Saran Kesimpulan dan Saran .1 Kesimpulan

6.5.2 Saran

Sebagai saran dalam analisis investasi pengelolaan limbah ini adalah: 1. Perlu perusahaan mengelola limbah baja secara optimal, agar limbah yang ada saat ini dapat dimanfaatkan kembali, baik untuk kebutuhan perusahaan sendiri maupun perusahaan lainnya. 2. Agar perusahaan mencari alternatif penggunaan lain dari limbah baja yang bernilai lebih layak, sehingga masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat hasil pengelolaan limbah. Daftar Pustaka Clark, J.R. 1998. Coastal Zone Management for The New Century. Ocean Coastal Management. 372: 191. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fauzi, A. dan Buchary, E. 2002. A Socio-Economic Perspective of Environmental Degredation at Kepulauan Seribu Nasional Marine Park. Coastal Management Journal. Vol. 30 2: 167 – 181. Heal, G. 1988. Valuing the Future: Economic Theory and Sustainability. Colombia University Press. New York. Newnan, D. G. 1990. Engineering Economic Analysis. Third Edition. Engineering Press Inc. California. Mulyowahyudi, A. 2005. KS-Review: Steel as National Power. PT. Krakatau Steel. Cilegon Sjaifuddin. 2008. Cost-Benefit Analysis Pengelolaan Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Banten Berkelanjutan.Biodidaktika, Jurnal Biologi dan Pembelajaran Vol.3 No.1.

VII. MODEL STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

ABSTRAK Pengelolaan wilayah pesisir dan kelautan menjadi sektor unggulan dalam membangun perekonomian nasional. Kebijakan yang mampu memayungi semua kebijakan tata ruang perairan mampu bersinergi dengan pembangunan dan mensejahterakan masyarakatnya. Tujuan model strategi pengelolaan lingkungan ini yaitu: mengelola limbah baja berdasarkan aktivitas penduduk, industri sekitar, pesisir laut, dan dampak sosial; menganalisis baku mutu limbah; menentukan pengelolaan limbah dengan membuat submodel penyelesaian masalah meliputi submodel penduduk, pesisir laut, dan limbah industri. Metode yang digunakan dalam model strategi pengelolaan lingkungan ini, yaitu model analisis faktor, metode AHP Cdplus3.0 , metode ISM VAXO, dan dinamic modeling powersim. Hasil analisis model strategi pengelolaan lingkungan: Pengelolaan limbah berdasarkan aktivitas penduduk sebanyak 42.846.944 jiwa, aktivitas industri sebanyak 74 industri dengan luas lahan kawasan industri 1.500 ha., dampak sosial, dan pengelolaan limbah terhadap pesisir laut. Model pengelolaan limbah baja dapat dilakukan dengan penentuan pemilihan prioritas menggunakan AHP, penentuan parameter kunci menggunakan ISM, dan pengembangan model sebagai skenario pengelolaan dengan menggunakan dynamic modeling. Hasil analisis baku mutu limbah baja terhadap kesehatan masyarakat dan degradasi pesisir masih memenuhi nilai ambang batas NAB. Sedangkan model strategi kebijakan dalam pengelolaan limbah baja dapat dilakukan dengan membuat submodel penyelesaian masalah meliputi submodel penduduk, pesisir laut, dan limbah industri yang digambarkan dengan diagram sebab akibat cause loop dan struktur model dengan bantuan program powersim. Kata kunci: Model AHP, metode ISM, dynamic modeling, NAB, cause loop, struktur model. 7.1 Pendahuluan 7.1.1 Latar Belakang Pengelolaan wilayah pesisir dan kelautan menjadi sektor unggulan dalam membangun perekonomian nasional, Untuk itu diperlukan suatu kebijakan yang mampu memayungi semua kebijakan tata ruang perairan yang mampu bersinergi dengan pembangunan dan mensejahterakan masyarakatnya, khususnya Kota Cilegon. Hal ini juga, dikarenakan pendayagunaan sumberdaya kelautan sebagai basis dalam mendorong pertumbuhan dan pemerataan pembangunan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Menurut Sjaifuddin 2007, sampai saat ini banyak teori pengembangan wilayah yang dapat dijadikan acuan dalam konteks pengelolaan lingkungan pesisir dan teluk Banten. Teori tersebut dibangun atas dasar atas dasar dan tujuan yang berbeda-beda. Kelompok pertama adalah toeri-teori yang memberi penekanan pada kerjasama wilayah regional prosperty. Kelompok kedua memberi penekanan pada