80 Martahan Ronald
Pardede Pemeriksa Pajak Pelaksana
Lanjutan Fungsional Pemeriksaan
81 Verry Andrianto
Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan
Fungsional Pemeriksaan
82 Andi Rahmatullah
Pemeriksa Pajak Pertama Fungsional Pemeriksaan
83 Abdullah Zuhdi
Pemeriksa Pajak Pertama Fungsional Pemeriksaan
84 Ahmad Fadri Kurnia
Pemeriksa Pajak Pelaksana Fungsional Pemeriksaan
85 Debby Fransisco
Penilai PBB Pelaksana Fungsional Pemeriksaan
F. Perbedaan Struktur Organisasi Lama dengan Struktur Organisasi Baru
Pada Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebelumnya untuk masing-masing pajak dibuat secara terpisah, baik itu PPh, PPN,
PPnBM, BPHTB, dan lain-lain. Sedangkan struktur organisasi KPP Pratama Medan Kota yang sekarang dibentuk dengan cara menggabungkan bagian-bagian pajak yang
terpisah tersebut ke dalam setiap bagian, misalnya terdapat masalah pajak baik itu PPh, PPN, PBB, PPnBM, dan lain-lain, maka untuk menyelesaikan masalah yang ada
tidak lagi di bagian pajak yang bersangkutan melainkan dapat konsultasi di bagian pengawasan dan konsultasi, begitu juga dengan bagian lainnya, sehingga pekerjaan
pada setiap bagian lebih efektif dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Ketentuan Umum
Dalam UUD RI 1945 yaitu pasal 23A menyatakan bahwa “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan Undang-
Undang”. Dengan demikian semua pemungutan pajak di Negara kita tercinta ini harus berdasarkan Undang-Undang. Jika dilapangan “ada pengenaan pajak” tidak
berdasarkan Undang-Undang, maka sudah selayaknyalah rakyat tidak perlu membayar pajak. Inilah arti sesungguhnya yang ada pada tata urutan perundang-
undangan kita UUD 1945 yang mensyaratkan bahwa pengenaaan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.
1. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Besarnya pajak yang ditetapkan berdasarkan
UUD 1945 pasal 23 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Segala penerimaan pajak harus berdasarkan Undang-Undang”.
Beberapa ahli perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang dikemukakan tersebut mempunyai maksud
Universitas Sumatera Utara
dan tujuan yang sama. Berikut adalah kutipan-kutipan mengenai pengertian pajak oleh beberapa ahli, yaitu :
Menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, S.H Suandy 2000 : 8
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi
yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut Dr. N. J. Feldmann Resmi 2008 : 2
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum, tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum.
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani Brotodiharjo 1991 : 2
Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peratutan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas
negara yang menyelenggarakan pemerintahan.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan ciri-ciri yang melekat pada pengertian perpajakan diatas, yaitu :
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi
individual oleh pemerintah. c.
Pajak oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. d.
Pajak diperuntukkan bagi pengeluran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment. e.
Pajak dapat juga mempunyai tujuan yang bukan budgeter, yaitu mengatur.
2. Fungsi Pajak
Pajak yang dikenakan kepada masyarakat mempunyai 2 dua fungsi, yaitu : a.
Fungsi Penerimaan Budgeter Fungsi pajak adalah untuk mengumpulkan dana yang diperlukan
pemerintah untuk membiayai pengeluaran belanja negara guna kepentingan dan keperluan seluruh masyarakat.
b. Fungsi Mengatur Reguler
Sebenarnya fungsi mengatur adalah tujuan agar memberikan kepastian hukum. Terutama dalam menyusun Undang-Undang pajak senantiasa
perlu diusahakan, agar ketentuan yang dirumuskan jangan sampai
Universitas Sumatera Utara
dapat menimbulkan interprestasi yang berbeda, antara Fiskus dan Wajib Pajak.
3. Pengelompokan Pajak
Dalam rangka memungut pajak oleh pemerintah dari masyarakat, maka pemerintah dalam melaksanakannya, ada beberapa pembagian pajaknya.
Adapun pembagiannya, yaitu : Menurut golongannya, yaitu :
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain. Misalnya : Pajak Penghasilan PPh.
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain. Misalnya : Pajak Pertambahan Nilai PPN
Menurut Sifatnya, yaitu : a.
Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan
keadaan subjeknya. Syarat subjektifnya adalah orang pribadi, sedangkan syarat objektifnya adalah memiliki penghasilan yang akan
Universitas Sumatera Utara
dikenakan pajak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Berikut ini tabel PTKP bagi perseorangan:
Penghasilan Tidak Kena Pajak Setahun
Rp Sebulan
Rp
untuk Wajib Pajak orang pribadi tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan TK
15.840.000,- 1.320.000,-
untuk Wajib Pajak orang pribadi kawin dan tidak mempunyai tanggungan K0
17.160.000,- 1.430.000,-
untuk Wajib Pajak orang pribadi kawin + 1 tanggungan K1
18.480.000,- 1.540.000,-
untuk Wajib Pajak orang pribadi kawin + 2 tanggungan K2
19.800.000,- 1.650.000,-
untuk Wajib Pajak orang pribadi kawin + 3 tanggungan K3
21.120.000,- 1.760.000,-
untuk Wajib Pajak Kawin + Penghasilan istri digabung KI0
33.000.000,- 2.750.000,-
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
1. Tanggungan adalah anggota keluarga sedarah dan semenda dalam satu garis
keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya. 2.
PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan
objeknya, tanpa memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak. Misalnya : Pajak Pertambahan Nilai PPN.
Menurut Lembaga Pemungutnya, yaitu :
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Untuk Wajib Pajak Kawin + Penghasilan istri digabung
+ 1 tanggungan KI1 34.320.000,- 2.860.000,-
Wajib Pajak Kawin + Penghasilan istri digabung + 2 tanggungan KI2
35.640.000,- 2.970.000,-
Wajib Pajak Kawin + Penghasilan istri digabung + 3 tanggungan KI3
36.960.000,- 3.080.000,-
Universitas Sumatera Utara
b. Pajak Daerah,yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
4. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam pelaksanaan pemungutan pajak dikenal beberapa pelaksanaan pemungutan pajak, yang masih berlaku hingga sekarang ini adalah :
a. Official Assessment System
Yaitu suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak. b.
Self Assessment system Yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
c. With Holding System
Yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Universitas Sumatera Utara
5. Tarif Pajak
Dalam penghitungan pajak yang terutang dikenakan 4 macam tarif, yaitu : a.
Tarif Pajak Proporsional Sebanding Yaitu tarif berupa persentase tetap terhadap jumlah berapapun yang
menjadi dasar pengenaan pajak. Contohnya dikenakan Pajak Pertambahan Nilai 10 atas penyerahan Barang Kena Pajak.
b. Tarif Pajak Progresif
Tarif Pajak Progresif adalah tarif pajak yang persentasenya menjadi lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaannya semakin
besar. Misalnya tarif Pajak Penghasilan yang berlaku di Indonesia. c.
Tarif Pajak Degresif Tarif Pajak Degresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang
semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.
d. Tarif Pajak Tetap
Tarif Pajak Tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapa pun besarnya dasar pengenaan pajak. Misalnya Bea Materai.
Sesuai dengan Pasal 17 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, besarnya tarif pajak penghasilan bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dan bentuk usaha tetap
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
- Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5
Di atas Rp 50.000.000,00 s.d Rp 250.000.000,00 15
Di atas Rp 250.000.000,00 s.d Rp 500.000.000,00 25
Di atas Rp 500.000.000,00 30
B. Wajib Pajak
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Wajib pajak terbagi atas :
1. Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
Universitas Sumatera Utara
1.1 Kewajiban Wajib Pajak
Sesuai dengan sistem self assessment, Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri, melakukan sendiri perhitungan pembayaran dan
pelaporan pajak terutangnya.
1.2 Pendaftaran
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Wajib pajak orang pribadi
yang wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP adalah :
1. Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
2.
Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yang memperoleh penghasilan diatas Penghasilan Tidak
Kena Pajak PTKP wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya;
3. Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah berdasarkan
keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta;
4. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai
tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.
