM dan dr. Satya Joewana, SPKJ , mengakhiri ulasannya dengan, ”Perasaan Nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari mula-mula oleh pemakai Narkoba, harus dibayar sangat mahal oleh dampak buruknya, seperti ketergantungan, kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam penyakit, rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman-teman, rongrongan bahkan kebangkrutan keuangan, rusaknya kehidupan moral, putus sekolah, pengangguran serta hancurnya masa depan dirinya”

Gara-gara hobi mabuknya itu, saat kelas 1 SMA, nilai rapor Novri merah semua. Itu pun terus berlanjut, hingga kuliahnya putus di tengah jalan. ”Yah, gimana mau kuliah, duitnya saya pakai untuk mabuk,” ungkapnya sembari menggaruk-garuk kepalanya yang botak. Saat itu, Novri tidak dapat mengontrol diri dari kemarahan. Emosinya juga sangat tidak terkendali hingga ia memutuskan hengkang dari kampus. Cita-cita pun melayang. Ia terus berusaha, bagaimana cara membeli barang haram, padahal tidak ada sama sekali uang di tangannya. Novri juga berkisah mengenai kakak angkatnya, yang tinggal serumah dan juga pernah menderita ketergantungan obat. Namun kakaknya itu berhasil pulih, setelah mengikuti program di sebuah pusat rehabilitasi. ”kakak saya itu sering banget nasihatin dan cerita gimana rasa capeknya dan sering tersiksa gara-gara narkoba, ”ujar Novri. Kedua orang tuanya pun tidak bosan- bosannya menasihati, namun saat diberitahu dengan nada tinggi, Novri justru marah dan gusar. Tak satu pun nasihat didengarnya, yang ada di kepalanya saat itu adalah bagaimana cara agar terus punya uang dan kembali menikmati barang haram tersebut. ”nggak tahan kalau lagi sakau. Sakitnya dari ujung kaki sampai kepala, badan pegal, seperti terserang flu tulang dan tenggorokan kadang sakit,” tutur Novri panjang lebar. Akhirnya, untuk dapat terus mengkonsumsi narkoba, Novri ikut mengedarkan. Dia berharap pengalaman hidupnya dapat menjadi pelajaran bagi generasi muda agar jangan sekali pun terjerat narkoba, karena saat ingin terlepas akan mengalami fase-fase teramat sulit. Bercermin dari masa lalunya yang kelam, saat ini Novri mendampingi dan membantu korban-korban ketergantungan narkoba di pusat rehabilitasi Rumah Sakinah. Menurutnya, pekerjaan sebagai manajer program di pusat rehabilitasi Rumah Sakinah adalah sebuah pengabdian untuk menebus dosa-dosanya.

Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, mengatakan, ”Sindikat Narkoba incar Anak-anak. Fakta menunjukkan saat ini banyak anak-anak yang terjerembab dalam lembah narkoba. Keterlibatan anak-anak tidak hanya sebagai pemakai, banyak di antaranya membantu bandar-bandar narkoba untuk mengedarkan narkoba. Dibandingkan menjebak orang dewasa, yang terhitung sulit, anak-anak kerap kali menjadi sasaran empuk para bandar narkoba. Bandar-bandar narkoba memiliki seribu akal bulus untuk menggaet anak-anak agar mau mencoba narkoba.

