168 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan

168 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan

GNP riil adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian yang diperoleh ke ika output dinilai dengan menggunakan harga tahun dasar (base year). Oleh karena itu, GNP riil sering disebut juga dengan GNP berdasarkan tahun dasar (GNP at base year price). Pada tahun dasar tersebut, angka indeks ditetapkan sebesar 100. Sementara itu, GNP nominal adalah GNP yang dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku (GNP at current market prices).

GNP Nominal

GNP De flator =

x 100

GNP Riil

Pojok Inflasi

5. Dampak Inflasi

Stagflasi menerangkan

Inflasi yang terjadi dalam suatu perekonomian memiliki beberapa kombinasi dari dua

keadaan buruk, yaitu

dampak, di antaranya sebagai berikut:

stagnasi dan inflasi.

a. Nilai suatu mata uang akan mengalami penurunan dan daya beli

Stagnasi adalah kondisi di mana tingkat

mata uang tersebut menjadi semakin rendah. Penurunan daya beli

pertumbuhan ekonomi

mata uang selanjutnya akan berdampak terhadap individu, dunia

sekitar nol persen per tahun. Jumlah output

usaha dan APBN. Dengan kata lain, laju inflasi yang inggi dapat

relatif tidak bertambah.

berdampak buruk terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Sayangnya, kondisi

b. Inflasi mendorong redistribusi pendapatan di antara anggota ini disertai inflasi.

Stagflasi akan terjadi jika

masyarakat. Hal inilah yang disebut dengan efek redistribusi dari

permintaan agregat (AD)

inflasi (redistribu bertambah, sedangkan ion effect of inflaion). Inflasi akan memengaruhi

penawaran agregat (AS)

kesejahteraan ekonomi dari anggota masyarakat, sebab redistribusi

berkurang.

pendapatan yang terjadi akibat inflasi akan mengakibatkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil yang lain akan turun. Umumnya bagi mereka yang berpendapatan tetap

Forum Inflasi

seper i pegawai negeri akan mengalami dampak negaif inflasi. Hal tersebut karena inflasi yang inggi menjadikan pendapatan riil

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau hari

mereka menjadi turun.

besar nasional lainya,

c. Inflasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam output dan

pemerintah daerah bisanya melakukan

kesempatan kerja (employment). Hal tersebut terjadi karena

operasi pasar untuk

inflasi memo ivasi perusahaan untuk memproduksi lebih atau

produk-produk tertentu

kurang dari yang telah dilakukan selama ini. Inilah yang disebut seperti beras, minyak

goreng, telur, dan

dengan“output and employment e ffect inflaion”.

daging. Menurut Anda

d. Inflasi menyebabkan sebuah lingkungan yang idak stabil (unstable apa tujuan kegiatan

pemerintah tersebut?

environment) bagi kondisi ekonomi. Jika sekiranya konsumen

Jelaskan dampak yang

memperkirakan bahwa ingkat inflasi di masa mendatang akan

timbul dari kegiatan tersebut? Apakah kebiajak

naik, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian

tersebut efektif dalam

barang-barang dan jasa secara besar-besaran pada saat sekarang

mengendalikan laju inflasi?

Bab 5 - Indeks Harga dan Inflasi

e. Inflasi cenderung memperendah ingkat bunga riil dan menyebabkan terjadinya ke idakseimbangan di pasar modal. Hal tersebut menyebabkan penawaran dana untuk investasi menurun, dan sebagai akibatnya, investasi sektor swasta berkurang sampai ke bawah ingkat keseimbangannya.

6. Cara Mengendalikan Inflasi

a. Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan Inflasi

Melalui amanat yang tercakup di Undang Undang tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia fokus pada pencapaian sasaran tunggal atau ‘single objec ive-nya’, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai oleh Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau idaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mema ikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut infla ion targeing framework.

