Sedangkan untuk pengelolaan di Bandar udara Ahmad Yani Semarang upaya yang dilakukan adalah baru pada tahap penghijauan
pada zona penyangga dan wilayah sekitar Bandar udara untuk menetralisir kandungan bahan pencemar udara yang dihasilkan oleh
kegitan di bandar udara, Penggunaan Masker oleh pekerja untuk melindungi dari emisi gas.
Periode pemantauan dilakukan 6 bulan sekali untuk menentukan indeks standar pencemaran udara.
3. Pencemaran Air
Dari hasil analisa di atas dan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemaran
Air pada kriteria Mutu air Kelas II tabel 4.4, tabel 4.5 dan tabel 4.6, ditemukan bahwa :
3. Pada lokasi Sungai Silandak Hilir parameter residu terlarut sudah di
ambang batas, hal ini menunjukan pada titik tersebut sudah terpengaruh air laut
4. Dilihat dari parameter kimia kualitas air Sungai Silandak Hulu dan
Hilir sudah terdapat beberapa parameter yang sudah di atas ambang batas seperti BOD, COD dan Penol.
5. Secara fisik semua parameter temperatur, residu terlarut dan residu
tersuspensi_ masih di bawah ambang batas
6. Dilihat dari parameter kimia kualitas air Sungai Slangker Hulu dan
Hilir sudah terdapat beberapa parameter yang sudah di atas ambang batas seperti BOD, Nitrit dan Phenol
7. Secara fisik. Parameter kekeruhan, TSS dan temperatur masih berada
di ambang batas 8.
pH air tambak masih berada pada kondisi masih dalam rentang yang diperbolehkan
9. Kandungan Oksigen DO masih bagus 5 mgl
10. Kandungan logam-logam Cd, Cu, Pb, Zn dan Ni masih jauh dibawah
nilai ambang batas 11.
Parameter yang tidak memenuhi baku mutu adalah total fosfat, Fenol dan Cr
+6
dan BOD pada Lokasi tambak 2 dekat sungai Silingga 2 Pencemaran air menurut hasil pengukuran pada sebagian titik
pengambilan sampel sudah melewati tingkat baku mutu yang telah ditentukan. Hal ini terjadi akibat kegiatan operasional di Bandar Udara
Ahmad Yani Semarang. Sumber pencemaran air terutama berasal dari limbah cair domestik, kegiatan sarana dan utilitas bandara, saluran
limbah kota yang melalui sungai silandak. Bandar Udara di Negara Asean melakukan pengendalian pencemaran
air dengan cara air kotor hasil kegiatan dari sarana dan utilitas bandara dialirkan ke dalam saluran sistem drainase tertutup menuju Sewage
Treatment Plant STP dengan sistem aerasi dan buangan padat yang untuk kemudian di olah pada IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah
sebelum di buang ke sungai. Untuk mengendalikan banjir serta penampungan air drainase bandara dilakukan dengan pembuatan
Pond.Kolam Pengendali Air
31
Sedangkan untuk pengelolaan di Bandar udara Ahmad Yani Semarang upaya yang dilakukan adalah mengoperasikan dan memelihara
penampungan air limbah secara kontinyu dan mengatur aliran limbah dari kegiatan DPPU dan bengkel tidak masuk saluran drainase tetapi di
tampung dalam Rebuse Tank yaitu tempat penampungan limbah sementara. Periode pemantauan dilakukan 6 bulan sekali untuk
menentukan indeks standar pencemaran air. Pencemaran Air masih terjadi karena Bandar udara ahmad yani
belum memiliki sistem drainase tertutup yang di alirkan menuju Sewage Treatment Plant STP dengan sistem aerasi dan buangan padat yang
untuk kemudian di olah pada IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah sebelum di buang ke sungai. Selain itu bandara udara Ahmad Yani
Belum Meiliki Pond.Kolam Pengendali Air untuk mengatasi banjir dan sebagai penampung air drainase bandara. Untuk pengelolaan limbah
yang ada di Rebuse Tank akan di sedot dan diambil oleh Pihak Ketiga Sebagai pihak yang mengelola limbag cair tersebut.
4. Pencemaran Tanah Sampah