abu serai dapur, kayu manis, dan brotowali Kardinan Iskandar 1999, diacu dalam Kardinan 2011.
2.4 Senyawa Bioaktif
Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang bersifat racun dalam dosis yang tinggi. Tingkat konsentrasi yang dapat menyebabkan keracunan ditentukan
dengan letal konsentrasi 50 LC
50
. LC
50
adalah konsentrasi dari suatu bahan yang menyebabkan 50 populasi mengalami kematian. LC
50
dapat digunakan untuk menentukan toksisitas dari suatu zat. Suatu senyawa memiliki potensi
bioaktif apabila nilai LC
50
-nya kurang dari 1000 µgmL Meyer et al. 1982. Alkaloid merupakan senyawa basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, yang biasanya merupakan bagian dari sistem siklik. Alkaloid dapat berperan sebagai pengatur pertumbuhan, penolak, atau pemikat serangga
Suradikusumah 1989. Utami dan Robara 2008 menyatakan bahwa eksrak heksan dari daun Ageratum conyzoides dianalisis dan mengandung senyawa
alkaloid. Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Flavonoid
merupakan senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau amonia sehingga mudah dideteksi pada kromatogram atau dalam larutan
Harborne 1987. Dalam dunia pengobatan, beberapa senyawa flavonoid berfungsi sebagai antibodi, misalnya antivirus dan jamur, peradangan pembuluh
darah dan dapat digunakan sebagai racun ikan. Sirait 2007 menyatakan, flavonoid ini dapat ditemukan pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah,
tepung sari dan pada akar. Zuhra et al. 2008 menganalisis kandungan kimia daun katuk Sauropus androgunus dan menemukan adanya senyawa flavonoid
yang berpotensi sebagai antioksidan. Tanin terdapat di hampir seluruh bagian tumbuhan yang sedang tumbuh
seperti tunas, akar muda, buah muda, kulit bagian dalam, kulit bagian luar, dan daun muda. Tanin berfungsi sebagai pelindung jaringan dari serangan jamur,
bakteri, dan organisme penggangu lainnya, bahkan terhadap virus Andriani 2008. Jayanegara dan Sofyan 2008 melakukan penelitian terhadap daun dari
tanaman Salix alba, Rhus typhina dan Peltiphyllum peltatum dan menemukan adanya senyawa tanin yang terkandung di dalam dedaunan tersebut.
Terpenoid tersebar secara luas dan banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi. Terpenoid didefinisikan sebagai produk alami yang strukturnya
dibagi menjadi beberapa unit isoprene, karena itu senyawa ini disebut juga isoprenoid C
5
H
8
. Terpenoid yang tersusun atas 2 isopren membentuk senyawa golongan monoterpenoid, sesquiterpen tersusun atas 3 unit isoprene, diterpenoid
tersusun atas 4 unit isoprene, sesterpen tersusun atas 5 isopren, triterpenoid tersusun atas 6 unit isopren, dan tetraterpen tersusun atas 8 isopren. Terpenoid
memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah fisiologis, metabolik, struktural, dan pertahanan Goto et al. 2010. Nassar et al. 2010 mempelajari sifat farmasi
kandungan terpenoid yang berasal dari Sandoricum koetjape.
BAB 3 METODOLOGI