Infla ion Targeing Framework merupakan suatu kerangka kerja kebijakan moneter yang mempunyai ciri-ciri utama, yaitu adanya (i) pernyataan resmi dari bank sentral dan dikuatkan dengan undang- undang bahwa tujuan akhir kebijakan moneter adalah mencapai dan menjaga ingkat inflasi yang rendah serta (ii) pengumuman target inflasi kepada publik. Pengumuman tersebut mengandung ar i bahwa bank sentral memberikan komitmen dan jaminan kepada publik bahwa

170 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan 170 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan

Alasan Bank Indonesia memilih Infla ion Targeing Framework (ITF) adalah sebagai berikut:

1) Terdapat sejumlah alasan mengapa menggunakan kerangka ke- bijakan moneter ITF:

a) ITF lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Dengan sasaran inflasi secara eksplisit, masyarakat akan memahami arah inflasi. Sebaliknya dengan sasaran base money, apalagi jika hubungannya dengan inflasi idak jelas, masyarakat lebih sulit mengetahui arah inflasi ke depan.

b) ITF memfokuskan pada inflasi sebagai prioritas kebijakan moneter sesuai dengan mandat yang diberikan kepada Bank Indonesia.

c) ITF bersifat forward looking sesuai dengan dampak kebijakan pada inflasi yang memerlukan ime lag.

d) ITF meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan moneter, serta mendorong kredibilitas kebijakan moneter. Aspek transparansi dan akuntabilitas serta kejelasan akan tujuan ini merupakan aspek-aspek tata kelola yang baik (good governance) dari sebuah bank sentral yang telah diberikan independensi.

e) ITF idak memerlukan asumsi kestabilan hubungan antara uang beredar, output dan inflasi. Sebaliknya, ITF merupakan pendekatan yang lebih komprehensif dengan memper imbangkan sejumlah variable informasi tentang kondisi perekonomian.

f) Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa negara yang menerapkan ITF berhasil menurunkan inflasi tanpa meningkatkan output.

2) Penerapan ITF bukan berar i bahwa bank sentral hanya menaruh perha ian pada inflasi saja, melainkan juga memperhitungkan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Hal yang perlu diingat bahwa fokus kepada inflasi idak berari membawa perekonomian kepada kondisi yang sama sekali tanpa inflasi (zero infla ion).

3) Inflasi rendah dan stabil dalam jangka panjang, justru akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena ingkat inflasi berkorelasi posiif dengan fluktuasinya. Keika inflasi inggi, fluktuasinya juga meningkat, sehingga masyarakat merasa idak pasi dengan laju inflasi yang akan terjadi di masa mendatang. Akibatnya, suku bunga jangka panjang akan meningkat karena

Bab 5 - Indeks Harga dan Inflasi

sebagai Otoritas Moneter adalah sebagai berikut:

1) Sasaran Inflasi Sasaran inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Penetapan sasaran inflasi tersebut memper imbangkan pengaruhnya terhadap per tumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2) Indikator Kebijakan Moneter Dalam merumuskan kebijakan moneter, Bank Indonesia selalu melakukan analisis dan memper imbangkan berbagai indikator ekonomi, khususnya prakiraan inflasi, pertumbuhan ekonomi, komponen-komponen moneter, perkembangan sektor ekonomi, dan keuangan secara keseluruhan. Demikian pula, Bank Indonesia selalu dan terus memperha ikan langkah-langkah kebijakan ekonomi yang ditempuh Pemerintah.

3) Operasi Pengendalian Moneter Pengendalian moneter dilakukan dengan menggunakan instrumen: (i) Operasi Pasar Terbuka (OPT), (ii) Giro Wajib Minimum (GWM), (iii) Fasilitas Diskonto (Discount Facility), dan (iv) Himbauan Moral (Moral Suasion). Uraian lebih jelas tentang masing-masing instrumen akan dijelaskan pada Bab 6.

b. Peran Pemerintah dalam Mengendalikan Inflasi

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sasaran inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Kerjasama Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Memorandum of Understanding (MoU) Koordinasi dengan Pemerintah menjadi bagian yang paling

pen ing dalam penetapan dan pencapaian target inflasi. Koordinasi juga dimaksudkan agar kebijakan moneter Bank Indonesia sejalan dengan kebijakan umum Pemerintah di bidang perekonomian dengan tetap menjaga tugas dan wewenang masing-masing.

Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dalam penetapan sasaran inflasi disesuaikan dengan MoU yang telah disepaka i