jumlah petani yang mempunyai sikap negatif, sehingga Hipotesis 2 yang menyatakan sikap petani terhadap Program CD di daerah penelitian adalah positif tidak dapat
diterima. Petani sampel lebih banyak memiliki sikap negatif karena kualitas bantuan
yang diberikan sangat rendah, suhu daerah asal bibit ternak babi tidak sesuai dengan suhu di Desa Parbuluan I dan ternak babi yang dapat bertahan hidup tidak dapat
tumbuh besar, sehingga tidak dapat menambah penghasilan bagi petani tetapi menyebabkan masalah baru bagi petani. Sedangkan petani yang memiliki sikap positif
terhadap Program CD dipengaruhi karena mereka merasa membutuhkan bantuan dari program tersebut, dan mereka suka dengan jenis bantuan yang diberikan kepada
mereka.
5.3. Hubungan Faktor Sosial Petani dengan Sikapnya terhadap Program CD
Adapun faktor sosial yang diteliti adalah umur, tingkat pendidikan formal, dan tingkat kosmopolitan petani. Faktor sosial satu persatu akan dihubungkan dengan
sikap petani terhadap Program CD.
Hubungan Umur Petani Sampel dengan Sikapnya terhadap Program CD
Umur merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja seseorang dalam melakukan usahataninya. Umur dapat dijadikan sebagai tolak
ukur dalam melihat produktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur yang produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik.
Untuk melihat bagaimana hubungan petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD, dapat dilihat pada Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Hubungan Umur Petani Sampel dengan Sikapnya terhadap Program CD
No. Umur Tahun
SIKAP Jumlah
orang
Positif Negatif
1. 25 - 36
6 15 4 10
10 25 2.
37 - 48 9 22.5
7 17.5 16 40
3. 49 - 60
4 10 10 25
14 35 Jumlah
19 47.5 21 52.5
40 100
Sumber: Data yang Diolah dari Lampiran 9, 2007.
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 10 orang petani sampel yang berumur 25-36 tahun terdapat 6 orang yang bersikap positif dan 4 orang yang bersikap
negatif. Dari 16 orang petani sampel yang berumur 37-48 tahun terdapat 9 orang yang bersikap positif dan 7 orang yang bersikap negatif. Dari 14 orang petani sampel yang
berumur 49-60 tahun terdapat 4 orang petani sampel yang bersikap positif dan terdapat 10 orang yang bersikap negatif.
Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman pada Lampiran 10. diperoleh koefisien korelasi r
s
= -0,2375, korelasi antara umur petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD adalah korelasi negatif artinya semakin tinggi umur petani
sampel maka semakin negatif sikapnya terhadap Program CD. Untuk melihat signifikansi dari korelasi ini dilihat dari nilai t hitung = 1.5073 t-
tabel α ; 0.05 = 2.021. Oleh karena t hitung = 1.5073 t-
tabel α ; 0.05 = 2.021, berarti terima H dan
tolak H
1
, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara petani dengan sikapnya terhadap Program CD. Maka hipotesis 3a, yang menyatakan terdapat
hubungan yang signifikan antara petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD ditolak.
Korelasi antara umur petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD tidak signifikan. Artinya umur petani tidak berpengaruh pada sikapnya terhadap
Program CD PT TPL.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Tingkat Pendidikan Petani Sampel dengan Sikapnya terhadap Program CD
Pendidikan dinilai sebagai sarana meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pola pikir dalam mengambil suatu keputusan karena pendidikan merupakan sarana
belajar yang akan menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan. Pendidikan ini dapat diasumsikan dapat memberikan dorongan mental serta merubah dan cara sikap
petani untuk dapat berpikir lebih maju. Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pendidikan petani sampel
dengan sikapnya terhadap Program CD, dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hubungan Tingkat Pendidikan Petani Sampel dengan Sikapnya Terhadap Program CD
No. TINGKAT
PENDIDIKAN Tahun
SIKAP JUMLAH
Orang POSITIF
NEGATIF
1. 0 – 6
6 15 10 25
16 40 2.
