Arahan Kebijaksanaan Jaringan Transportasi

Kelurahan Talang Jawa, dan Kelurahan Pasar Baru ditunjang oleh adanya program penerangan tentang kebersihan lingkungan. Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya beberapa gejala yang diakibatkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan saluran air hujan, yang sekaligus sebagai saluran air limbah dan tempat sampah. Penyediaan fasilitas dan utilitas di wilayah Kota Lahat merupakan langkah strategis guna membentuk struktur ruang dan sistem pelayanan yang dituju untuk skala kota. Pengalokasian fasilitas dan utilitas diarahkan pada pusat-pusat pelayanan dengan tetap mempertimbangkan sistem hirarki dari pusat pelayanan dari fasilitas yang akan ditempatkan. Sedangkan pada skala Bagian Wilayah Kota BWK, pengalokasian fasilitas dan penataan utilitas diarahkan pada usaha menarik perkembangan fisik ke daerah layak huni, sehingga perkembangan tidak terpusat secara linier seperti kecenderungan yang terjadi pada saat ini.

3.3.3.4 Arahan Kebijaksanaan Jaringan Transportasi

Kondisi jaringan jalan di Kota Lahat menunjukkan pola linier dan radial konsentrik yang secara strukturil memudahkan daya jangkau terhadap lokasi kegiatan khususnya lahan usaha. Oleh karena itu, arahan kebijaksanaan pengembangan jaringan jalan akan berupa peningkatan Daerah Pengawasan Jalan Dawasja, Daerah Milik Jalan Damija, dan Daerah Manfaat Jalan Damaja sesuai dengan fungsi dan klasifikasi jalan yang dikembangkan. Berdasarkan fungsi jaringan jalan yang ada di Kota Lahat terdiri dari : ƒ Jalan arteri primer, merupakan jaringan jalan antar regional di dalam wilayah Propinsi Sumatera Selatan atau dalam antar propinsi yang sedikit sekali mempunyai jalan masuk ke ruas jalan ini. ƒ Jalan arteri sekunder, merupakan penghubung antar pusat pelayanan utama perkotaan pusat kota dengan pusat pelayanan utama lainnya atau antar ibukota kecamatan dalam menampung jalur pergerakan regional di dalam sistem perwilayahan Kabupaten Lahat. ƒ Jalan kolektor primer, merupakan penghubung antar pusat pelayanan kegiatan di wilayah Kabupaten Lahat atau jaringan jalan yang berfungsi menghubungkan wilayah Kota Lahat dengan jangkauan pelayanan relatif dekat serta dapat pula merupakan jaringan jalan yang menghubungkan antar penggal jalan yang lebih tinggi tingkatannya. ƒ Jalan kolektor sekunder, merupakan penghubung di dalam wilayah Kota Lahat dimana merupakan penghubung antar pusat pelayanan BWK maupun Sub BWK dan menyalurkan lalu lintas ke jalan-jalan lokal atau untuk penggunaan khusus seperti industri, perdagangan, pusat kota dan pergerakan setempat lainnya dengan pusat-pusat pelayanan. ƒ Jalan lokal primer, merupakan jaringan jalan penghubung antar pusat unit lingkungan maupun dengan pusat yang lebih tinggi yaitu pusat Sub BWK yang mengikat tiap-tiap unit lingkungannya. ƒ Jalan lokal sekunder, merupakan penghubung antara pusat unit lingkungan dengan kawasan permukiman, sehingga lebih mengutamakan pelayanan kebutuhan sehari-hari pemakainya penduduk. Adapun langkah dalam pengarahan kebijaksanaan pengembangan jaringan transportasi di Kota Lahat hendaknya diarahkan untuk: 1. Mengembangkan sistem jaringan jalan dibuat dengan sedemikian rupa sehingga pengembangan perdagangan dan jasa, perkantoran dan pemerintahan, industri, pariwisata dan pertanian relative tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan transportasi kota maupun regional. 2. Tercapainya struktur pelayanan kegiatan, agar pusat-pusat tersebut dapat menjalankan fungsi dan peranannya secara optimal 3. Peningkatan aksesibilitas terhadap pusat-pusat pelayanan, lahan usaha dan hubungan ke daerahke kecamatan lainnya maupun ke kawasan tambang dengan meningkatkan jaringan jalan yang ada dan mengembangkan jaringan jalan baru. 4. Kemudahan pengelolaan lahan yang memiliki fungsi perlindungan, seperti kawasan penghijauan yang dapat dimanfaatkan sebagai pertanian dan kawasan konservasi, maupun pengelolaan kawasan wisata. Untuk lebih jelasnya, rencana fungsi jalan dan kondisi jaringan jalan di Kota Lahat dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan 3.5 sebagai berikut.

3.3.3.5 Arahan Kebijaksanaan Kawasan Prioritas