Untuk memperoleh NPWP, Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri
Universitas Sumatera Utara
pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi kedudukan wajib pajak dengan mengisi formulir pendaftaran dan
melampirkan persyaratan administrasi. Selain mendatangi Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak Orang Pribadi dapat pula
mendaftarkan diri secara online melalaui e-registration di website Direktorat Jendral Pajak www.pajak.go.id. Selain mendapatkan
NPWP, Wajib Pajak dapat dikukuhkan sebagi Pengusaha Kena Pajak PKP dan kepadanya akan diberikan Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak NPPKP.
2. Wajib Pajak Badan
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya.Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi yang sejenis,
lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainya termasuk reksadana. Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan,
perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama.
Universitas Sumatera Utara
2.1. Kewajiban Wajib Pajak
Sesuai dengan sistem self assessment, Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri, melakukan sendiri perhitungan
pembayaran dan pelaporan pajak terutangnya.
2.2 Pendaftaran
Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Untuk memperoleh
NPWP, Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi kedudukan wajib pajak dengan mengisi Formulir
pendaftaran dan melampirkan Persyaratan Administrasi selain mendatangi Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak dapat pula mendaftarkan diri secara
online melalui e-registation
di website
Direktorat Jenderal Pajak www.pajak.go selain mendapatkan NPWP, Wajib Pajak dapat dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP dan kepadanya akan diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP.
3. Wajib Pajak Bendaharawan
Bendaharawan Pemerintah adalah Bendaharawan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah, Lembaga Negara
lainnya dan Kedutaan Republik Indonesia di Luar Negeri, yang membayar gaji, upah, tunjungan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun
sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
3.1. Kewajiban Wajib Pajak
Sesuai dengan sistem self assessment, Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri, melakukan sendiri perhitungan
pembayaran dan pelaporan pajak terutangnya.
C. Pendataan
Pendataan adalah kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi dan menatausahakan data wajib pajak. Untuk mengetahui potensi perpajakan masing-
masing kantorunit kerja dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak, maka perlu dilaksanakan kegiatan pendataan wajib pajak yang disesuaikan dengan kondisi atau
keunggulan fiskal wilayah kerjanya. Pendataan tersebut meliputi seluruh wajib pajak yang terdaftar pada kantorunit kerja yang dapat dikelompokan berdasarkan
wilayahlokasi usaha, subjek pajak, jenis pajak. Kegiatan pendataan merupakan salah satu langkah yang dilakukan dalam penggalian potensi pajak. Diharapkan dengan
kegiatan ini, memperoleh petunjuk tentang potensi perpajakan diwilayah kerja KPP Pratama Medan Kota.
1. Tujuan a.
Tersedianya gambaran umum potensi perpajakan dan keunggulan fiscal diwilayah kerja masing-masing KPPKanwil DJP guna pengamanan
pajak.
b. Tersedianya informasi untuk tindak lanjut penggalian potensi pajak.
Universitas Sumatera Utara
2. Kegunaan
Pendataan berguna untuk : a.
Mengetahui besarnya potensi pajak dan keunggulan fiskal diwilayah kerja masing-masing KPPKanwil DJP.
b. Membantu pimpinan dalam menentukan tindak lanjut penggalian potensi
pajak.
3. Metodologi Pendataan
Metodologi dalam melakukan pendataan sebagai berikut : a.
Mengumpulkan data tentang wilayah kerja wajib pajak sebanyak mungkin.
b. Memasukkan data kedalam format yang sudah ditentukan.
c. Mengevaluasi data yang diperoleh dengan data yang ada di DJP
d. Menghitung potensi pajak jumlah wajib pajak dan pajak terutang
e. Menentukan keunggulan fiscal dari data yang sudah ada.
f. Melakukan analisis resiko untuk tindak lanjut
g. Menentukan prioritas penggalian potensi
Mempelajari dan mendalami profil wajib pajak yang akan digali potensi pajaknya.
Universitas Sumatera Utara
4. Pihak-Pihak yang Berhubungan Dengan Pendataan
a. Kepala Kantor
Menggunakan data pendataan wajib pajak tersebut sebagai alat manejemen untuk penggalian potensi pajak secara fokus, efektif dan
efesien. b.
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Menggunakan data dari pendataan tersebut sebagai perkiraan besarnya
potensi pajak dan fokus pengelolaan wajib pajak. c.
Kepala Seksi Ekstensifikasi Menggunakan data dari pendataan tersebut sebagai perkiraan besarnya
potensi wajib pajak terdaftar dan fokus dalam kegiatan ekstensifikasi. d.
