Pada gambar diatas merupakan gambaran keterkaitan singkat sebagai berikut: 1.
Distribusi guna lahan menentukan lokasi kegiatan 2.
Distribusi kegiatan dalam ruang membutuhkanmenimbulkan interaksi spasial dalam sistem transportasi
3. Distribusi prasarana sistem transportasi menciptakan tingkat keterhubungan spasial dari
suatu lokasi yang bisa dinilai sebagai tingkat aksesibilitas 4.
Distribusi aksesibilitas dalam ruang menentukan pemilihan lokasi yang menghasilkan perubahan dalam sistem guna lahan
2.4.1 Terminal Sebagai Pusat Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kawasan atau daerah selalu diawali dengan adanya pusat- pusat pertumbuhan. Intensitas pusat pertumbuhan akan
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan perkembangan wilayah tersebut dan dalam kondisi tertentu pertumbuhan dan perkembangan suatu kawasan dapat memperlambat
pertumbuhan kawasan sekitarnya. Berdasarkan kegiatannya, pusat pertumbuhan dapat berupa pasar, pusat pemerintahan, terminal, pelabuhan, tempat rekreasi dan sebagainya.
Menurut Whyne- Hammond dalam Daldjoeni, 1998, Perkembangan wilayah terutama pinggiran kota disebabkan oleh tiga hal yaitu pertama, meningkatnya pelayanan
sistem transportasi kota dan kemampuan memiliki kendaraan yang meningkat yang membuat jarak tidak menjadi masalah. Akibatnya terjadi eksploitasi lahan sub urban
menjadi kawasan perumahan dan penduduk kota. Kedua, bertambahnya penduduk sub urban, yang meramaikan sub urban tersebut, sebab disamping penduduk baru yang datang
tidak hanya dari kota saja tetapi juga dari desa-desa sekitarnya. Ketiga, meningkatnya taraf
kehidupan penduduk sub urban yang memungkinkan orang mendapatkan rumah yang lebih baik dan ideal.
Sementara menurut O’Sullivan 2003 terdapat 5 faktor yang mengakibatkan suburban: pertama adalah penurunan biaya komuting telah meningkatkan tingkat
aksebilitas lokasi suburban, kedua adalah masalah dipusat kota seperti kemacetan dan ketidak nyamanan mendorong penduduk pindah ke suburban, ketiga adalah tersedianya
tenaga kerja didaerah suburb karena mereka tinggal disitu, keempat adalah biaya komuting yang lebih rendah dan kelima adalah sistem administrasi kota tidak konprehensif untuk
perumahan sehingga banyak yang pindah ke suburban. Karakteristik di kawasan terminal dimulai dengan adanya tiga unsur utama
kendaraan, penumpangbarang, dan pengelola yang menumbuhkan dan mengembangkan kegiatan lain. Adanya aktifitas ketiga komponen ini menarik aktifitas lain yang terkait
agglomerasi ekonomi, Richardson, 1978 atau dikatakan bahwa aktifitas komponen utama terminal menjadi inti bagi pertumbuhan aktifitas kawasan terminal.
Pembangunan terminal di wilayah pinggiran kota akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan wilayah disekitarnya. Keberadaan terminal dapat menambah
aktivitas, seperti perdagangan, jasa, dan transportasi di wilayah tersebut, sehingga mampu meningkatkan aksesbilitas serta dapat menyerap tenaga kerja, ini dapat memberikan nilai
tambah yang mampu menarik sumberdaya ke sekitar lokasi tersebut. Apabila hal ini terus berkembang dapat menyebabkan peningkatan kondisi wilayah tersebut. Selain itu
peningkatan perdagangan dan transportasi yang ada pada wilayah itu akan mempengaruhi hampir seluruh sektor. Perubahan ini menyebabkan perkembangan wilayah kota secara
keseluruhan Catanese, 1986; Forbes 1986 ; Thee, 1994 . Di samping itu karena terminal sebagai tempai transit baik untuk angkutan umum
penumpang antar kota maupun antar wilayah, mempunyai peran yang penting. Terminal sebagai simpul pertemuan angkutan umum penumpang menjadi titik potensial
pengembangan kawasan, pusat kegiatan dan pertumbuhan.
2.5 Arah Kebijakan Pembangunan