Interaksi Warga Perumahan Bukit Johor Mas dengan Masyrakat Sekitar

yaitu di pengajian rutin bulanan yang dilakukan di dalam komplek perumahan Bukit Johor Mas. Wawancara dengan informan Pak Rambe; “Di komplek perumahan Bukit Johor Mas ada waktu yang khusus dipergunakan untuk berkumpul bersama yaitu sebulan sekali. Pada umumnya seluruh warga dapat bertemu pada malam hari yaitu setelah sholat isya, karena pada waktu itu bapak-bapak melakukan pengajian. Pada kasus-kasus tertentu seperti yang masih bekerja tidak keseluruhan dapat berkumpul bersama. Pada kesempatan berkumpul biasanya warga berbincang-bincang mengenai keadaan perumahan. Anggota perumahan biasanya mengutarakan apa yang terjadi di dalam komplek perumahan. wawancanra, 3 Oktober 2010. Untuk sebagian informan pertemuan ini adalah satu-satunya kesempatan mereka untuk berinteraksi dengan warga lain yang tinggal di komplek perumahan. Namun demikian “warga kumpul tapi kalau sudah selesai banyak warga yang langsung pulang”Dodi Herwindo,Wawancara tanggal 9 Oktober 2010. Maka pertemuan dan hubungan ini tidak begitu berarti dalam penguatan hubungan warga komplek perumahan Bukit Johor Mas.

4.8. Interaksi Warga Perumahan Bukit Johor Mas dengan Masyrakat Sekitar

Interaksi sosial terjadi apabila seorang individu melakukan tindakan, sehingga menimbulkan reaksi dari individu-individu yang lain, karena itu interaksi terjadi dalam suatu kehidupan sosial. Menurut Gillin dan Gillin 1954:489 interaksi sosial ,merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau sebaliknya, dan juga antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial para warga komplek perumahan Bukit Johor mas dengan masyarakat sekitar komplek perumahan jarang terjadi. Maksudnya adalah intensitas Universitas Sumatera Utara pertemuan antara warga dengan masyarakat sekitar jarang terjadi. Hal ini dikarenakan para warga perumahan jarang keluar dari lingkungan komplek. Jika keluar komplek hanya untuk membeli keperluan dan ini kontak sosial yang terjadi antara warga komplek dengan masyarkat sekitar. Dalam kegiatan ekonomi mereka sering bertemu. Seperti penuturan seorang informan: “Kalau ga ada keperluan saya jarang keluar komplek, kecuali kalau ada yang mau dibeli seperti beli rokok, atau keperluan yang sudah habis. Biasanya saya belanja di bulanan di supermarket”wawancara dengan informan Dodi Herwindo tanggal 9 Oktober 2010. Dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu terikat dalam struktur sosial yang ada dalam masyarakat tersebut Soekanto, 2001:128. Hal itu disebabkan dalam hidup orang tidaklah sendiri, orang-orang terus bergerak ke dalam dan ke luar dari ruang pribadi masing-masing, dan sangat bijaksana sekali jika kontak-kontak sosial dapat tetap tanpa percekcokan dan menyenangkan dengan mengakui secara sopan kehadiran yang lain Mulder, 1996:47-50. Supaya hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan, maka dirumuskan norma-norma masyarakat. Pada mulanya norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja, kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Norma yang ada di masyarakat memiliki kekuatan yang mengikat dari yang lemah sampai yang kuat. Kadang dibedakan antara norma yang mengatur pribadi manusia dengan yang mengatur hubungan antar pribadi Soekanto, 1990:199- 205. Dalam Lingkungan Kelurahan Pangkalan Masyhur masyarakatnya memiliki struktur sosial yang mengatur dan mengikat masyarakatnya. Begitu juga dengan Universitas Sumatera Utara seorang warga komplek perumahan Bukit johor Mas, disamping terikat dalam struktur sosial yang ada di dalam masyarakat Kelurahan Pangkalan Masyhur sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri mereka juga memiliki aturan-aturan sendiri yang menyebabkan ruang gerak mereka lebih terbatas. Dengan adanya unsur pengikat tersebut, diharapkan dapat mengatur tingkah laku setiap individu. Tentu saja tingkah laku tersebut disesuaikan dengan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Sehingga pola-pola hubungan interaksi sosial yang teratur dapat terbentuk. Warga yang tinggal di komplek perumahan Bukit Johor Mas hanya sedikit dan dari masing- masing mereka memiliki kesibukan sendiri yang cukup padat. Hal inilah yang menjadi faktor mereka jarang berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Pola-pola interaksi individu yang berbeda menurut situasi dan kepentingan masing-masing individu diwujudkan dalam proses hubungan sosial, hubungan- hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan sosial. Kemudian hubungan itu