7 – 9 8 20
9 22.5 17 42.5
3. 10 – 12
5 12.5 2 5
7 17.5 JUMLAH
19 47.5 21 52.5
40 100
Sumber: Data yang diolah dari lampiran 9, 2007
. Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 16 orang petani yang
mempunyai tingkat pendidikan 0 – 6 tahun terdapat 6 orang 15 yang mempunyai sikap positif dan terdapat 10 orang 25 yang mempunyai sikap negatif. Dari 17
orang petani yang mempunyai tingkat pendidikan 7 – 9 tahun terdapat 8 orang 20 yang mempunyai sikap positif dan terdapat 9 orang 22.5 yang bersikap negatif.
Dari 7 orang petani yang mempunyai tingkat pendidikan 10 – 12 tahun terdapat 5 orang 12.5 yang mempunyai sikap positif dan terdapat 2 orang 5 yang
mepunyai sikap negatif.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman pada Lampiran 11. diperoleh koefisien korelasi r
s
= 0.1684, korelasi antara tingkat pendidikan petani dengan sikapnya terhadap Program CD adalah korelasi positif artinya semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin positif sikapnya terhadap Program CD. Untuk melihat signifikansi dari korelasi ini dilihat dari nilai dari nilai t hitung = 1.053, t tabel
α ; 0.05 = 2.021. Oleh karena t-hitung = 1.053 t-
tabel α ; 0.05 = 2.021, berarti terima H
dan tolak H
1
, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan petani dengan sikapnya terhadap Program CD. Maka hipotesis 2b yang
menyatakan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan petani dengan sikapnya terhadap Program CD ditolak.
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani sampel tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikapnya terhadap
Program CD.
Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani Sampel dengan Sikapnya Terhadap Program CD
Tingkat kosmpolitan diartikan sebagai keterbukaan petani dengan dunia luar yang diukur berdasarkan banyaknya frekuensi membaca majalahkoranartikel,
mengikuti siaran radio dan televisi dan frekuensi melakukan perjalanan keluar desa tempat tinggal. Tingkat kosmopolitan dapat ditunjukkan melalui perhitungan skor
yang diperoleh dari 6 parameter. Setiap parameter skor terendah adalah 0 dan skor yang tertinggi adalah 4. tingkat kosmopolitan tersebut menggunakan tiga kategori
yaitu: kategori rendah dengan skor 0 – 8, kategori sedang 9 – 17, dan kategori tinggi 18 – 24.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat kosmopolitan petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD, dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani sampel dengan Sikapnya Terhadap Program CD
No. TINGKAT
KOSMOPOLITAN Skor
SIKAP JUMLAH
Orang POSITIF
NEGATIF
1. 0 – 8
17 42.5 21 52.5
38 95 2.
9 – 17 1 2.5
1 2.5 2 5
3. 18 – 24
0 0 0 0
0 0 JUMLAH
18 45 22 55
40 100
Sumber: Data yang diolah dari lampiran 9, 2007
. Berdasarkan Tabel 12 diperoleh bahwa dari 38 orang petani yang mempunyai
tingkat kosmopolitan yang mempunyai skor 0-8 terdapat 17 42.5 yang mempunyai sikap positif dan 21 52.5 yang mempunyai sikap negatif. Dari 2 orang petani yang
mempunyai skor tingkat kosmopolitan antara 9 – 17 terdapat 1 orang 2.5 yang mempunyai sikap positif dan 1 orang 2.5 yang mempunyai sikap negatif.
Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman pada Lampiran 12. diperoleh koefisien korelasi r
s
= 0.170, korelasi antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya terhadap Program CD adalah korelasi positif artinya semakin tinggi tingkat
kosmopolitan maka semakin positif sikapnya terhadap Program CD. Untuk melihat signifikansi dari korelasi ini dilihat dari nilai dari nilai t hitung = 1.0634, t tabel α ;
0.05 = 2.021. Oleh karena t hitung = 1.0634 t tabel α ; 0.05 = 2.021, berarti terima
H dan tolak H
1
, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya terhadap Program CD. Maka hipotesis 2c yang
menyatakan hubungan yang signifikan antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya terhadap Program CD ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kosmopolitan petani tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikapnya terhadap Program CD, artinya sikap negatif atau positif petani tidak
dipengaruhi karena tingkat kosmopolitan petani itu sendiri.
5.4. Hubungan Faktor Ekonomi Petani dengan Sikapnya terhadap Program CD