pesisir belum memperhatikan konsep daerah wilayah pesisir sebagai suatu kesatuan ekosistem yang tidak dibatasi oleh wilayah administratif pemerintahan, sehingga hal
ini dapat menimbulkan konflik kepentingan antar daerah. 4 Kewenangan daerah dalam rangka otonomi daerah belum dipahami secara komprehensif oleh para
stakeholders , sehingga pada setiap daerah dan setiap sektor timbul berbagai
pemahaman dan penafsiran yang berbeda dalam pemanfaatan dan pengelolaan daerah wilayah pesisir.
2.4 Parameter Kriteria Kualitas dan Konsentrasi Logam di dalam Air
Pesisir merupakan pertemuan daratan dan laut yang rentan pencemaran, karena banyak industri yang membuang limbah di pesisir baik limbah kimia, fisika
atau biologi. Menurut Darmono 2006, dampaknya yang sudah pasti selain gangguan terhadap kelestarian lingkungan, juga keselamatan dan kesehatan masyarakat tidak
dijamin. Meskipun logam berat biasa ditemukan di perairanpesisir secara alamiah sangat sedikit yaitu dari 1µgl, tetapi apabila terjadi erosi alamiah, konsentarasi
logam tersebut dapat meningkat. Menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup Nomor KEP-03MENKLHII1991 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi di bagi empat golongan I, II, III, dan IV. Baku mutu
limbah cair selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Baku mutu limbah cair
Golongan Baku Mutu Air Limbah No. Parameter
Satuan I II III IV FISIKA
1 Temperatur
o
C 35 35 35 35 2 Zat
padat terlarut
mgl 1500
2000 4000
5000 3 Zat
padat tersuspensi
mgl 100
200 400
500
KIMIA
1 pH
mgl 6 - 9
6 - 9 6 - 9
5 - 9 2 Besi
terlarut mgl
1 5
10 20
3 Mangan terlarut
mgl 0,5
2 5
10 4 Barium
mgl 1
2 3
5 5 Tembaga
mgl 1
2 3
5 6 Seng
mgl 2
5 10
15 7
Khrom hexavalen
mgl 0,05
0,1 0,5 1 8 Khrom
total mgl
0,1 0,5
1 2
9 Kadmium mgl
0,01 0,05
0,1 0,5
10 Raksa mgl
0,001 0,002
0,005 0,01
11 Timbal mgl
0,03 0,1
1 2
12 Stanum mgl
1 2
3 5
13 Arsen
mgl 0,05
0,1 0,5 1 14 Selenium
mgl 0,01
0,05 0,5
1 15
Nikel mgl
0,1 0,2 0,5 1
16 Kobalt
mgl 0,2
0,4 0,6 1 17 Sianida
mgl 0,02
0,05 0,5
1 18 Sulfida
mgl 0,01
0,05 0,1
1 19 Fluorida
mgl 1,5
2 3
5 20 Khlorin
bebas mgl
0,5 1
2 5
21 Amoniak bebas
mgl 0,02
1 5
20 22 Nitrat
mgl 10
20 30
50 23 Nitrit
mgl 0,06
1 3
5 24 BOD
5
mgl 20
50 150
300 25 COD
mgl 40
100 300
600 26 Senyawa
aktif biru
metilan mgl 0,5 5
10 15
27 Fenol mgl
0,01 0,5
1 2
28 Minyak nabati
mgl 1
5 10
20 29 Minyak
mineral mgl
1 10
50 100
30 Radioaktivitas mgl
31 Pestisida, termasuk
PCB mgl
Sumber: SK MENNEG KLH No. KEP-03MENKLHII1991 Kadar limbah yang memenuhi persyaratan baku mutu air limbah tersebut tidak
diperbolehkan dengan cara pengenceran yang airnya langsung diambil dari sember air.
Kadar bahan limbah tersebut adalah kadar maksimum yang diperbolehkan, kecuali pH yang meliputi juga kadar yang minimal.
Kadar radioaktivitas mengikuti peraturan yang berlaku. Limbah pestisida yang berasal dari industri yang memformulasi atau
memproduksi dan dari konsumen yang mempergunakan untuk pertanian dan
lain-lain tidak boleh menyebabkan pencemaran air yang mengganggu pemanfaatannya.
2.5 Proses Produksi dan Timbulnya Limbah