Dalam komik Life, berisikan cerita tentang tokoh Ayumu Shiiba yang menjadi korban Ijime teman sekelasnya. Berbagai macam tindakan penyiksaan
dilakukan kepadanya. Adanya kecocokan pada tema komik Life dengan permasalahan Ijime
yang menjadi fenomena yang serius pada masyarakat Jepang membuat penulis tertarik mengangkat masalah Ijime dengan bahan rujukan yaitu komik Life,
dengan judul : “ANALISIS IJIME DALAM KOMIK LIFE KARYA KEIKO
SUENOBU”
1.2 Perumusan Masalah
Pada dasarnya, masalah Ijime dialami oleh setiap negara, tetapi tidak sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seperti yang terjadi di Jepang. Di
Jepang, tak jarang kasus Ijime sering berakhir dengan kematian. Jadi untuk mengetahui bagaimana contoh kasus, faktor penyebab, dampak dan
penanggulangan masalah Ijime akan dilihat melalui komik Life karya Keiko Suenobu.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat permasalahan yang akan dibahas pada penulisan skripsi, yaitu :
1. Seperti apa Ijime dalam masyarakat Jepang ? 2. Bagaimana bentuk tindakan Ijime yang terjadi dalam komik Life ?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yaitu pada hal-hal yang berkaitan dengan kasus Ijime yang terdapat dalam komik Life. Untuk
mendukung pembahasan penulis merasa perlu untuk membahas faktor-faktor penyebab, dampak, dan pemecahan masalah Ijime secara umum. Untuk itu penulis
menggunakan sebagian jilid komik Life, yaitu dari Jilid 1-10 sebagai bahan untuk menganalisis kasus Ijime yang terjadi di komik tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Aminuddin 2000 : 39 mengatakan bahwa sastra adalah seni, karena itu ia mempunyai sifat yang sama dengan karya seni suara, seni lukis, seni pahat, dan
lain-lain. Tujuannya pun sama, yaitu untuk memberikan makna pada eksistensinya, serta untuk membuka jalan kebenaran. Yang membedakannya
dengan seni lain adalah bahwa sastra memiliki aspek bahasa. Sementara menurut Luxemburg 1986:23-24, sastra dapat dipandang
sebagai suatu gejala sosial, sastra yang ditulis pada kurun waktu tertentu berkaitan dengan norma – norma dan adat-istiadat zaman itu. Sastra pun dipergunakan
sebagai sumber untuk menganalisis sistem masyarakat. Sastra juga mencerminkan kenyataan dalam masyarakat dan merupakan sarana untuk memahaminya.
Seperti yang telah ditulis sebelumnya bahwa dalam genre sastra terdapat beberapa jenis, beberapa jenis diantaranya adalah puisi, drama, roman, prosa dan
sebagainya. Dalam prosa ada beberapa jenis dan salah satunya adalah komik.
Universitas Sumatera Utara
Komik menurut kutipan Marcel Bonnet dalam Angkat 2004 dalam buku komik Indonesia adalah salah satu produk akhir dari hasrat manusia untuk
menceritakan pengalamannya yang dituangkan dalam bentuk gambar dan tanda yang mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan, seperti pada komik Life
yang mengisahkan tokoh utamanya yang menjadi korban Ijime. Morita 1985, 2001 yang menyebut bahwa Ijime adalah sebuah tipe
tindakan agresif dari seseorang yang mempunyai dominasi posisi dalam sebuah kelompok interaksi ataupun proses interaksi dengan jalan sengaja atau bersama
melakukan kegiatan yang menyebabkan perasaan terluka pada seseorang didalam kelompok itu. Ijime di Jepang lebih mirip dengan “bullying” di Barat, yakni
tekanan pada menyakiti perasaan korban yang dilakukan oleh orang-orang dalam sebuah komunikasi kelompok yang saling mengenal. Persepsi orang untuk
menyamakan “Ijime” dengan “Bullying” adalah karena arti Ijime jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris memang paling mendekati arti “Bullying”.
Bullying atau penindasan adalah tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Penindasan dapat mengambil
beragam bentuk. Di sekolah, penindasan lebih dikenal dengan istilah – istilah, seperti “digertak”, “digencet”, dan lain-lain.
1.4.2 Kerangka Teori
Agar dapat menganalisis kasus Ijime diperlukan sebuah teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penulisan ini. Dalam penelitian terhadap
komik Life karya Keiko Suenobu ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis, psikologis dan semiotik.
