Jerami Neraca Massa Pengomposan jerami padi organik menuju zero waste production management

neraca massa limbah-kompos disajikan secara skematis pada Gambar 9. Pengomposan jerami dilakukan dengan menambahkan kotoran kambing atau kotoran ayam dengan kadar air yang sama sebagai dekomposernya dengan perbandingan 1:1. Massa jerami basis kering Pengomposan Kompos Sistem Budidaya Padi organik Peruntukan lain Gambar 9 . Skema penyusunan neraca massa limbah-kompos Analisis air irigasi dan lumpur Lahan pertanian sawah Jerami Pengomposan Kompos Analisis mutu kompos Pembandingan dengan baku mutu SNI 19-7030- 2004 Kompos memenuhi standar? Sesuai SNI Tidak sesuai SNI Hasil analisis air irgasi dan lumpur Neraca massa limbah-kompos Zero Waste Production Management Ya Tidak Budidaya padi B a Gambar 10 . Bagan alir penelitian 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah kompos Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor terletak di Kampung Gardu Dalam, Kelurahan Margajaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Rumah kompos berada pada ketinggian 188 mdpl dengan koordinat geografis 6°3413.76 LS dan 106°4455.48 BT. Sawah percobaan yang dimanfaatkan untuk melakukan budidaya padi organik berada bersebelahan dengan rumah kompos. Budidaya padi organik dilakukan dengan menggunakan bibit padi varietas Ciherang. Bibit padi disemaikan dan ditanam di areal sawah percobaan seluas 452,76 m 2 . Aplikasi pupuk sawah menggunakan pupuk kandang dari kotoran kambing dengan dosis 7 tonha. Kandungan unsur hara pupuk kandang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kandungan unsur hara pupuk kandang kotoran kambing No Kandungan hara Nilai kandungan hara kotoran kambing Satuan 1 C-organik 7,33 2 N total 0,55 3 P 2 O 5 0,44 4 K 2 O 0,32 5 CaO 2,00 6 MgO 0,44 7 Fe 0,77 8 Mn 0,053 9 Zn 152 ppm 10 Co 3 ppm Budidaya padi dilakukan dengan 3 kali penanaman, yaitu April s.d. Juni 2010 penanaman I, September s.d. Desember 2010 penanaman II, dan Maret s.d. Juni 2011 penanaman III. Panen padi yang dilakukan pada 100 hari setelah tanam HST menghasilkan gabah dan jerami dapat dilihat pada Gambar 11. 2 4 6 8 10 12 14 16 Penanaman I Penanaman II Penanaman III p ro d u kt iv itas t o n h a Gabah Jerami Gambar 11. Produktivitas gabah dan jerami budidaya padi organik Dari Gambar 11 dapat dilihat hasil produksi pada penanaman I sebesar 4,8 tonha gabah dan 14,1 tonha jerami. Produksi ini termasuk tinggi pada masa itu karena adanya pengaruh anomali cuaca yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Pada masa penanaman II produksi gabah menurun menjadi 1,6 tonha dan jerami 12 tonha. Pada penanaman III hasil gabah menjadi 4,1 tonha dan jerami 11,4 tonha. Jerami dari ketiga penanaman padi menunjukkan kecenderungan menurun dari musim tanam pertama. Hal ini dikarenakan pola penanaman benih padi yang tidak beraturan, sehingga pada beberapa titik terlihat kosong dan ada beberapa titik yang renggang. Produktivitas gabah yang dihasilkan juga menurun pada penanaman kedua. Selain adanya pengaruh anomali cuaca pada waktu penanaman tersebut, penurunan bobot gabah juga disebabkan adanya gangguan burung yang memakan gabah padi serta adanya gabah yang kosong dan rontok pada saat budidaya padi.

4.1 Kompos Jerami

Kematangan kompos jerami sebagai produk akhir dari pengomposan ditandai dengan perubahan bentuk yang menyerupai dan berbau tanah, warna yang berubah menjadi kehitaman dan suhu yang hampir sama dengan suhu lingkungan. Pengukuran temperatur pada kompos dilakukan untuk melihat masa