Account Representative AR Menggunakan data dari pendataan untuk perhitungan besarnya potensi
pajak masing-masing individual wajib pajak melalui bedah profil.
5. Format Pendataan a. Berdasarkan Wilayah
1. Wilayah Administrasi
Pendataan berdasarkan wilayah administrasi dibuat berdasarkan wilayah kerja KPP Pratama yang meliputi wilayah pemerintah
kabupatenkota, kecamatan, dan kelurahan, yang kemudian diperinci
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan pembagian kerja seksi pengawasan dan konsultasi, dan Account Representative AR dimasing-masing seksi. kegunaanya :
a. Untuk mengetahui jumlah kepala keluarga, jumlah kepala keluarga non
miskin dan estimasi jumlah kepala keluarga yang seharusnya terdaftar sebagai wajib pajak
b. Untuk mengetahui luas dan struktur wilayah kerja
c. Untuk mengetahui jumlah tempat usahapengusaha yang ada dikawasan-
kawasan ekonomi yang ada di wilayah kerja KPP Pratama Medan Kota d.
Untuk mengetahui jumlah pengusaha yang belum terdaftar sebagai wajib pajak
2. Wilayah Ekonomi
Wilayah kegiatan ekonomi meliputi kawasan industri, perkantoran, perdagangan, malpusat, perbelanjaan, kawasan wisata, kawasan
perkebunan, kawasan pemukiman, kawasan jalan protokol, kawasan pertambangan, pelabuhan, bandara, perikanan, dan kawasan lainya.
Kegunaannya adalah untuk mengetahui potensi ekonomi berdasarkan wilayah kegiatan ekonomi yang ada di wilayah kerja unit kantor yang
bersangkutan, yang dapat memberi gambaran potensi wajib pajak yang belum terdaftar sebagai wajib pajak.
b. Berdasarkan Subjek Pajak
Pendataan berdasarkan subjek pajak dikelompokkan berdasarkan status subjek pajak terdiri dari wajib pajak badan, wajib pajak bendahara, dan wajib
Universitas Sumatera Utara
pajak orang pribadi yang terdapat dalam wilayah kerja KPP Pratama Medan Kota, bentuk badan hukum terdiri dari PT,CV, Koperasi, usaha dagang,
persekutuan, yayasan, dana pension, bentuk usaha tetap, kongsi, lembaga dan perkumpulan yang terdapat diwilayah kerja KPP Pratama Medan Kota, wajib
pajak orang pribadi profesi mengelompokan wajib pajak berdasarkan profesi wajib pajak yang terdapat di wilayah kerja KPP Pratama Medan Kota dan
wajib pajak bendahara mengelompokkan wajib pajak bendahara berdasarkan instansi pusat dan daerah yang terdapat di wilayah kerja KPP Pratama Medan
Kota. Kegunaannya :
1. Untuk mengetahui gambaran umum dari subjek pajak di wilayah kerja KPP
Pratama Medan Kota yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar 2.
Untuk mengetahui gambaran umum subjek pajak yang berbentuk badan hukum seperti PT, CV, BUT, maupun tidak berbadan hokum termasuk wajib
pajak orang pribadi profesi dan wajib pajak bendahara.
c. Berdasarkan Jenis Pajak
Pendataan kelompok jenis pajak merupakan pengelompokan penerimaan pajak berdasarkan jenis pajak PPh, PPN, dan pajak lainnya diwilayah kerja
KPP Pratama Medan Kota. Kegunaannya :
1. Untuk mengetahui peranan penerimaan per jenis pajak dan
pertumbuhannya
Universitas Sumatera Utara
2. Mengetahui jenis pajak yang dominan di wilayah kerja KPP Pratama
Medan Kota
D. Profil Wajib Pajak 1. Defenisi Profil Wajib Pajak
Profil wajib pajak adalah rangkaian data dan informasi fiskal wajib pajak yang memuat identitas dan kegiatan usaha serta riwayat perpajakan wajib pajak
serta kesinambungan yang dapat dklasifikasikan atas data permanen, data akumulatif dan data lainnya.
2. Tujuan Pembuatan Profil Wajib Pajak
Tujuan pembuatan profil wajib pajak adalah untuk : a.
