commit to user 28
Handayanto dan Hairiah, 2007. Pada pengukuran KPK tanah Alfisol Jumantono diperoleh nilai sebesar 20,93 cmol+kg
-1
termasuk sedang hampir sebanding dengan rendahnya pH tanah dan kejenuhan basa yang hanya
bernilai 36. Menurut Tan 1991, kejenuhan basa merupakan sifat yang berhubungan dengan kapasitas tukar kation dan pH tanah.
Hasil analisis N total tanah Alfisol Jumantono yaitu 0.29 tergolong rendah, maka didapat CN tanah Alfisol Jumantono yang sangat rendah adalah
bernilai sebesar 9.38. Namun Handayanto dan Hairiah 2007 menyatakan bahwa pada kondisi lapangan konsep nisbah CN yang mempengaruhi
keseimbangan mineralisasi-imobilisasi tersebut ternyata tidak dapat diberlakukan secara umum karena adanya keragaman fraksi organik yang sulit
dirombak oleh organisme tanah. Dengan diketahui kharakteristik awal tanah Alfisol Jumantono memiliki
kandungan N total yang rendah. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan pupuk urea sebagai sumber N pada tanah guna memenuhi kebutuhan akan
unsur N tanpa mengganggu pengaruh aplikasi seresah sebagai perlakuan dalam penelitian.
B. Analisis Awal Kualitas Seresah
Berdasarkan analisis laboratorium terhadap kualitas seresah dengan hasil sebagai berikut :
Table 4.2 Hasil Analisis Kualitas Seresah.
No Seresah Tanaman
Kadar Kualitas Seresah Polifenol
Lignin Selulosa
Nisbah CN
Bahan organik
Nisbah L+PN
1 Anacardium occidentale
27.04 22.54
16.96 17
60.31 24.30
2 Curcuma domestica
8.75 24
39.60 23
67.21 19.15
3 Tithonia diversofolia
5.80 22.22
11.78 10
58.64 8.26
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium FP UNIBRAW, Agustus 2008. Keterangan : Pengharkatan menurut Palm and Sanchez, 1991.
: seresah kualitas rendah : seresah kualitas sedang
: seresah kualitas tinggi
commit to user 29
Seresah tergolong berkualitas tinggi apabila mempunyai nisbah CN 25, kandungan lignin 15 dan polifenol 3, sehingga cepat
termineralisasi Palm and Sanchez, 1991. Parameter kualitas yang menyebabkan mudah tidaknya bahan terdekomposisi antara lain kandungan N,
lignin, dan polifenol serta nisbah CN Handayanto et al., 1994. Oleh karena itu, pemilihan serta pencampuran berbagai kualitas seresah sebelum
diaplikasikan ke dalam tanah dapat diterapkan untuk mengatur saat pembebasan hara selama dekomposisi agar lebih sesuai dengan jumlah dan
saat dibutuhkan oleh tanaman Murphy et al., 2003. Nisbah L+PN seresah merupakan faktor kualitas yang paling kuat
sebagai pengendali nitrifikasi potensial Fhitung= 28.07, mineralisasi NH
4 +
Fhitung= 82.59, dan pembentukan NO
3 -
tanah Fhitung= 66.65 dibanding faktor kualitas seresah yang lain. Semakin tinggi nisbah kandungan L+PN
seresah akan semakin rendah nitrifikasi potensial tanah, mineralisasi NH
4 +
dan pembentukan NO
3 -
Purwanto et al., 2007. Berdasarkan analisis kualitas seresah, Anacardium occidentale merupakan seresah dengan kualitas rendah
dan Tithonia diversifolia merupakan kualitas tinggi. Hal ini dikarenakan seresah Anacardium occidentale mempunyai kandungan nisbah L+PN
seresah sebesar 24.30 dengan kandungan polifenol sebesar 27.04, lignin sebesar 22.54, N total sebesar 2.04, dan nisbah CN sebesar 17, sedangkan
seresah Tithonia diversifolia mempunyai kandungan nisbah L+PN seresah sebesar 8.26 dengan kandungan polifenol sebesar 5.80, lignin sebesar
22.22, N total sebesar 3.39, dan nisbah CN sebesar 10. Seresah Curcuma domestica mempunyai kandungan nisbah L+PN seresah sebesar 19.15
dengan kandungan polifenol sebesar 8.75, lignin sebesar 24, N total sebesar 1.71, dan nisbah CN sebesar 23.
Apabila seresah yang kandungan fenol dan atau ligninnya tinggi digunakan sebagai pupuk hijau maka mineralisasinya terlalu lambat sehingga
tidak efektif untuk tanaman semusim. Sebaliknya bagi tanaman tahunan atau pohon hutan, pelepasan N yang lambat tersebut justru menguntungkan dalam
jangka panjang karena N hasil mineralisasi akan terhindar dari perlindian dan
commit to user 30
denitrifikasi Brady and Weil, 2002. Kualitas seresah akan berpengaruh terhadap laju mineralisasi N dan pengendalian potensial nitrifikasi melalui
pengaturan kualitas masukan seresah.
C. Konsentrasi NH