meningkat menjadi semacam pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing- masing pihak yang terjadi dalam hubungan. Hal di atas terlihat lihat pada kegiatan keagamaan seperti hari raya kurban. Seperti penuturan seorang informan: “Setiap tahunnya pada hari raya Idul Adha para warga perumahan disini sering berkurban dan panitia kurban ini juga ada dari warga sekitar komplek serta daging kurbannya kita bagikan bagi warga sekitar komplek” wawancara dengan informan A. Lingga tanggal Masyarakat yang berada di sekitar perumahan yang memiliki intensitas bertemu paling sering dengan warga perumahan adalah masyarakat yang berjualan di Universitas Sumatera Utara sekitar lingkungan Perumahan. Misalnya, warung nasi yang menjual sarapan pagi dan warung menjual kebutuhan sehari-hari. “warga komplek perumahan sering berbelanja kebutuhan sehari-harinya di warung ini, interaksi yang terjadi hanya sebatas transaksi jual-beli tidak lebih dari itu”wawancara dengan informan Ani tanggal 28 September 2010. Menurut Kimbal Young dan Raymond dalam Soekanto 1970:192 mengatakan bahwa interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Sudah menjadi hukum alam dalam kehidupan individu bahwa keberadaan dirinya adalah sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Kebutuhan dasar individu untuk melangsungkan kehidupannya memenuhi kebutuhan biologis, kebutuhan kejiwaan, serta kebutuhan untuk berhubungan dengan individu lainnya didapat dari lingkungan sekitarnya. Begitu pula dengan warga di dalam Perumahan Bukit Johor Mas. Sebagai manusia biasa mereka meiliki kebutuhan-kebutuhan yang dapat mereka peroleh dari masyarakat sekitar. Dengan segala kebutuhan yang diperoleh dari masyarakat sekitar diharapkan para warga perumahan Bukit Johor Mas dapat bertahan serta diakui keberadaannya oleh warga masyarakat setempat. Sehingga kelangsungan kehidupan mereka di dalam Perumahan terus terjamin. Bertemunya orang perorang secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang, perorangan atau kelompok- kelompok manusia bekerjasama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian serta akomodasi yang Universitas Sumatera Utara saling mempengaruhi satu sama lain Soekanto,1970:192. Dengan berdirinya komplek perumahan Bukit Johor Mas serta para warga yang tinggal di dalamnya memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Manfaatnya antara lain adalah membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakart sekitar, seperti pembantu rumah tangga, pegawai kebersihan dan satpam. Interaksi sosial warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dengan masyarakat sekitar komplek perumahan Bukit Johor Mas banyak terwujud dalam bentuk kerjasama. Kerja sama tersebut saling mempengaruhi masing-masing pihak baik pihak komplek perumahan yaitu para warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dan juga masyarakat sekitar perumahan. Pengaruh yang mereka peroleh berupa pengaruh yang positif yaitu diperolehnya manfaat yang berguna bagi masing-masing pihak yang berinteraksi sosial. Seperti penuturan seorang informan : “saya ada seorang pembantu yang dipekerjakan di rumah ini, Ia berasal dari warga sekitar komplek. Dia kerja dari pagi hingga sore hari”wawancara dengan informan Hasnan Rambe tanggal 3 Oktober 2010. Kenyataan di atas sesuai dengan definisi interaksi sosial menurut Bonner yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi mengubah atau memperbaiki kelakuan antar individu yang satu dengan yang lainnya Gerungan,1988:57. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial itu sendiri, tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Model interaksi sosial warga dengan masyarakat sekitar perumahan meliputi jenis-jenis, ciri-ciri serta bentuk dari interaksi sosial para warga perumahan Bukit Universitas Sumatera Utara Johor Mas dengan masyarakat sekitar perumahan. Terdapat tiga jenis interaksi sosial, yakni interaksi antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok dan antara individu dengan kelompok Sitorus, 1996:15-16. Begitu pula dengan interaksi sosial para warga dengan masyarakat sekitar perumahan. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut: a. Interaksi antara individu dengan individu Interaksi jenis ini bisa sangat konkret atau jelas, tetapi bisa juga tanpa harus konkret. Pada saat dua individu bertemu, interaksi sosial pun sudah mulai. Walaupun kedua individu itu tidak melakukan kegiatan apa-apa, namun sebenarnya interaksi sosial telah terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan dalam diri masing-masing. Interaksi antara individu dengan individu yang terjadi pada interaksi para warga perumahan dengan masyarakat sekitar adalah pada waktu seorang warga berjalan sendirian dan berpapasan dengan seorang warga, baik didalam perumahan maupun diluar perumahan. Meskipun tidak terjadi tegur sapa hal itu tetap merupakan interaksi karena saling memandang ataupun menganggukkan kepala merupakan sebuah kontak sosial dan juga komunikasi yang menjadi syarat utama terjadinya interaksi sosial. b. Interaksi antara individu dengan kelompok Interaksi sosial bisa juga terjadi antara individu dengan kelompok. Bentuk interaksi disini berbeda-beda sesuai dengan keadaan. Interaksi tersebut lebih mencolok manakala terjadi perbenturan antara kepentingan orang perorang dengan dengan kepentingan kelompok. Interaksi jenis ini banyak terjadi pada waktu warga perumahan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarkat sekitar. Universitas Sumatera Utara c. Interaksi antara kelompok dengan kelompok Interaksi sosial juga bisa terjadi antara kelompok dengan kelompok. Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu kesatuan bukan sebagai pribadi-pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Jika interaksi sosial jenis ini dapat dicontohkan adanya kerja sama antara para warga dengan masyarakat sekitar. Misalnya saja pada waktu hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, pihak warga perumahan memberikan ucapan selamat kepada warga sekitar dan pada waktu perayaan hari raya kurban para warga pernah melakukan kegiatan pembagian kurban dengan warga sekitar. Interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar adalah wujud dari komunikasi antara para warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Wujud dari komunikasi tersebut memiliki ciri-ciri. Ciri-ciri interaksi sosial menurut Sitorus 1996:16 yaitu, jumlah pelaku lebih dari satu orang, ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol, ada dimensi waktu atau masa lampau, masa kini dan masa mendatang atau yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung dan juga ada tujuan-tujuan tertentu terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat. Ciri-ciri tersebut juga terdapat dalam interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Penjelasan ciri-ciri tersebut dapat dilihat sebagai berikut: a. Jumlah pelaku lebih dari satu orang, ciri ini jelas adanya dan memang mutlak harus ada, sebab jika hanya ada satu pihak maka tidak ada interaksi. Pada penelitian ini pelaku yang utama adalah warga perumahan Bukit Johor Mas dengan anggota masyarakat sekitar perumahan. Universitas Sumatera Utara b. Ada komunikasi antar pelaku, komunikasi dalam interaksi sosial bukan berarti harus bicara secara langsung. Dalam interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar komunikasi bisa dalam bentuk menganggukkan kepala atau tersenyum. c. Ada dimensi waktu, waktu yang terjadi untuk interaksi antara warga perumahan dengan masyarakat sekitar tidak dibatasi. Interaksi bisa terjadi kapan saja bisa pagi, siang, sore ataupun malam hari dan dimana saja bisa di dalam perumahan maupun diluar di luar perumahan. Kebanyakan interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar terjadi dengan tidak sengaja. d. Ada tujuan tertentu, setiap terjadinya interaksi sosial antara warga perumahan dengan masyarakat sekitar pasti dalam interaksi tersebut terdapat tujuan- tujuan tertentu dari masing-masing pihak. Tujuan interaksi yang dimaksud tidak harus merupakan suatu tujuan yang besar, misalnya saja tujuan untuk menyapa adalah untuk memberikan pengertian bahwa masing-masing pihak menghormati pihak yang lain, pihak tersebut tidak lain adalah para warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Ada berbagai macam bentuk interaksi sosial. Interaksi sosial adalah bentuk utama dari proses sosial, yaitu pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan bersama. Menurut Soekanto 2001:76-107 interaksi sosial merupakan bentuk yang tampak apabila orang saling mengadakan hubungan, baik secara individu maupun secara kelompok. Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial yang pertama dapat berupa kerja sama cooperation, kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu secara Universitas Sumatera Utara bersama-sama. Kerja sama timbul karena adanya orientasi para individu terhadap kelompoknya yaitu in-group-nya dan kelompok lainnya yang merupakan out- group-nya. Bentuk yang kedua adalah persaingan competition, adalah suatu perjuangan dari pihak-pihak tertentu untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menyingkirkan pihak lawan secra damai atau tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Bentuk yang ketiga adalah persaingan competition, yaitu suatu perjuangan dari pihak-pihak tertentu untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menyingkirkan pihak lawan secra damai atau tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Bentuk yang ketiga adalah pertentangan conflict, merupakan salah satu bentuk dari interaksi dimana penafsiran makna perilaku tidak sesuai dengan maksud pihak pertama yang melakukan aksi, sehingga menimbulkan ketidakserasian diantara kepentingan-kepentingan orang lain karena tidak terjadi keserasian ini, maka untuk dapat mencapai tujuan yang dikehendaki dilakukan dengan cara mengenyahkan atau menyingkirkan pihak lain yang menjadi penghalang Soekanto, 2001:76-107. Yang terakhir dari bentuk interaksi sosial adalah akomodasi accomodation, istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses Young dan Raymond, 1959:146. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan equilibrium dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usahausaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk Universitas Sumatera Utara mencapai kesetabilan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya Soemardjan, 1964. Pada interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar dari hasil penelitian didapat bahwa bentuk interaksi sosialnya berupa kerja sama atau cooperation dan juga akomodasi. Dari sekian banyak wawancara dan observasi yang dilakukan pada warga dari Perumahan Bukit Johor Mas dan warga sekitar mengatakan hal-hal yang positif mengenai kedua belah pihak dan hal negatif yang sering dikatakan warga sekitar adalah warga komplek perumahan Bukit Johor Mas banyak terkesan tidak peduli dengan sekitarnya. Bentuk-bentuk interaksi sosial antara warga dari Perumahan Bukit Johor Mas dengan masyarakat sekitar yang berupa kerjasama atau cooperation diwujudkan dalam beberapa acara atau event-event yang diadakan di Perumahan dan atau dalam pemberian kesempatan pada warga untuk memperoleh pekerjaan. Dalam pelaksanaannya hingga penelitian ini berlangsung tidak pernah ditemui adanya bentuk interaksi sosial seperti persaingan dan juga pertentangan atau pertikaian. Bentuk interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar yang lain adalah akomodasi. Dalam penelitian ini pengertian akomodasi menunjuk pada suatu keadaan, yaitu adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini sangat jelas terjadi dalam interaksi sosial warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Dalam interaksi sosial mereka tidak pernah terjadi suatu pertentangan atau konflik Universitas Sumatera Utara wawancara dengan wak Sarjuk tanggal, ini berarti akomodasi yang dimakud bukan dalam arti proses namun lebih menunjuk pada suatu keadaan. Dalam berinteraksi sosial warga perumahan dan masyarakat sekitar selalu mengacu pada norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Ini terbukti dengan tidak ditemukannya kasus yang menyangkut pelanggaran norma-norma atau nilai- nilai dalam masyarakat sampai saat ini. Dalam setiap interaksi sosial pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya yang artinya faktor-faktor tersebut ikut berperan di dalamnya Santoso, 2004:12. Termasuk di dalam interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial menurut Santoso adalah situasi sosial, kekuasaan norma kelompok, tujuan pribadi masing-masing individu, interaksi sesuai dengan kedudukan dan kondisi setiap individu serta penafsiran situasi. Tanpa faktor-faktor tersebut niscanya interaksi tidak dapat terjadi atau terlaksana. Faktor- faktor yang berperan dalam interaksi sosial warga perumahan dengan masyarakat sekitar yang pertama adalah situasi sosial yang memberi bentuk tingkah laku terhadap individu yang berada dalam situasi tersebut. Situasi sosial memiliki peran yang sangat penting bagi bentuk interaksi sosial warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Dengan mengetahui secara jelas situasi sosial warga perumahan atau warga dapat melakukan interaksi sosial dengan baik dan benar. Dari masing- masing pihak memiliki kesadaran untuk melakukan interaksi sesuai dengan situasi sosial pada saat terjadinya interaksi sosial tersebut. Misalnya saja bentuk interaksi sosial pada saat dilakukannya pengajian, situasinya pasti berbeda dengan dengan interaksi sosial yang terjadi pada saat warga