162 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan 162 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan

162 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan 162 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan

Adanya ekspektasi para pelaku ekonomi tentang prakiraan masa depan dapat menyebabkan ekspektasi inflasi. Perubahan harga dapat terjadi akibat prakiraan perubahan harga di masa depan oleh pelaku ekonomi. Contohnya apabila pelaku ekonomi, baik secara individu maupun lembaga, berfikir bahwa laju inflasi yang terjadi di waktu- waktu yang lalu masih akan terjadi pada waktu yang akan datang, maka hal tersebut akan berpotensi menimbulkan inflasi.

Ekspektasi inflasi juga dapat disebabkan oleh ekspektasi pelaku ekonomi yang didasarkan pada kebijakan yang dilakukan pemerintah dan otoritas moneter pada saat ini. Misalnya, dengan adanya kebijakan moneter ketat yang dilakukan otoritas moneter pada saat ini, pelaku usaha akan mengambil keputusan usahanya didasarkan ekspektasi mereka terhadap dampak kebijakan moneter ketat tersebut pada masa yang akan datang. Jika masyarakat memperkirakan bahwa dengan adanya kebijakan moneter ketat inflasi akan menurun, maka mereka akan mengambil keputusan usahanya berdasarkan prakiraan ingkat inflasi yang diperkirakan akan menurun tersebut.

3. Jenis-Jenis Inflasi

Pojok Inflasi

Secara umum, inflasi dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a. Inflasi In Selain faktor permintaan i (Core Inflaion), yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh

dan penawaran, inflasi

faktor fundamental seper i interaksi permintaan-penawaran,

dapat disebabkan oleh

lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komodi ekspektasi. Gordon i internasional,

(1997) menjelaskan

serta ekspektasi atau prakiraan masa depan tentang inflasi dari

determinan inflasi dari

pedagang dan konsumen

tiga sisi tersebut, yaitu permintaan, penawaran

b. Inflasi Nonin i (Noise Inflaion), yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh

dan ekspektasi (“the

selain faktor fundamental. Dalam hal ini terdiri atas:

triangle model”). Pentingnya ekpektasi

1) Inflasi Vola ile Food

dalam mempengaruhi

Inflasi yang dipengaruhi tekanan (shocks) dalam kelompok

inflasi juga dinyatakan

bahan makanan seper sebelumnya oleh Chopra i panen, gangguan alam, dan gangguan

penyakit.

2) Inflasi Administered Prices Inflasi yang dipengaruhi tekanan (shocks) berupa kebijakan harga pemerintah, seper i harga BBM, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.

Selain dua jenis inflasi di atas, inflasi dapat dikelompokkan ber- dasarkan beberapa sudut pandang sebagai berikut:

a. Inflasi Berdasarkan Faktor Pemicunya

1) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Infla ion).

Bab 5 - Indeks Harga dan Inflasi

Inflasi tarikan permintaan atau bisa juga disebut inflasi sisi permintaan (demand side infla ion) atau inflasi karena guncangan permintaan (demand shock infla ion) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan secara umum yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran secara umum atau produksi barang-barang. Kondisi tersebut di atas terjadi karena pemanfaatan sumber daya yang telah mencapai ingkat maksimum atau karena produksi idak dapat diingkatkan secepatnya dalam rangka mengimbangi permintaan yang semakin meningkat. Secara grafik, inflasi tarikan permintaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Ujohlbu!Ibshb!)Q*

TSBT

1 BE

BE 1 1 Z 1 Z 2 Pvuqvu!)Z*

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Grafik 5.1. Inflasi Tarikan Permintaan

Berdasarkan Grafik 5.1 dapat diketahui bahwa perekonomian mula-mula berada pada iik Eo. Dengan kenaikan permintaan agregat (AD) dari AD 0 ke AD 1 menyebabkan ingkat harga (P) naik dari Po ke P 1 , dan pada saat yang sama perekonomian akan bergerak sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dari iik E 0 ke E 1 , sehingga dalam jangka

pendek output naik dari Y 0 ke Y 1 .