Dari sekian banyaknya penduduk dunia yang sudah menjadi korban, tercatat tidak kurang dari 4 juta jiwa umat manusia di Republik Indonesia tercinta ini terjerumus menjadi korban narkoba. Kita memang tidak pernah berharap jumlah tersebut akan bertambah. Akan tetapi, kenyataan terbukti lain. Jumlah korban bertambah banyak, jumlah pengedar bertambah besar dan berkembang, yang sepertinya sulit untuk dibendung. Yang mengkhawatirkan, menurut informasi terakhir sebagaimana banyak diberitakan baik di media cetak maupun media elektronik, Indonesia sekarang ini banyak diserbu oleh sindikat narkoba internasional dan Indonesia bukan lagi hanya sebagai konsumen tetapi produsen narkoba. Oleh karena itu tantangan yang akan kita hadapi pada masa-masa mendatang, otomatis bertambah berat. Hal ini pun akan meminta perhatian yang lebih serius lagi bagi segenap warga Negara Kathulistiwa ini, dalam Dari sekian banyaknya penduduk dunia yang sudah menjadi korban, tercatat tidak kurang dari 4 juta jiwa umat manusia di Republik Indonesia tercinta ini terjerumus menjadi korban narkoba. Kita memang tidak pernah berharap jumlah tersebut akan bertambah. Akan tetapi, kenyataan terbukti lain. Jumlah korban bertambah banyak, jumlah pengedar bertambah besar dan berkembang, yang sepertinya sulit untuk dibendung. Yang mengkhawatirkan, menurut informasi terakhir sebagaimana banyak diberitakan baik di media cetak maupun media elektronik, Indonesia sekarang ini banyak diserbu oleh sindikat narkoba internasional dan Indonesia bukan lagi hanya sebagai konsumen tetapi produsen narkoba. Oleh karena itu tantangan yang akan kita hadapi pada masa-masa mendatang, otomatis bertambah berat. Hal ini pun akan meminta perhatian yang lebih serius lagi bagi segenap warga Negara Kathulistiwa ini, dalam

Tuhan Sang Pencipta. 1

Hidung bekerja bagaikan laboratorium analisa kimia. Hidung teramat peka sehingga mampu mengenali hingga 10.000 bau yang berbeda. Yang sungguh menarik adalah kecepatan menakjubkan dari semua proses ini. Antara saat molekul kopi memasuki hidung kita hingga kita mengenali baunya hanya memerlukan waktu kurang dari sedetik.

Berpikirlah dahulu sebelum kita merusak tubuh sendiri dengan cara mengkonsumsi narkoba, karena tubuh kita diciptakan oleh Allah sedemikian canggih dan sangat menakjubkan. Apa yang akan saya sampaikan, mudah-mudahan dapat menghentikan rencana kita menghancurkan diri sendiri dan tersentuh hati kita untuk mulai menyayangi diri sendiri.

Setiap neuron (sel saraf) terdiri dari satuan-satuan yang hanya bertanggung jawab untuk meneruskan informasi. Satu otak saja bisa memproses kerja yang sama dengan 4,5 juta transistor pada mikroprosesor modern. Jumlah jutaan ini menjadi tak berarti jika dibandingkan dengan sepuluh miliar neuron-neuron yang sangat tangguh dalam memindahkan informasi dalam otak. Tambahan lagi, tidak ada produk industri yang mampu meniru pengenal rasa dan bau seperti dalam otak.

Otak manusia memiliki sistem yang mampu menjalankan sejumlah tugas sekaligus pada saat bersamaan. Misalnya, dengan struktur otaknya yang sempurna, seseorang yang sedang mengendarai mobil dapat sekaligus menyetel radio mobilnya dan membelokkan setir dengan mudah. Walaupun sedang melakukan beragam hal secara bersamaan, dia tidak menabrak mobil atau orang lain. Selain itu, dia dapat mengoperasikan pedal gas dengan kakinya. Dia dapat memahami berita yang didengarnya dari radio. Dia dapat menyambung kembali pembicaraannya dari tempat percakapan itu terhenti. Dan, yang terpenting, dia dapat mengarahkan semua hal ini secara sempurna, pada waktu yang bersamaan. Singkatnya, dengan bantuan kemampuan luar biasa otak, seseorang dapat menangani berbagai pekerjaan sekaligus. Keselarasan ini dimungkinkan terjadi oleh adanya sambungan antar sel saraf di dalam otak.

Jutaan, bahkan miliaran rangsangan yang sampai ke otak dari dunia luar diterima dan diuraikan di dalam otak dengan serasi, lalu diperiksa dan dinilai. Otak lalu memberi tanggapan yang diperlukan kepada setiap sumber rangsangan. Operasi sistem yang rumit ini terus berfungsi dalam kehidupan seseorang tanpa henti. Keberadaan semua proses inilah yang menjadikan kita mampu melihat, mendengar, serta merasakan; dan kehidupan kita pun terus berlangsung.

1 Dari berbagai sumber

Salah satu unsur terpenting penyusun sistem sempurna di dalam otak adalah sel-sel saraf, yang berjumlah hampir mendekati angka 10 miliar. Sel-sel saraf otak, tidak seperti sel-sel lainnya, mengirimkan dan mengolah informasi dengan cara membangkitkan dan mengalirkan aliran listrik lemah.

