2.7 Jerami
Jerami adalah bahan organik yang banyak tersedia dari kegiatan budidaya padi sawah Doberman and Fairhurst, 2002. Jerami memiliki kandungan kalium
yang sangat baik untuk kesuburan tanah. Pemberian jerami ke tanah secara terus menerus dapat memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah. Kandungan
kalium yang terdapat pada 5 ton jerami setara dengan 50 kg pupuk KCL BPTP, 2010. Kandungan unsur hara dari jerami dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 . Kandungan hara jerami
Unsur hara Kandungan hara
Satuan
N organik 0,957
C organik 49,2
CN ratio 51,2
Natrium Na 0,028
Fosfor P
2
O
5
2,48 Potasium K
2
0,143 MgO
0,129 CaO
0,566 Fe
420 mgkg
Mn 62,8
mgkg Cu
3,6 mgkg
Zn 18,9
mgkg Cd
3 mgkg
Ni 8,59
mgkg Pb
5 mgkg
Cr 6,29
mgkg Sumber : Canet et al. 2008
Sutanto 2002 menambahkan bahwa jerami merupakan sumber hara makro yang baik karena tersedia langsung di lahan usahatani dimana 1,5 ton
jerami sama dengan 1 ton gabah kering dan mengandung 9 kg N, 2 kg P dan S, 25 kg Si, 6 kg Ca dan 2 kg Mg.
Untuk mempercepat hilangnya limbah jerami, petani sering membakar jerami tersebut BPTP, 2010, ataupun membawa jerami keluar lahan usaha untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bakar, makanan ternak, bahan dasar biogas, media jamur merang maupun dijual untuk bahan basah industri kertas Sutanto, 2002.
Pembakaran jerami menyebabkan hilangnya seluruh kandungan unsur Natrium, 25 unsur Fosfor, 20 unsur Kalium, 5-60 unsur Sulfur Doberman and
Fairhurst, 2002. Jerami banyak dibakar oleh petani untuk mereduksi volume limbah
dimana kegiatan ini akan mengemisikan gas CH
4
, N
2
O, NO
x
, dan CO Deptan, 2007. Salah satu pencegahan agar petani tidak melakukan pembakaran terhadap
jerami adalah dengan cara pengomposan Li et al., 2008; Sutanto, 2002. Pengomposan jerami dengan pengayaan 10 rock fosfat dan beberapa
limbah agro-industri seperti limbah kacang kedelai, bisa menjadi metode alternatif dalam pengelolaan limbah pertanian, dan kompos yang dihasilkan dapat
digunakan pada pertanian organik Rashad et al., 2010. Pencacahan jerami dibutuhkan sebelum mempersiapkan campuran agar proses pengomposan berjalan
dengan baik dan menjamin kualitas kompos pada kondisi baik Perez et al., 2009. Jerami padi ditambah kotoran ayam ataupun kotoran kambing dapat
dijadikan kompos. Kegiatan pengelolaan limbah pertanian berupa jerami dilakukan dengan tujuan memanfaatkan kembali produksi limbah pertanian yang
kurang bermanfaat, memperkecil biaya pengelolaan limbah pertanian, mengurangi jarak transportasi limbah pertanian, meningkatkan nilai tambah limbah pertanian
Yuwono et al., 2011.
2.8 Neraca Massa
Neraca massa adalah cabang keilmuwan yang mempelajari kesetimbangan dalam sebuah sistem. Massa yang masuk ke dalam suatu sistem akan keluar
meninggalkan sistem tersebut atau terakumulasi di dalam sistem. Akumulasi massa dapat bernilai negatif atau positif.
Pengomposan jerami merupakan suatu usaha mengubah bentuk limbah padat menjadi pupuk yang lebih bermanfaat bagi tanaman. Massa dari jerami
dengan basis kering akan diakumulasikan dengan massa kompos yang dihasilkan.
Selanjutnya diperhitungkan massa kompos yang akan diaplikasikan ke sawah dan massa kompos untuk peruntukan lain. Dari akumulasi kompos tersebut maka akan
disusun neraca massa limbah-kompos.
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi persawahan dan rumah kompos Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan IPB di Kelurahan Margajaya, Kec. Bogor Barat,
Kota Bogor. Analisis kualitas kompos dilakukan di Balai Penelitian Tanah, Kementerian Pertanian. Pengujian kualitas air irigasi dan lumpur dilakukan di
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH IPB. Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2010 sampai dengan Juni 2011.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin pemotong chopper, moisture tester merk Crown, termometer, timbangan pegas, sekop,
cangkul, ember, spidol, karung, alat tulis, gelas takar 1 liter, botol sampel 1 liter dan 500 ml, plastik, kertas label, sendok, seperangkat peralatan uji kandungan
hara kompos, dan seperangkat alat pengujian kualitas air irgasi dan lumpur. Bahan yang digunakan adalah benih padi, sawah percobaan dan pupuk
organik, jerami, kotoran kambing, kotoran ayam, dan EM-4. Bahan analisis air irigasi dan lumpur serta analisis kandungan unsur hara kompos adalah
seperangkat bahan uji kualitas air irigasi dan lumpur serta kualitas kompos.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan kerja, yaitu pengomposan jerami, analisis kompos dan justifikasi kualitas kompos, analisis kualitas air irigasi
dan lumpur, serta penyusunan neraca massa limbah-kompos. Bagan alir penelitian secara skematis disajikan pada Gambar 10. Masing-masing tahapan kerja tersebut
akan diuraikan sebagai berikut ini.
3.3.1 Pengomposan Jerami
Pengomposan dilakukan menggunakan jerami sebagai bahan baku dari kompos yang dihasilkan. Hal yang pertama dilakukan adalah penyediaan jerami
dan dekomposer ke areal rumah kompos yang tersedia. Pengomposan dilakukan
dengan metoda aerobik dan anaerobik. Pengamatan temperatur dilakukan untuk menentukan waktu akhir proses pengomposan.
3.3.1.1 Pengomposan jerami metoda aerobik
Pengomposan jerami menggunakan metoda aerobik dilakukan dengan mencampurkan jerami dan dekomposer dan kemudian mengkondisikannya agar
mengalami biodegradasi dengan penambahan oksigen untuk mempercepat prosesnya. Pengomposan metoda aerobik menggunakan sistem terbuka yaitu
tumpukan turned piles, windrow turned windrow, tumpukan yang diberikan oksigen aerasi, dan pengomposan dalam silinder.
Pada pengomposan sistem tumpukan yang diberi oksigen, pemberian oksigen dilakukan melalui para-para tunnel yang diletakkan di bawah tumpukan
campuran. Pembuatan tunnel menggunakan bahan belahan bambu dengan kerangka kayu kaso 57 dan dilapisi kasa aluminium halus. Para-para tunnel
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 . Para-para tunnel aerasi