2) Inflasi Dorongan Biaya (Cost Push Infla ion). Inflasi dorongan biaya atau juga sering disebut inflasi

sisi penawaran (Supply Side Infla ion) atau inflasi karena

Pojok

Inflasi

guncangan penawaran (Supply Shock Infla ion) adalah inflasi

Masalah sosial yang

yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya

disebabkan oleh

produksi yang pesat dibandingkan dengan produk ivitas. Hal

terjadinya inflasi yang tinggi diantaranya;

tersebut menyebabkan perusahaan mengurangi penawaran

menurunnya tingkat

barang dan jasa ke pasar.

kesejahteraan rakyat, makin buruknya distribusi

Dengan kata lain, inflasi sisi penawaran adalah inflasi yang

pendapatan dan

terjadi sebagai akibat dari adanya pembatasan terhadap

terganggunya stabilitas

penawaran dari satu atau lebih sumber daya, atau inflasi

ekonomi.

yang terjadi apabila harga dari satu atau lebih sumber daya

164 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan 164 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan

Ujohlbu!Ibshb!)Q*

TSBT 2 TSBT 1

BE

Z 2 Z 1 Pvuqvu!)Z*

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Grafik 5.2. Inflasi Dorongan Biaya

Berdasarkan Grafik 5.2 di atas ditunjukkan bahwa kondisi

perekonomian mula-mula berada di iik E 0 . Dengan adanya

kenaikan biaya produksi menyebabkan kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) bergeser sepanjang kurva

permintaan agregat (AD), yaitu dari SRAS 0 ke SRAS 1 . Hal tersebut mendorong perekonomian bergerak dari iik E 0 ke iik E 1 . Akibatnya, harga naik dari P 0 ke P 1 , dan sebaliknya output turun dari Y 0 ke Y 1 .

3) Inflasi Struktural (Structural Infla ion) Inflasi struktural (Structural Infla ion), yaitu inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai kendala atau

Pojok

kekuatan struktural yang menyebabkan penawaran dalam

Inflasi

perekonomian menjadi kurang atau idak peka terhadap

Inflasi yang rendah dan

permintaan yang meningkat.

stabil merupakan tujuan utama dari kebijakan

b. Inflasi Berdasarkan Tingkatannya

moneter.

1) Inflasi Ringan, inflasi yang ingkatannya masih di bawah 10% per tahun.

2) Inflasi Sedang, inflasi yang ingkatannya berada di antara 10% - 30% per tahun.

3) Inflasi Berat, inflasi yang ingkatannya berada di antara 30% - 100% per tahun.

4) Hiper Inflasi, inflasi yang ingkatannya berada di atas 100% per tahun.

c. Inflasi Berdasarkan Asalnya

1) Domes ic Inflaion atau inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang

Bab 5 - Indeks Harga dan Inflasi

165

166 Buku Panduan Guru : Ekonomi SMA/MA, Muatan Kebanksentralan

terjadi di dalam negeri, misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara terus menerus dan diatasi dengan mencetak uang. Hal tersebut menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.

2) Imported Infla ion atau inflasi yang terjadi sebagai imbas dari kenaikan harga barang impor. Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga barang impor, seper i baja, mesin-mesin produksi, dan barang modal lainnya, yang mengakibatkan kenaikan biaya produksi di dalam negeri.

4. Menghitung Inflasi

Untuk mengetahui ingkat inflasi pada suatu periode tertentu, maka digunakan konsep indeks harga. Secara umum, terdapat iga

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang terakhir kali diamandemen dengan Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2009, tujuan kebijakan moneter lebih difokuskan pada sasaran tunggal (single objective) yaitu untuk menjaga dan memelihara stabilitas nilai Rupiah. Untuk mencapai tujuan stabilitas nilai Rupiah, implementasi tujuan kebijakan moneter difokuskan untuk mencapai stabilitas internal, yaitu kestabilan tingkat harga yang diukur dengan tingkat inflasi yang rendah.

Pojok Inflasi

No

Sudut Tinjauan Jenis Inflasi

Keterangan

Tingkatannya

Faktor Pemicu

Asal inflasi

1. Inflasi ringan 2. Inflasi sedang 3. Inflasi berat 4. Hyperinflasi

1. Demand pull infla ion

2. Cost push infla ion

3. Structural Infla ion

1. Domes ic Infla ion

2. Imported Infla ion

10% 10%-30% 30%-100% Di atas 100%

Inflasi yang imbul karena permintaan masyarakat atas berbagai barang yang sangat kuat. Inflasi yang imbul karena adanya kenaikan ongkos produksi. Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai kendala atau kekuatan struktural.