Universitas Sumatera Utara
Penulis menggunakan pendekatan sosiologis karena penulis mengangkat tema yang berkaitan dengan kehidupan sosial budaya dan kehidupan masyarakat
yaitu ijime dalam komik Life karya Keiko Suenobu. Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya,
kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat sastra itu
diwujudkan Aminuddin, 2002:46. Selain pendekatan sosiologis penulis juga menggunakan pendekatan
psikologis. Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang memfokuskan pada studi perilaku tokoh fiksi dengan mengamati apa yang ia perbuat dan ucapkan
sebagaimana yang terungkap lewat narasi dan dialog. Menurut Jan Van Luxemburg 1992:46, semiotik adalah ilmu yang
mempelajari tanda-tanda, lambang dan proses perlambangan. Ilmu tentang semiotik ini menganggap bahwa fenomena sosial maupun masyarakat dan
kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Tanda – tanda tersebut dapat berupa gerakan anggota badan, pakaian, dll. Kemudian tanda-tanda tersebut dihubungkan
dengan konsep budaya sehingga pada kondisi ini karya sastra yang berbentuk komik akan dijadikan sebagai tanda untuk diinterpretasikan. Oleh sebab itu,
penulis menggunakan pendekatan semiotik untuk menjabarkan keadaan serta tanda-tanda Ijime yang terdapat dalam komik Life.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Dalam setiap penulisan skripsi tentu ada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan tersebut adalah :
1. Untuk mengetahui Ijime dalam masyarakat Jepang.
2. Mendeskripsikan tindakan Ijime yang ada dalam komik Life karya Keiko
Suenobu.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian terhadap Komik Life karya Keiko Suenobu diharapkan memberi manfaat, yakni :
1. Untuk menambah pengetahuan tentang Ijime dalam Komik Life khususnya
bagi mahasiswa jurusan sastra Jepang. 2.
Untuk menambah pemahaman mengenai penyebab, dampak dan pemecahan masalah Ijime dalam komik Life karya Keiko Suenobu.
1.6 Metode Penelitian
Metode dapat diartikan sebagai prosedur atau tata cara yang sistematis yang dilakukan seorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan seperti
memecahkan masalah atau menguak kebenaran atas fenomena tertentu Siswantoro, 2005:55
Sesuai dengan tema dan permasalahan yang akan dianalisis dalam komik Life, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif – analisis dalam
cakupan kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Koentjaraningrat 1976:30, bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin tentang suatu
individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Selain itu menurut Hadari Nawawi dalam Siswantoro2005:56metode
deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian
seseorang, lembaga, masyarakat, dll pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Kemudian menurut Harahap 2001:75, metode kualitatif adalah metode yang tidak mengkonversi problema sosial ke dalam bentuk angka, tetapi langsung
dinarasikan dalam bentuk penjelasan fenomena. Penulis menggunakan metode ini karena penulis mencoba
mendeskripsikan atau menganalisis mengenai masalah Ijime yang ada dalam komik Life karya Keiko Suenobu. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah studi pustaka Library Research, yaitu dengan menelusuri sumber – sumber kepustakaan dengan buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan tema
penulisan ini. Data diperoleh dari berbagai buku dan berbagai situs internet.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP IJIME DAN KOMIK
2.1. Definisi Ijime
Ijime atau penganiayaan merupakan fenomena sosial yang tidak dapat diabaikan. Karena ijime dapat terjadi pada setiap orang bahkan di negara – negara
maju juga masih terdapat banyak kasus ijime, terutama negara Jepang. Seperti dalam harian Media Indonesia, 27 Juli 1997 pada lembar ‘Delik’, memuat berita
kasus pembunuhan oleh bocah di Kobe, Jepang. Kasus – kasus semacam penganiayaan ijime cenderung meningkat tajam
di negeri sakura. Dalam tengah tahun pertama 1997, setidaknya terjadi tiga kasus pembunuhan secara amat mengenaskan oleh anak – anak dibawah umur. Belum
kasus – kasus bunuh diri sejumlah pelajar akibat tindak kekerasan dan pemerasan oleh sesama murid sekolah. Di Jepang, ijime dianggap sebagai masalah yang
serius. Penganiayaan atau ijime, seperti yang dikenal di Jepang, adalah masalah
manusia yang akan terus berlangsung hingga entah kapan. Segala jenis penindasan, hardikan di sekolah, gangguan atau diskriminasi di dalam
masyarakat. Itu semua adalah ijime. Uchida, 1993 : 1. Sementara menurut Akiko Dogakunai 2005 : 2, ijime diartikan secara
harfiahnya sebagai masalah kenakalan anak – anak sekolahdi tingkat pendidikan paling dasar dan menengah berupa penganiayaan, penghinaan, penyiksaan baik
segi mental maupun fisik yang mereka lakukan di antara mereka sendiri.
Universitas Sumatera Utara