bertemu dengan warga perumahan di Universitas Sumatera Utara jalan. Pertemuan dan perbincangan secara formal lebih dirasakan dalam situasi ketika pengajian bersama. Faktor yang kedua adalah faktor kekuasaan norma kelompok, maksudnya adalah perilaku setiap warga termasuk warga perumahan di perumahan dalam setiap tindakannya ada norma-norma yang mengaturnya. Meskipun seorang warga dalam setiap tindakan dan perilaku telah memiliki aturannya sendiri yang berbeda dengan orang biasa namun mereka juga memiliki aturan atau norma-norma yang mengikat mereka dalam hidup bermasyarakat termasuk dalam berinteraksi dimana norma- norma tersebut juga berlaku bagi masyarakat sekitar. Di lingkungan sekitar perumahan nampaknya norma-norma kelompok tersebut berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan teraturnya hubungan antara warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Diantara kedua belah pihak memiliki rasa saling menghormati dengan saling bertindak sesuai norma-norma yang ada dalam masyarakat, meskipun norma-norma yang ada tidak tertulis dalam bentuk peraturan melainkan lisan yang dihubungkan dengan perasaan. Faktor yang ketiga adalah adanya faktor tujuan pribadi yang dimiliki masingmasing individu sehingga berpengaruh terhadap pelakunya. Dalam setiap interaksi sosial pasti memiliki tujuan. Tujuan tersebut bisa merupakan tujuan besar ataupun hanya sekedar tujauan sederhana, misalnya saja tujuan seorang warga bertegur sapa dengan seorang warga adalah untuk menunjukkan rasa saling menghormati. Faktor yang keempat adalah setiap individu berinteraksi sesuai dengan kedudukan dan kondisinya. Maksudnya adalah masing-masing pihak yang Universitas Sumatera Utara berinteraksi yaitu warga perumahan dengan masyarakat sekiatar berinteraksi sesuai dengan kedudukan dan kondisinya. Misalnya saja ketika seorang warga bertemu dengan seorang warga masyarakat sekitar, didalam interaksi tersebut terlihat adanya jarak antara seorang warga komplek perumahan Bukit Johor Mas ini karena dalam pandangan warga sekitar bahwa orang tinggal di komplek perumahan Bukit Johor Mas orang yang ekonominya menengah ke atas. Faktor yang terakhir adalah adanya penafsiran situasi dimana setiap situasi mengandung arti bagi setiap individu sehingga mempengaruhi individu untuk melihat dan menafsirkan situasi tersebut. itu menjadi situasi yang diharapkan. Faktor-faktor yang disebutkan di atas adalah faktor-faktor yang berperan serta berpengaruh terhadap interaksi sosial para warga dengan masyarakat sekitar. Dari masing-masing faktor tersebut memiliki peran yang sangat penting terhadap kelangsungan interaksi sosial para warga dengan masyarakat sekiatar . Kelima faktor tersebut harus ada dalam setiap interaksi sosial termasuk interaksi sosial antara warga dengan masyarakat sekitar. 4.9. Analisis Interaksi Sosial Warga Komplek Perumahan Bukit Johor Mas Serta dengan Masyarakat Sekitar komplek Kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi oleh warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dalam berinteraksi dengan warga lainnya ialah, bahkan dalam melakukan kontrol terhadap perilaku masing-masing maupun warga lain baik di dalam lingkungan blok rumah maupun di lingkungan blok lainnya di komplek perumahan Bukit Johor Mas dapat dikategorikan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Kesibukan warga komplek perumahan Bukit Johor Mas akan pekerjaan yang banyak menyita waktu mereka sehingga waktu mereka untuk berinteraksi sangat terbatas dan keinginan warga komplek perumahan Bukit Johor Mas setelah pulang kerja maupun pada hari libur menghabiskan waktu bersama keluarga. 2. Perbedaan pandangan masing-masing individu yang tinggal di komplek perumahan Bukit Johor Mas akibat dari latar belakang budaya yang berbeda. 3. Kurang tersedianya ruang publik yang membuat mereka sering bertemu, seperti tempat ibadah, taman dan kedai yang berada di dalam komplek. Kesibukan warga dalam pekerjaan akan menimbulkan kesulitan warga dalam mengontrol pola interaksi dan perilaku warga lainnya di dalam aktifitas sehari-hari. Seorang warga dituntut dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan akan makan, pakaian dan kebutuhan sekolah anaknya serta kebutuhan yang berkaitan dengan gaya hidupnya. Karena besarnya tuntutan terhadap kebutuhan ini maka para warga banyak menghabiskan waktu berada di luar daripada di dalam komplek peruamahan. Kesibukan akan pekerjaan ini mengakibatkan sedikitnya kesempatan untuk berinteraksi dan untuk mengawasi warga lainnya. Bagi warga