Inflasi berasal dari dalam negeri: defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan mencetak uang baru, panen gagal, dan sebagainya. Inflasi berasal dari luar negeri: memakai barang impor, kenaikan ongkos produksi yang menggunakan bahan impor.

Tabel 5.1 Jenis-Jenis Inflasi

Sumber : Diolah dari berbagai sumber Sumber : Diolah dari berbagai sumber

a. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index atau CPI).

Pojok Inflasi

Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah salah satu indeks harga yang mengukur biaya sekelompok barang-barang dan jasa-jasa di pasar

IHK merupakan sasaran inflasi yang digunakan

termasuk harga-harga makanan, pakaian, perumahan, transportasi,

Bank Indonesia. Terdapat

perawatan, kesehatan, pendidikan, dan komodi i lain, yang dibeli untuk

beberapa alasan yang mendasari dipilihnya

menunjang kebutuhan sehari-hari.

inflasi IHK sebagai target

Untuk menghitung laju inflasi dengan IHK, terlebih dahulu dilakukan

Bank Indonesia. Pertama,

perhitungan angka indeks dengan menggunakan sejumlah barang dan IHK merupakan alat

ukur yang paling tepat

jasa yang dipergunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat. Di Indonesia,

dalam mengukur tingkat

pada awalnya hanya digunakan sembilan bahan pokok, melipu

i kesejahtraan masyarakat

karena IHK mengukur

sandang, pangan, dan perumahan yang dikonsumsi masyarakat. Dalam

indeks biaya hidup

perkembangannya, jumlah barang dan jasa tersebut berkembang

konsumen. Kedua, inflasi IHK relatif lebih popular di

menjadi semakin banyak dan idak hanya melipui sandang, pangan,

masyarakat. Komponen

dan perumahan, tetapi juga mencakup jasa kesehatan dan pendidikan.

inflasi IHK terdiri atas

Indeks Harga Konsumen dapat dihitung dengan menggunakan inflasi inti dan inflasi

noninti, hanya inflasi inti

rumus sebagai berikut:

yang dapat dikendalikan oleh kebijakan moneter.

Keterangan : Pn = Harga sekarang Po = Harga pada tahun dasar

Contoh Kasus: Harga untuk jenis barang tertentu pada tahun 2012 adalah

Rp20.000,00 per unit, sedangkan harga pada tahun dasar Rp15.000,00 per unit maka indeks harga pada tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut:

Ini berar i pada tahun 2012 telah terjadi kenaikan IHK sebesar 33% dari harga dasar yaitu 133-100 (sebagai tahun dasar). Sedangkan untuk menghitung ingkat inflasi digunakan rumus sebagai berikut.

= flasi IHKn-IHKo x 100%

In

IHKo

Bab 5 - Indeks Harga dan Inflasi

Keterangan : IHKn = Indeks Harga Konsumen Periode Ini IHKo = Indeks Harga Konsumen Periode Lalu

Contoh Kasus Jika IHK Tahun 2012 sebesar 133 dan IHK tahun 2011 sebesar 127,

maka laju inflasi tahun 2012 perhitungannya sebagai berikut: Laju Inflasi = ((133-127))/127 x100% = 4,72%

b. Indeks Harga Produsen (Producer Price Index atau PPI).

Indeks Harga Produsen (IHP) adalah suatu indeks dari harga bahan-bahan baku (raw materials), produk antara (intermediate products), dan peralatan modal mesin yang dibeli oleh sektor bisnis atau perusahaan. IHP hanya mencakup bahan baku dan barang antara atau barang setengah jadi saja. Sementara itu, barang-barang jadi idak dimasukkan ke dalam perhitungan.

Indek Harga Produsen dapat digunakan untuk melihat laju inflasi. Namun untuk memperoleh perhitungannya harus melihat data Indeks Harga Perdagangan Besar dari sejumlah komoditas tertentu yang diperdagangkan di suatu negara atau daerah. Rumus yang digunakan dalam menghitung laju inflasi, yaitu sebagai berikut.

Misalnya IHPB bulan Oktober 2012 untuk Kota Bandung sebesar 282 dan IHPB pada bulan September 2012 sebesar 275, maka laju inflasi dari sisi produsen bulan Oktober 2012 sebagai berikut:

IHPBn-1 282-275

c. Gross Na ional Product (GNP) Deflator.

GNP Deflator adalah suatu Indeks yang merupakan perbandingan atau rasio antara GNP nominal dan GNP riil dikalikan dengan 100.