Apakah yang menyebabkan terjadinya hubungan di antara sel-sel dan menghasilkan keselarasan di dalam otak? Jawabannya terletak pada struktur istimewa sel saraf. Sekitar 10 miliar sel di dalam otak memiliki sekitar 120 triliun sambungan. Dan 120 triliun sambungan ini benar-benar berada di posisi yang tepat. Bila terdapat kesalahan pada salah satu saja dari sambungan ini, akibatnya akan sangat berat. Seseorang yang mengalami hal ini takkan mungkin menjalankan kehidupannya dengan baik. Namun hal seperti ini tidak terjadi, dan manusia sehat menjalani kehidupannya secara normal. Ia menjalani kehidupan dengan sebaik-sebaiknya sementara triliunan proses ajaib yang tidak disadarinya sedang berlangsung di dalam otaknya.

Struktur yang bekerja secara mandiri di dalam otak ini, sebagaimana halnya sistem-sistem lain di dalam tubuh manusia, memiliki rancangan sempurna di setiap tahapannya. Kenyataan bahwa otak dapat menjalankan berjuta fungsinya tanpa kesalahan atau kerancuan menjadi bukti bahwa Allah, Pemilik Ilmu tak terbatas, telah menciptakannya beserta semua cirinya yang istimewa.

“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Adz Dzaariyaat, 51:20-21)

Dapat kita bayangkan, apa akibatnya jika otak kita rusak. Tentunya kita akan mengalami banyak sekali masalah dalam hidup kita. Karena itu, jangan rusak otak kita dengan narkoba.

! " Segala hal dalam tubuh merupakan suatu bentuk komunikasi. Banyak pesan dalam bentuk hormon yang tersusun atas

molekul-molekul besar. Tidak ada alat penerima pada paket-paket pesan yang dibawa hormon, molekul yang berlalu-lalang bebas dalam sistem peredaran darah dan di antara sel-sel neuron. Akan tetapi, paket-paket tersebut senantiasa mencapai tempatnya karena alat-alat tubuh yang menerima pesan tersebut dilengkapi dengan sensor-sensor khusus.

Gerakan otot menyebabkan pemanasan tubuh dalam cuaca dingin. Otot-otot dapat menyebabkan 90% panas tubuh dengan cara ini. Pengeluaran keringat, di pihak lain, berguna sebagai cara pendingin melawan pemanasan berlebihan. Dua sistem penyeimbang ini bekerja bersama untuk mempertahankan suhu tubuh yang mantap. Sistem ini bekerja jauh lebih cepat dan tepat melebihi sistem AC yang ada.

Tubuh kita dipertahankan oleh sekitar 200 juta sel-sel darah putih. Seperti halnya tentara, sel-sel darah ini memiliki sistem intelijen, persenjataan mematikan, dan strategi pertempuran khusus. Namun, tidak ada tentara di dunia yang setepat waktu dan sesempurna serta seberhasil sistem kekebalan.

Sekitar 250 tahun lalu, dengan ditemukannya mikroskop, para ilmu-wan mendapati bahwa kita hidup bersama banyak makhluk kecil, yang tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang. Makhluk ini ada di mana-mana, dari udara yang kita hirup, sampai benda apa pun yang bersinggungan dengan permukaan tubuh kita. Juga ditemukan bahwa makhluk-makhluk ini berpenetrasi memasuki tubuh manusia.

Meski keberadaan musuh ini ditemukan dua setengah abad lalu, sebagian besar rahasia “sistem pertahanan” yang bertempur dengan gigih belumlah tersingkapkan. Begitu ada benda asing memasuki tubuh, secara spontan sistem molekular tubuh ini diaktifkan. Dengan rancangan strategi hebat, ia menyatakan perang mati-matian melawan musuh. Kalau kita lihat sekilas cara kerja sistem ini, tampak bahwa setiap tahapan berlangsung berdasarkan suatu rencana yang sangat cermat.

Sistem ini melindungi tubuh siang dan malam dari semua jenis penyerang. Ia bekerja dengan penuh ketekunan, layaknya pasukan tempur berperalatan lengkap, bagi tubuh yang dilayaninya.

Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem menghancurkan tatanan ini. Dan sistem kekebalan sangat diperlukan.

Mungkinkah kita bertahan hidup kalau sistem pertahanan tidak ada? Atau, hidup macam apa yang akan kita jalani jika sistem ini gagal memenuhi sebagian fungsinya?

Tidak sukar memperkirakan jawabannya. Sejumlah contoh di dunia kedokteran memperjelas betapa pentingnya sistem kekebalan. Kisah pasien yang dikutip dalam banyak sumber terkait memperlihatkan betapa sulitnya hidup yang harus dijalani pada kasus adanya gangguan dalam sistem pertahanan.

Begitu lahir, pasien ini langsung ditempatkan di sebuah tenda plastik steril. Tidak ada satu pun yang diperbolehkan masuk. Pasien itu dilarang menyentuh manusia lainnya. Ketika dia tumbuh besar, dia ditempatkan di tenda plastik yang lebih besar. Untuk keluar dari tendanya, dia harus memakai seperangkat peralatan yang dirancang khusus mirip pakaian astronot. Apa yang menghalangi pasien ini menjalani hidup normal seperti orang lain? Setelah lahir, sistem kekebalan pasien ini tidak berkembang normal. Tidak ada pasukan bersenjata di tubuhnya untuk melindunginya dari musuh.

Dokter yang menangani anak itu sadar dengan apa yang bakal terjadi jika dia memasuki lingkungan normal. Dia akan segera menderita pilek, penyakit bersarang di tenggorokannya; walau diberi antibiotik dan perlakuan medis lainnya, dia akan menderita infeksi ini, infeksi itu. Tidak lama, perawatan medis akan kehilangan efek, berakibat pada kematian anak laki-laki itu.

Paling-paling anak laki-laki itu hanya akan bisa hidup beberapa bulan atau beberapa tahun di luar lingkungan yang aman tersebut. Maka dunia anak laki-laki itu selamanya dibatasi oleh dinding tenda plastiknya.

Setelah beberapa waktu, dokter dan keluarganya menempatkan anak itu di sebuah ruang yang betul-betul bebas hama yang dipersiapkan khusus di rumahnya. Akan tetapi, semua upaya ini tidak membuahkan hasil. Di awal umur belasan, anak itu meninggal ketika transplantasi tulang gagal.

Keluarganya, para dokter, staf rumah sakit tempat dia dirawat sebelumnya, serta perusahaan farmasi, telah berusaha semampu mereka untuk menjaga anak laki-laki tersebut bertahan hidup. Walaupun mutlak segalanya sudah diupayakan, dan tempat tinggal anak laki-laki itu selalu disuci-hamakan, kematiannya tidak dapat dicegah.

Akhir kisah ini memperlihatkan bahwa tidak mungkin bagi manusia untuk bertahan hidup tanpa adanya sistem kekebalan yang melindungi mereka dari mikroba. Hal ini membuktikan bahwa sistem kekebalan pastilah sudah ada lengkap dan menyeluruh sejak manusia pertama. Oleh karena itu, tidak masuk akal kalau sistem seperti itu berkembang secara bertahap dalam selang waktu yang sangat lama sebagaimana dinyatakan oleh teori evolusi. Manusia tanpa sistem kekebalan, atau dengan sistem kekebalan yang tidak berfungsi, akan segera meninggal seperti pada contoh kasus di atas. Karena itu, jauhi seks bebas dan penggunaan narkoba jarum suntik agar kita tidak terserang HIV, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

!& " Sel adalah mesin yang sangat efisien menggunakan energi. Sel menggunakan molekul-molekul kecil yang disebut ATP

untuk bahan bakar. Efisiensinya dalam pembakaran bahan bakar ini lebih besar dibanding mesin mana pun yang dikenal manusia. Di samping itu, sel-sel ini secara serentak mengerjakan berbagai tugas berbeda, yang tak mampu ditangani mesin mana pun yang dibuat manusia.

Tangan bekerja seperti pengungkit. Poros pendukungnya adalah siku, dan di sekelilingnya otot-otot mendukung gerakan melalui pengerutan dan istirahat. Eksavator juga bekerja dengan cara yang sama. Jika eksavator mengerahkan kekuatan yang sama pada semua ragam berat beban, otot-otot tangan justru dapat mengendalikan besarnya kekuataan yang diberikan.

