Keberadaan WALHI merupakan salah satu representasi dari sistem demokrasi yang dikategorikan sebagai software dalam sistem demokrasi itu sendiri. WALHI
terbentuk melalui persamaan aspirasi masyarakat Indonesia yang khawatir akan kondisi lingkungan hidup di Indonesia. Melalui LSM WALHI ini, masyarakat dapat menggunakan
kedaulatan nya yang diakui dalam sistem demokrasi. Penggunaan kedaulatan itu dapat diwujudkan dengan melakukan penekanan ataupun advokasi tehadap Pemerintah, agar
membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menyelamatkan lingkungan hidup di Indonesia.
Bila dikaitkan dengan pandangan Robert Dahl tadi, jelas negara harus membuka ruang-ruang publik bagi rakyatnya untuk mewujudkan kedaulatannya, disinilah apa yang
dimaksud dengan ruang masyarakat sipil civil society, dan disini jugalah letak adanya kompetensi dari masyarakat, jadi dengan adanya demokrasi maka civil society akan
terbentuk.
I.6.2 Masyarakat Sipil Civil Society
Konsep masyarakat sipil berasal dari sejarah peradaban Barat. Ditempat asalnya, Eropa Barat, konsep ini sudah tidak banyak dibicarakan. Masayarakat sipil kembali
mengemuka ketika gerakan solidaritas di Polandia pimpinan Lech Walesa melancarkan perlawanan terhadap dominasi pemerintahan Jenderal Jeruzelski. Dalam perlawanan
tersebut, solidaritas memakai masyarakat sipil sebagai dasar sekaligus arah perjuangan dengan tekanan utama pada perlawanan terhadap otoritarianisme Negara. Pola yang
dipakai solidaritas ini menjalar kebeberapa Negara Eropa Timur Lain, seperti bekas Chekoslovakia, seiring dengan runtuhnya rezim komunis di Uni Soviet. Keberhasilan dari
Universitas Sumatera Utara
gerakan-gerakan tersebut kemudian menjadi pemicu ramainya perbincangan masyarkat sipil diberbagai belahan dunia, termasuk Amerika Utara dan Eropa Barat sendiri.
33
Pengertian lainnya dari masyarakat sipil adalah kemampuan untuk hidup bersama secara umum dan kebiasaan berkumpul itu menggalakkan ketertiban masyarakat dalam
tindakan didalam sebuah kegiatan politik yang demokratik. Ini dikemukakan oleh Adam Ferguson dipertengahan abad ke 18 dengan latar belakang kemunculan masyarakat
kapitalisme yang mengalami pengikisan dari segi tanggung jawab sosial dan berkembangnya pengaruh individualisme. Dengan itu Ferguson mengibaratkan
masyarakat sipil sebagai masyarakat yang hidup dengan ciri-ciri solidaritas yang kuat, bermoral tinggi dan sebagainya.
Konsep masyarakat sipil digunakan sebagai konsep deskriptif untuk menilai keseimbangan antara kuasa Negara dan persatuan atau badan privat. Bagi tradisi liberal,
masyarakat sipil yang sehat dan kuat merupakan ciri penting dari demokrasi liberal dan liberal klasik khususnya memiliki panduan moral dari masyarkat sipil terhadap negara
yang diterjemahkan melalui keinginan untuk meminimalkan ruang kuasa Negara dan memaksimalkan ruang privat, kelompok-kelompok relawan, pergerakan sosial, media
massa, dan institusi diluar kerajaan yang dapat berfungsi tanpa pengawasan Negara.
Dalam penggunaan tradisionalnya, istilah masyarakat sipil adalah transliterasi literal dari kata Romawi, societas civilis. Masyarakat sipil adalah arena bagi warga yang
aktif secara politik. Ia juga memuat arti masyarakat beradab civilized , masyarakat yang menata aturan-aturannya berdasarkan sistem hukum, bukan berdasarkan seorang despot.
34
33
Hendro Prasetyo, dkk, Islam dan Civil Society, Pandangan Muslim Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, hal. 1-2
34
Munafrizal Manan, Gerakan Rakyat Melawan Elite, Yogyakarta : Resist Book, 2005, hal 25
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, Ernest Gellnerr memberi pengertian bahwa masyarakat sipil sebagai masyarakat yang terdiri dari berbagai institusi non pemerintah yang cukup kuat
mengimbangi negara. Walaupun tidak menghalangi negara dalam memenuhi dan dan melaksanakan perannya sebagai penjaga keamanan dan keselamatan serta bertindak
sebagai hakim antara negara dan rakyat. Masyarakat sipil tetap dapat menghalangi usaha- usaha negara dalam mendominasi warganya. Gerakan masyarakat sipil dikenal sebagai
wadah penyaluran aspirasi rakyat dalam berbagai kegiatan seperti politik, sosial dan ekonomi disamping mampu memberi kepada hubungan negara dan rakyat.
35
Dengan demikian masyarakat sipil bukanlah entitas sosial yang terdiri dari kumpulan manusia. Ia juga bukan manifetasi dari sistem komunal yang dikenal luas dalam
masyarakat tradisional. Masyarakat sipil merupakan ruang publik yang berisikan manusia sebagai individu-individu dengan segala atribut intrinsiknya. Oleh karena itu, masyarakat
sipil memiliki karakteristik yang juga terdapat dalam konsep manusia sebagai individu. Jika individu merupakan ruang pribadi, masyarakat sipil merupakan ruang publik. Karena
itu, didalam masyarakat sipil juga harus terdapat kebebasan, kesederajatan dan nilai-nilai yang terkait seperti otonomi, kesukarelaan atau keseimbangan. Ciri-ciri tersebut harus
terwujud dalam gerak anggota yang ada didalam maupun dalam relasi masyarakat sipil dengan masyarakat sipil lainnya dan bahkan dalam hubungannya dengan negara.
36
Kelompok penekan merupakan kelompok yang dapat mempengaruhi segala kebijakan didalam setiap pemerinatahan. Kelompok penekan hanya melancarkan pengaruh
kepada atas mereka yang sedang berkuasa, memberikan tekanan atas orang-orang tersebut.
1.6.3 Kelompok Penekan Pressure Groups