1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yaitu pada hal-hal yang berkaitan dengan kasus Ijime yang terdapat dalam komik Life. Untuk
mendukung pembahasan penulis merasa perlu untuk membahas faktor-faktor penyebab, dampak, dan pemecahan masalah Ijime secara umum. Untuk itu penulis
menggunakan sebagian jilid komik Life, yaitu dari Jilid 1-10 sebagai bahan untuk menganalisis kasus Ijime yang terjadi di komik tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Aminuddin 2000 : 39 mengatakan bahwa sastra adalah seni, karena itu ia mempunyai sifat yang sama dengan karya seni suara, seni lukis, seni pahat, dan
lain-lain. Tujuannya pun sama, yaitu untuk memberikan makna pada eksistensinya, serta untuk membuka jalan kebenaran. Yang membedakannya
dengan seni lain adalah bahwa sastra memiliki aspek bahasa. Sementara menurut Luxemburg 1986:23-24, sastra dapat dipandang
sebagai suatu gejala sosial, sastra yang ditulis pada kurun waktu tertentu berkaitan dengan norma – norma dan adat-istiadat zaman itu. Sastra pun dipergunakan
sebagai sumber untuk menganalisis sistem masyarakat. Sastra juga mencerminkan kenyataan dalam masyarakat dan merupakan sarana untuk memahaminya.
Seperti yang telah ditulis sebelumnya bahwa dalam genre sastra terdapat beberapa jenis, beberapa jenis diantaranya adalah puisi, drama, roman, prosa dan
sebagainya. Dalam prosa ada beberapa jenis dan salah satunya adalah komik.
Universitas Sumatera Utara
Komik menurut kutipan Marcel Bonnet dalam Angkat 2004 dalam buku komik Indonesia adalah salah satu produk akhir dari hasrat manusia untuk
menceritakan pengalamannya yang dituangkan dalam bentuk gambar dan tanda yang mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan, seperti pada komik Life
yang mengisahkan tokoh utamanya yang menjadi korban Ijime. Morita 1985, 2001 yang menyebut bahwa Ijime adalah sebuah tipe
tindakan agresif dari seseorang yang mempunyai dominasi posisi dalam sebuah kelompok interaksi ataupun proses interaksi dengan jalan sengaja atau bersama
melakukan kegiatan yang menyebabkan perasaan terluka pada seseorang didalam kelompok itu. Ijime di Jepang lebih mirip dengan “bullying” di Barat, yakni
tekanan pada menyakiti perasaan korban yang dilakukan oleh orang-orang dalam sebuah komunikasi kelompok yang saling mengenal. Persepsi orang untuk
menyamakan “Ijime” dengan “Bullying” adalah karena arti Ijime jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris memang paling mendekati arti “Bullying”.
Bullying atau penindasan adalah tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Penindasan dapat mengambil
beragam bentuk. Di sekolah, penindasan lebih dikenal dengan istilah – istilah, seperti “digertak”, “digencet”, dan lain-lain.
1.4.2 Kerangka Teori