Ada dua akibat utama yang mungkin terjadi pada sistem apa pun yang menerima guncangan. Hal ini bisa menyebabkan lubang atau menyebabkan bagiannya patah. Rangka makhluk hidup dan rangka mobil telah dirancang untuk mengurangi guncangan pada tubuh. Namun, rangka mobil kemampuannya tidak seperti tulang yang dapat memperbaiki dirinya sendiri.

& ! " Retina mata adalah alat yang paling peka cahaya di antara seluruh zat. Berbagai jenis sel sensor telah dibuat dengan

posisi terbaik untuk menangkap gambar dalam fotografi. Namun, mata justru secara otomatis menyesuaikan fokus dan penglihatan atas kekuatan cahaya luar. Oleh karena itu, mata jauh lebih unggul dari seluruh kamera.

Mata makhluk hidup sangatlah peka terhadap cahaya, dan mudah rusak karenanya. Tapi kita masih mampu melihat matahari dan sekeliling kita dengan aman berkat sejumlah perangkat pelindung yang secara khusus diciptakan oleh Allah. Salah satu perangkat ini adalah sekumpulan molekul pigmen yang ada di mata.

+ Struktur mengagumkan indera pengecap pun telah mengilhami banyak ilmuwan. Perangkat yang meniru fungsi lidah

manusia telah dikembangkan, seperti lidah elektronik misalnya. Temuan ini membantu kita membedakan antara makanan segar dan lama, serta menemukan kebusukan pada makanan akibat pertumbuhan bakteri. Pada lidah buatan ini, sirkuit elektroniknya mempunyai 100 lubang teramat kecil, masing-masing dirancang menyerupai bintil pengecap pada lidah manusia. Tapi, dibandingkan dengan lidah manusia, lidah buatan ini merupakan alat pengecap yang sangat kuno. Lidah kita jauh lebih baik dibanding lidah elektronik, dan ini hanyalah menunjukkan betapa besar nikmat indera pengecap ini.

Hidung bekerja bagaikan laboratorium analisa kimia. Hidung teramat peka sehingga mampu mengenali hingga 10.000 bau yang berbeda. Yang sungguh menarik adalah kecepatan menakjubkan dari semua proses ini. Antara saat molekul kopi memasuki hidung kita hingga kita mengenali baunya hanya memerlukan waktu kurang dari sedetik.

Rambut yang sangat halus dalam telinga bagian dalam manusia mengubah suara menjadi sinyal-sinyal listrik seperti pada mikrofon. Telinga hanya bisa merasakan suara antara frekuensi 20 hingga 20.000 Hz. Spektrum ini paling tepat untuk manusia. Seandainya manusia mendapat spektrum yang lebih besar, kita akan dapat mendengar langkah-langkah kaki semut hingga suara frekuensi tinggi di atmosfer. Keadaan ini tidak akan nyaman bagi manusia sama sekali, karena terus- menerusnya kebisingan.

Jantung mulai berdetak dalam rahim ibu dan terus berdetak pada tingkat yang beragam, 70-200 kali per menit tanpa istirahat sepanjang hidup. Selama tiap detakan, jantung bisa istirahat sekitar setengah detik. Jantung berdetak sekitar 10.000 kali sehari. Jantung milik manusia seberat 132 pon (60 kilogram) memompa sekitar 1,7 galon (6,5 liter) darah setiap hari. Seumur hidup, jantung memompa cukup darah untuk mengisi 500 kolam renang dengan isi 300 kubik meter. Pompa-pompa buatan tidak pernah bisa bekerja begitu lama tanpa perbaikan menyeluruh.

Steven Vogel, seorang perekayasa dari Duke University di Amerika, menyatakan bahwa jantung manusia takkan pernah dapat ditiru:

”Ini karena mesin yang kita punyai, berapa pun keluaran tenaga atau daya-kerjanya, bekerja dengan sangat berbeda… Otot (jantung) adalah mesin yang lembut, basah, selalu mengembang dan mengerut; dan itu sungguh tidak mirip dengan apa pun yang ada dalam perbendaharaan teknologi kita. Jadi, Anda takkan mampu meniru sebuah jantung. (Robert Kunzig, “The Beat Goes On,” Discover, Januari 2000)