16
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk melakukan proses penelitian, agar penelitian yang dilakukan tidak keluar dari jalur pembahasan maka peneliti membatasinya dalam hal sebagai
berikut: 1.
Bagaimana pandangan Buddha dan Sains Modern mengenai konsep Kosmologi atau proses penciptaan alam semesta dan seluruh isinya.
2. Bagaimana komparasi antara Konsep Kosmologi Dalam Pandangan Buddha
dengan Kosmologi Sains Modern dewasa ini.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini adalah:
1. Mengetahui Proses terjadinya kosmologi atau proses penciptaan alam semesta
menurut prespektif Buddha dengan kosmologi sains modern dewasa ini. 2.
Mengetahui komparasi antara Konsep Kosmologi Dalam Pandangan Buddha dengan kosmologi sains modern dewasa ini.
Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi tiga sisi: 1.
Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dalam
kosmologi agama-agama dan sains modern dewasa ini, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia akademis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam studi agama-agama yang khususnya berkaitan dengan konsep kosmologi atau penciptaan alam semesta
menurut perspektif agama Buddha.
17
b. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatakan kualitas sumber keilmuan yang ada, termasuk untuk para pelajar dan pendidik yang ada
didalamnya. 3.
Manfaat Akademis Dengan manfaat akademis ini, yaitu sebagai prasyarat untuk meraih gelar
sarjana.
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan hasil pengamatan dan studi di Perpustakaan telah ditemukan beberapa penelitian sebelumnya. Adapun review studi terdahulu yang penulis
kaji adalah: 1. Respon Agama Buddha Terhadap Krisis Lingkungan. Karya ini ditulis oleh
Hamdan Taufiqurrohman Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Skripsi tersebut lebih menjelaskan respon
Sri Dhammananda dalam mengatasi krisis lingkungan telah menjadi refleksi kritisnya dalam mengupayakan kestabilan kehidupan alam semesta. Mencari
solusi dari penyebab permasalahan krisis lingkungan telah ditawarkan oleh Sri Dhammananda dalam bab-bab pembahasan skripsinya. Dengan masih
mengedepankan unsur moralitas dan doktrin agama Buddha yang sangat dekat dengan alam semesta. Pun dengan kembali kepada ajaran Sang Buddha dan
mengamalkannya adalah menjadi solusi-solusi yang di tawarkan Sri Dhammananda dengan juga masih berupaya menjaga jarak dengan perkembangan
dunia yang semakin maju sehingga krisis lingkungan dapat di antisipasi dengan baik, ketika arah pemikiran manusia berubah dan mengedepankan kebutuhan bagi
18
sesamanya bukan hanya kebutuhan dirinya sendiri. Melihat dari judul karya di atas penulis mengambil beberapa data yang memang berkaitan dengan tema yang
penulis bahas yaitu komparasi konsep kosmologi Buddha dengan kosmologi sains modern, dimana keduanya sama-sama membahas tentang alam semesta, meski
yang menjadi pembahasan karya Hamdan lebih terfokus pada Respon agama Buddha terhadap krisis lingkungan, namun dalam hal ini tentu ketika berbicara
lingkungan, hal tersebut juga nyatanya tidak terlepas dari pembahasan alam semesta, maka dari itu penulis mengambil beberapa data dari karya Hamdan
karena memang pembahasannya terdapat kesamaan sehingga penulis bisa mendapatkan sumber data tambahan. Yang membedakan karya Hamdan dengan
karya penulis tentunya adalah karya Hamdan pembahasannya lebih kepada lingkungan menurut pendapat atau pandangan Sri Dhammananda, sedangkan
karya penulis lebih terfokus kepada bagaimana proses penciptaan alam semesta itu terjadi baik menurut Buddha maupun sains modern.
2. Konsep Kosmologi Dalam Agama Islam Dan Buddha Serta Implikasinya Dalam Kehidupan Pemeluknya. Karya ini ditulis oleh Siti Anisah Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2008. Skripsi tersebut lebih menjelaskan dalam agama Islam asal mula alam semesta dahulunya adalah suatu yang padu,
langit dan bumi adalah subyek dari kata saifat fatq keduanya lalu terpisah fataqa satu sama lain. Dengan kata lain segala sesuatu termasuk langit dan bumi pada
saat itu belumlah diciptakan juga terkandung dalam titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang terkandung terpisah
fataqa dan dalam rangkian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam terebntuk. Jika menurut pandangan Buddha bahwasannya seluruh alam ini
19
adalah ciptaan yang timbul dari sebab-sebab yang mendahuluinya serta tidak kekal. Oleh karena itu disebut sankhata dharma yang berarti ada, yang tidak
mutlak dan mempunyai corak timbul, lenyap dan berubah. Alam semesta adalah suatu proses kenyataan yang selalu dalam keadaan menjadi. Hakikat kenyataan itu
adalah arus perubahan dari suatu keadaan lain yang berurutan. Melihat judul karya di atas yaitu Konsep kosmologi dalam agama Islam dan Buddha serta
implikasinya dalam kehidupan pemeluknya, telah jelas bahwa saudari Siti disana memaparkan dari apa yang namanya konsep penciptaan alam semesta menurut
agama Islam dan Buddha yang mana diantara keduanya menurut Siti ada beberapa kesamaan dan perbedaan dalam melihat proses penciptaan alam semesta itu
sendiri. Begitu pula dalam hal ini penulis juga sangat tertarik untuk bisa mengambil beberapa data dari apa yang yang telah saudari Siti jelaskan dan
paparkan dalam skripsinya. Yang membedakan karya Siti dengan penulis tentunya adalah karya Siti lebih terfokus pada proses penciptaan alam semesta menurut
Islam dan Buddha dan sejauh mana implikasi dari proses alam semesta tersebut di lihat dari masing-masing penganutnya yaitu antara agama Islam dan Buddha itu
sendiri. Sedangkan karya penulis lebih terfokus kepada bagaimana proses penciptaan alam semesta itu terjadi baik menurut Buddha maupun sains modern,
meski ada beberapa kesamaan terlebih dalam hal pemaparan kosmologi Buddha- nya, namun dalam hal ini karya penulis membahas secara lebih mendalam.
