terdapat ion kompleks tetrakuo; atau dengan kata lain dapat disebut sebagai ion tembagaII Cu
2+
saja. Vogel, A.I. 1985
2.5.1. Manfaat Ion Tembaga Cu
2+
Sebagai Mikroelemen Tubuh
Ion tembaga Cu
2+
merupakan mikroelemen esensial untuk semua tanaman dan hewan, termasuk manusia. Ion Cu
2+
diperlukan oleh manusia untuk berbagai sistem enzim di dalam tubuh. Oleh karena itu, ion Cu
2+
harus selalu ada di dalam makanan. Ion Cu
2+
juga terlibat dalam berbagai reaksi biokimia di dalam sel manusia.
2.5.2. Toksisitas Tembaga
Kebutuhan tubuh per hari akan tembaga adalah 0,05 mgkg berat badan. Pada kadar tersebut tidak terjadi akumulasi pada tubuh manusia normal. Konsumsi tembaga
dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan keracunan dan bahkan bisa dihubungkan dengan dengan penyakit Wilson yaitu gangguan genetik di mana tubuh
tidak dapat melepaskan diri dari tembaga, mengakibatkan deposisi pada organ-organ dan konsekuensi serius seperti gagal hati dan kerusakan neurologis. Potensi bahaya
lainnya termasuk obstruksi aliran empedu, kontaminasi cairan dialisis, dan juga dapat menyebabkan penyakit sirosis pada anak. http:www.smallcrab.comkesehatan
2.6. Standar baku Air
Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 tahun 2010
tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air. Standar baku air tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang dikeluarkan oleh WHO.
Standarisasi kualitas air tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam pengelolaan air atau
kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum. Dengan adanya standarisasi tersebut, dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber
air untuk keperluan rumah tangga. Daftar lengkap Persyaratan Kualitas menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I No: 492Menkes.PerIV2010 selengkapnya dapat
dilihat dalam tabel lampiran 10. Kusnaedi, 2010
Universitas Sumatera Utara
2.7. Syarat-syarat air minum
Air yang akan digunakan untuk kehidupan sehari-hari khususnya air yang dipakai untuk konsumsi harus memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari indikator yang dinilai dari segi fisik, kimia
dan bakteriologis. a. Syarat Fisik
1. Air tidak boleh berwarna. 2. Air tidak boleh berasa.
3. Air tidak boleh berbau 4. Suhu air hendaknya dibawah suhu udara sekitar ± 25ºC
5. Air harus jernih b. Syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.
c. Syarat Bakteriologis Air minum tidak boleh mengandung bakteri penyakit patogen sama
sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli100 mL air. Sutrisno, 2004
2.8. Zat padat dalam air
Padatan total residu adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami pengeringan pada suhu tertentu. Residu dianggap sebagai kandungan total bahan
terlarut dan tersuspensi dalam air. Padatan tersuspensi total Total Suspended Solid atau TSS atau bahan-bahan tersuspensi diameter 1µm yang tertahan pada saringan
milipore dengan diameter pori 0,45µm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang
terbawa ke badan air. Prinsip analisanya bila zat padat dalam sampel dipisahkan dengan menggunakan filter kertas atau fiber glass dan kemudian zat padat yang
Universitas Sumatera Utara
tertahan pada filter dikeringkan pada suhu ± 105ºC maka berat residu sesudah pengeringan adalah zat padat tersuspensi. G Alaerts, 1984
Settable solid adalah jumlah padatan tersuspensi yang dapat diendapkan selama periode waktu tertentu. Padatan terlarut total Total Dissolved Solid atau TDS
adalah bahan-bahan terlarut berdiameter 10
-6
mm dan koloid diameter 10
-6
mm – 10
-3
mm yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring. Hefni E, 2003
Prinsip analisa zat padat terlarut yaitu zat padat yang lolos filter pada analisa zat tersuspensi kemudian diuapkan dan dikeringkan pada suhu 105ºC. Residu yang
tertinggal adalah zat padat terlarut. Dalam metode analisa zat padat pengertian zat padat total adalah semua
zat-zat tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut
dan zat padat tersuspensi yang bersifat organis dan inorganis. Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara
lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan inorganis. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi
yang dalam keadaan tenag dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya. Dimensi dari zat-zat padat diatas adalah dalam mgL atau gL, namun
sering pula ditemui berat yaitu kg zat padakg larutan atau volume yaitu dm
3
zat padatliter larutan. G. Alaerts, 1984
Padatan tersuspensi merupakan efek yang tidak diinginkan dalam kualitas air. Sebagai contoh, adanya endapan kimia di dalam air dapat meningkatkan turbiditas,
membuat air menjadi kehilangan daya pakainya. Partikel-partikel dalam air juga dapat menghalangi masuknya sinar matahari, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan
organisme air yang bergantung pada sinar matahari menjadi terganggu. Hal ini juga akan berhubungan langsung dengan sistem ekologi air. Lamb, 1985
Universitas Sumatera Utara
2.9. Spektrofotometer Serapan Atom