Perhitungan: Densitas = W2-W0
W1-W0 Keterangan :
W0 = bobot piknometer kosong W1 = bobot piknometer beserta air
W2 = bobot piknometer beserta sampel
7. Pengukuran Viskositas Brookfield Viscometer
Pengukuran viskositas atau kekentalan sampel dilakukan dengan pengisian sampel ke dalam gelas piala 250 ml. Penentuan nilai viskositas menggunakan
viskometer Brookfield dengan spindel nomor 1 pada putaran 50 rpm jika menggunakan Model RV atau 30 rpm jika menggunakan Model LV viskometer.
Pastikan steker telah dipasang pada power supply. Tombol hitam pada viskometer digunakan sebagai pengontrol on ke kanan untuk menyalakan, off
untuk mematikan ke kiri, atau pause tengah. Viskometer LV dapat diset untuk 4 macam spindel dengan kaki penahan yang lebih sempit; viskometer RV diset
untuk 7 macam spindel dengan wadah dengan kaki penahan yang lebih lebar; HA dan HB viskometer diset untuk 7 macam spindel tanpa kaki. Kecepatan dalam
rpm diatur dengan tombol di bagian atas viskometer pada kecepatan yang diinginkan.
Viskometer yang digunakan adalah viskometer LV dengan kecepatan 30 rpm. Jarum merah untuk membaca skala dipastikan di titik nol. Gunakan tuas
di belakang viskometer untuk mengatur kemiringan sehingga jarum merah berhimpit pada titik nol. Spindel dipasang sesuai kekentalan sampel. Makin kental
sampel, makin kecil nomor spindel yang digunakan. Sampel dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml. Kaki penahan diturunkan tetapi tidak sampai
menyentuh dasar gelas piala. Tombol kontrol ditekan on. Saat piringan skala berputar, skala yang ditunjuk jarum merah dibaca pada putaran pertama. Tombol
kontrol off setelah pembacaan dan ditepatkan agar jarum merah dapat terhimpit kembali ke angka nol.
Viskositas cP atau mPa.S = Skala terbaca x Faktor
Ukuran kekentalan diperoleh dengan perhitungan di atas dan tabel berikut.
Lampiran 3 Data hasil penelitian, analisis ragam dan uji lanjut Duncan terhadap pH MESA
A. Data hasil uji pH MESA
No. Perlakuan
Ulangan 1 ulangan 2 Rata-rata
1 T1A
1,07 1,07
1,07 2
T2A 1,07
1,05 1,06
3 T3A
1,10 1,14
1,12 4
T4A 1,00
1,10 1,05
5 T5A
1,11 0,98
1,05 6
T1TA 1,05
1,01 1,03
7 T2TA
1,01 1,00
1,01 8
T3TA 1,03
1,04 1,04
9 T4TA
0,92 0,95
0,94 10
T5TA 0,87
0,88 0,88
Keterangan : T1
: Lama periode start up 1 jam A : Dengan proses aging
T2 : Lama periode start up 2 jam
TA : Tanpa proses aging T3
: Lama periode start up 3 jam T4
: Lama periode start up 4 jam T5
: Lama periode start up 5 jam
B. Hasil analisis ragam
Sumber Variasi db
JK KT
F- Hitung
F-Tabel 0,05
0,01
Aging tanpa aging 1
0,04 0,04 27,28
4,96 10,04
Lama periode start up 4
0,03 0,01 5,48
3,48 5,99
Interaksi 4
0,01 0,00 1,69
3,48 5,99
Kesalahan 10
0,02 0,00
Jumlah 20
21,01 Keterangan : berpengaruh nyata α=0,05 berpengaruh sangat nyata α=0,01
C. Hasil uji lanjut Duncan
Perlakuan Rata-rata Kelompok
T3 1,08
a T1
1,05 ab
T2 1,03
ab T4
0,99 bc
T5 0,96
c Keterangan : Kelompok duncan dengan huruf yang sama menunjukkan hasil yang
tidak berbeda nyata antar taraf perlakuan. Kelompok Duncan dengan huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata.
Perlakuan Rata-rata Kelompok A
1,07 a
TA 0,98
b
Lampiran 4 Data hasil penelitian, analisis ragam dan uji lanjut Duncan terhadap pH MES
A. Data hasil uji pH MES
No. Perlakuan Ulangan 1
ulangan 2 Rata-Rata
1 T1A
7,15 7,27
7,21 2
T2A 7,07
7,15 7,11
3 T3A
7,10 7,14
7,12 4
T4A 7,00
7,10 7,05
5 T5A
7,11 6,98
7,05 6
T1TA 7,05
7,01 7,03
7 T2TA
7,01 7,00
7,01 8
T3TA 7,03
7,04 7,04
9 T4TA
6,92 6,95
6,94 10 T5TA
6,87 6,88
6,88 B.
Hasil analisis ragam
C. Hasil uji lanjut Duncan
Perlakuan Rata-rata Kelompok
T1 7,12
a T3
7,08 a
T2 7,06
ab T4
6,99 bc
T5 6,96
c
Sumber Variasi db
JK KT
F-Hitung F-Tabel
0,05 0,01
Aging tanpa aging 1
0,09 0,09
32,94 4,96
10,04 Lama periode start up
4 0,07
0,02 6,43
3,48 5,99
Interaksi 4
0,01 0,00
0,67 3,48
5,99 Kesalahan
10 0,03
0,00 Jumlah
20 991,84
Perlakuan Rata-rata Kelompok
A 7,11
a TA
6,98 b