Mengenal dan mengetahui wajib pajak yang terdaftar di unit kerja yang bersangkutan
b. Menyajikan informasi yang dapat digunakan terutama untuk bahan
analisis dn ukuran tingkat resiko dan kepatuhan wajib pajak c.
Memonitor perkembangan usaha dan potensi fiskal wajib pajak yang bersangkutan
d. Melakukan pengawasan, penggalian potensi dan pelayanan yang lebih
baik
3. Manfaat Pembuatan Profil Pajak
Adapun manfaat yang diperoleh dalam pembuatan profil wajib pajak adalah : a.
Peningkatan penerimaan pajak b.
Perbaikan sistem administrasi perpajakan
Universitas Sumatera Utara
c. Pengawasan kepatuhan wajib dalam pembayaran pajak
4. Langkah-langkah Pembuatan Profil Wajib Pajak
Adapun langkah-langkah yang dapat ditemouh dalam pembuatan profil wajib pajak, sebagai berikut :
a. Mempelajari data dan informasi mengenai wajib pajak orang pribadi dari
sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak, termasuk : 1.
Jenis kegiatan usahapekerjaan bebaspekerjaan wajib pajak orang pribadi yang dilaporkan ataupun terdapat dalam profil wajib pajak
orang pribadi yang tersedia. 2.
Perkembangan usaha, omset, pembayaran pajak wajib pajak orang pribadi
3. Perkembangan harta dan kewajiban wajib pajak
b. Mempelajari data asosiasi terkait bisnis wajib pajak termasuk :
1. Data pelaku usaha, market share dan data kapasitas produksi yang
bersumber dari asosiasi 2.
Data keterkaitan wajib pajak dengan asosiasi c.
Mempelajari data dari instansi teknis terkait miaslnya data produksi, data perijinan, data eksporimpor
d. Mempelajari data-data eksternal lainnya sebagai referensi
e. Melakukan visit ke lokasi kegiatan usahatempat tinggal wajib pajak
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tatacara Pendataan di KPP Pratama Medan Kota
KPP Pratama Medan Kota merupakan salah salah satu kantor pelayananpajak yang ada di kota Medan. KPP Pratama Medan Kota juga merupakan
salah satu kantor yang menangani wilayah kerja dari kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I DJP SUMUT I. Selaku pihak melakukan tugas
perpajakan, KPP Pratama Medan Kota juga melakukan kegiatan pendataan terhadap wajib pajak untuk mengetahui potensi perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak
yang terdapat dilingkungan wilayah kerja KPP Pratama Medan Kota. Selama melakukan kegiatan PKLM ini, penulis melakukan salah satu AR di
KPP Pratama Medan Kota untuk memperoleh data yang berhubungan dengan mekanisme pendataan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Medan Kota.
Dari wawancara tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan pendataan tersebut bertujuan untuk mengetahui potensi perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak
tersebut. Setelah melakukan pengelompokan sesuai dengan kebutuhan dan keunggulan
unit kerja masing-masing, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis dan evaluasi atas kelompok-kelompok tersebut untuk dilakukan identifikasi kelompok
mana yang potensial untuk ditindaklanjuti. Tujuan analisis pendataan adalah untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui potensi perpajakan dan kelompok-kelompok yang terkait dengan potensi tersebut, tingkat resiko serta petunjuk penggalian potensi yang akan dilakukan.
Analisis yang dilakukan dapat berupa : 1.
Dari hasil pendataan dari beberapa pengelompkan dapat diketahui banyaknya pengusaha sebagai potensi wajib pajak dan banyaknya
potensi wajib pajak yang sudah terdaftar sehingga selisihnya merupakan wajib pajak yang akan dilakukan ekstensifikasi
2. Yang berhubungan dengan ekstensifikasi wajib pajak
Dari hasil pendataan pengelompokan dapat diketahui besarnya potensi pajak dan keunggulan fiscal diwilayah KPP Pratama Medan Kota.
Setelah dilakukan pengelompokan sesuai dengan keunggulan unit kerja masing-masing, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis dan evaluasi
kelompok-kelompok mana yang potensial untuk ditindak lanjuti.
B. Mekanisme Pendataan Wajib Pajak Orang Pribadi