komplek perumahan Bukit Johor Mas yang berada di rumah setelah pulang dari kerja, karena aktifitasnya yang padat dan keinginannya beristirahat akhirnya merasa malas untuk berinteraksi dan mengontrol warga lainnya. “Saya bekerja sepanjang hari jadi jarang sekali berinteraksi dengan warga disini, kalau hari libur saya sering menghabiskan waktu dan berkumpul bersama keluarga”wawancara dengan informan Erwin, 2 Oktober 2010 pernyataan ini di Universitas Sumatera Utara dukung oleh informan Dodi Herwindo mengatakan “malas untuk ikut campur urusan orang lain urusan sendiri masih banyak”. Kesulitan lain dalam hal interaksi para warga komplek perumahan Bukit Johor Mas adalah adanya perbedaan persepsi masing-masing individu. Hal ini karena perbedaan pandangan antara warga perumahan BJM yang sudah terpengaruh kehidupan kota yang individualis. Perbedaan pandangan dan latar belakang budaya yang dibawa oleh warga komplek perumahan Bukit Johor Mas yang berasal dari daerah asalnya dan masih banyak lagi. Dengan masyarakat yang plural baik cara pandang dan latar belakang budaya ini mengakibatkan kesulitan di dalam melakukan interaksi dan berperilaku dalam kehidupan sosial karena adanya pembatasan diri terhadap orang asing yang baru dikenal. Interaksi sosial para warga komplek perumahan Bukit Johor mas dengan masyarakat sekitar komplek perumahan jarang terjadi. Maksudnya adalah intensitas pertemuan antara warga dengan masyarakat sekitar jarang terjadi. Hal ini dikarenakan para warga perumahan jarang keluar dari lingkungan komplek. Jika keluar komplek hanya untuk membeli keperluan dan ini kontak sosial yang terjadi antara warga komplek dengan masyarkat sekitar. Dalam kegiatan ekonomi mereka sering bertemu. Seperti penuturan seorang informan: “Kalau ga ada keperluan saya jarang keluar komplek, kecuali kalau ada yang mau dibeli seperti beli rokok, atau keperluan yang sudah habis. Biasanya saya belanja di bulanan di supermarket”wawancara dengan informan Dodi Herwindo tanggal 9 Oktober 2010. Dengan berdirinya komplek perumahan Bukit Johor Mas serta para warga yang tinggal di dalamnya memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Universitas Sumatera Utara Manfaatnya antara lain adalah membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakart sekitar, seperti pembantu rumah tangga, pegawai kebersihan dan satpam. Interaksi sosial warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dengan masyarakat sekitar komplek perumahan Bukit Johor Mas banyak terwujud dalam bentuk kerjasama. Kerja sama tersebut saling mempengaruhi masing-masing pihak baik pihak komplek perumahan yaitu para warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dan juga masyarakat sekitar perumahan. Pengaruh yang mereka peroleh berupa pengaruh yang positif yaitu diperolehnya manfaat yang berguna bagi masing-masing pihak yang berinteraksi sosial. Seperti penuturan seorang informan : “saya ada seorang pembantu yang dipekerjakan di rumah ini, Ia berasal dari warga sekitar komplek. Dia kerja dari pagi hingga sore hari”wawancara dengan informan Hasnan Rambe tanggal 3 Oktober 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Atas dasar temuan-temuan data yang diperoleh dari hasil lapangan di komplek perumahan Bukit Johor Mas, Hampir semua informan warga komplek perumahan Bukit Johor Mas mengatakan keamanan dan keselamatan serta kenyaman sebagai faktor utama yang mempengaruhi keputusan mereka pindah ke perumahan. Sebagai anggota golongan menengah ke atas kebanyakan informan warga komplek perumahan Bukit Johor Mas memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Sebagai akibatnya, informan tersebut mempunyai barang berharga dan merasa takut barang ini akan dicuri. Interaksi sosial para warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dan Interaksi sosial warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dengan masyarakat sekitar komlek perumahan jarang terjadi. Pada warga komplek perumahan komplek perumahan Bukit Johor Mas mereka memiliki kesibukan akan pekerjaan yang sangat pada sehingga waktu berinteraksi sangat terbatas dan mereka jarang keluar komplek perumahan Bukit Johor Mas. Secara lebih rinci, beberapa kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di komplek perumahan Bukit johor Mas adalah: 1. Dari penelitian yang dilakukan di komplek perumahan Bukit Johor Mas alas an beberapa informan memilih tinggal di komplek perumahan Bukit Johor Mas ialah keamanan, kenyamanan dan fasilitas yang disediakan oleh perumahan. Universitas Sumatera Utara