3. Bencana Alam Dalam Pandangan Bikku Agama Buddha Studi Kasus di Vihara Dhammacakka Jaya Jakarta. Karya ini di tulis oleh Kiki Agustini Jurusan
Perbandingan Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Skripsi tersebut lebih menjelaskan bagaimana pandangan Bikku Buddha di Vihara Dhammacakka
20
Jaya Jakarta tentang proses terjadinya bencana alam, bahwasannya Bencana menurut Buddhis adalah akbiat dari proses alam yang tidak kekal Gempa dan
dari Gempa tersebut menimbulkan gelombang Tsunami yang besar dan menelan korba Ratusan ribu jiwa makhluk. Sedangkan menurut hukum fisika mengatur
kerja alam yaitu siklus hujan, namun karena manusia banyak menebang pohon sembarang, membuang sampah sembarang sehingga berakibat banjir. Contoh
lainya adalah musim yang kacau yang di sebabkan oleh pemanasan global yang juga diakibatkan oleh manusia. Ciri alam adalah selalu seimbang, sehingga ketika
alam tidak seimbang, sehigga ketika alam tidak seimbang lagi rusak disebabkan manusia, maka terjadilah fenomena alam yang tidak biasa sehigga mungkin
menjadi bencana bagi manusia. Dalam melihat judul karya di atas yaitu bencana alam dalam pandangan bikkhu agama Buddha, telah jelas juga bahwa disana
saudari Kiki menjelaskan bagaimana bencana alam menurut pandangan bikkhu agama Buddha yang banyak menjelaksan bencana alam itu sendiri banyak di
sebabkan oleh kelalaian tangan manusia itu sendiri, sehingga terjadilah bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan lain sebagainya. Tentu jika melihat karya
tersebut, memang masih ada keterikatan dengan alam semesta itu sendiri, dan dalam hal ini penulis kembali mengambil beberapa sumber data dari skripsi karya
saudari Kiki. Yang membedakan karya Kiki dengan karya penulis tentunya karya Kiki lebih terfokus pada pembahasan tentang bencana alam menurut pandangan
bikkhu agama Buddha sedangkan karya penulis lebih membahas kepada proses penciptaan alam semesta menurut Buddha dan sains modern.
4. Filsafat Matematika : Landasan Ilmu Matematika dalam Alam Semesta. Karya ini di tulis oleh Diah Purwanti Jurusan Aqidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin UIN
21
Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Skripsi tersebut lebih menjelaskan bagaimana Alam Semesta dilihat dari landasan Ilmu Matematika, bahwasannya alam
diciptakan Allah dari tiada menjadi ada. Langit dan bumi merupakan satu padu kemudian Allah memisahkan antara keduanya teori big bang . Kronologi Allah
menciptakan alam semesta dalam enam masa; dua masa menciptakan langit, dua masa untuk menciptakan bumi, dua masa untuk memberkahi bumi, dan dijadikan
segala sesuatu yang hidup. Allah mewujudkan sesuatu dari tiada creates ex nihillo akan tetapi wujudnya itu secara terus menerus atau kekal. Melihat judul di
atas yaitu Filsafat Matematika: Landasan ilmu matematika dan alam semesta, telah jelas bahwa saudari Diah memberikan pemaparan tentang bagaimana alam
semesta di lihat dari landasan ilmu matematika, tentu dalam hal ini karya Diah masih ada keterkaitan dengan karya penulis tentang proses penciptaan alam
semesta, dengan demikian kembali penulis mengambil beberapa sumber data dari karya Diah itu sendiri. Yang membedakan karya Diah dengan karya penulis
tentunya Karya diah lebih membahas kepada bagaimana proses penciptaan alam semesta di lihat dari landasan ilmu matematika, sedangkan karya penulis lebih
kepada bagaimana proses penciptaan alam semesta menurut Buddha dan sains modern.
Dengan melihat karya-karya sebelumnya, di sini penulis mendapatkan beberapa tambahan sumber data, sehingga meski terdapat beberapa kesamaan dari
apa-apa yang di bahas oleh penulis lain sebelumnya, tentunya masih ada beberapa hal yang belum di bahas secara mendalam, sehingga bagi penulis hal ini perlu
untuk di lanjutkan dalam penelitiannya, hingga yang membedakan skripsi ini dengan karya-karya diatas bahwasannya skripsi ini lebih menjelaskan tentang
22
pandangan agama Buddha terhadap konsep kosmologi atau proses penciptaan alam semesta beserta komparasinya dengan kosmologi sains modern dewasa ini,
sehingga bagi penulis tema ini sangat layak untuk dijadikan skripsi.
E. Konsep Teoritis