Pengaruh Pupuk Organik Pengomposan jerami padi organik menuju zero waste production management

Pengomposan sistem silinder dilakukan dengan menggunakan jaring kasa yang mempunyai mesh 0,5 cm dengan cara membungkus jerami dan kotoran hewan sedemikian rupa sehingga membentuk silinder. Agar tetap menjaga kondisi stabil dari campuran tersebut, maka silinder diikat menggunakan tali karet. Teknik pengomposan sistem silinder dimaksudkan agar pembalikan kompos menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan posisi silinder yang tidak stabil. Teknik pengomposan sistem silinder ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 . Pengomposan sistem silinder Jerami yang digunakan berupa cacahan dan yang tidak dicacah. Pencacahan menggunakan mesin pemotong chopper dengan ukuran 0,5-5 mm. Beberapa cara pengomposan yang dilakukan adalah 1 sistem tumpukan jerami cacah tanpa campuran, jerami cacah dengan kotoran ayam, jerami cacah dengan kotoran kambing, 2 sistem aerasi jerami cacah dengan EM4, jerami cacah dengan kotoran ayam, jerami cacah dengan kotoran kambing dan jerami tanpa cacah dengan kotoran kambing, 3 sistem windrow jerami tanpa cacah, dan 4 sistem silinder jerami tanpa cacah dengan kotoran kambing. Untuk menjaga kelembaban dari campuran homogen tersebut dilakukan penyiraman dan pembalikan untuk mendapatkan proses aerobik dari kompos tersebut, yang dilakukan dua atau tiga hari sekali. Penyiraman dan pembalikan tumpukan dilakukan secara terus menerus sampai kompos matang. Secara skematis pengomposan aerobik disajikan pada Gambar 4. Dekomposer 1. kot. Ayam 2. kot. Kambing 3. EM4 Jerami 1. cacah 2. tidak cacah Campuran homogen Pengomposan 1. Tumpukan 2. Aerasi 3. Windrow 4. Silinder Penyiraman dan pembalikan Kompos matang Penyaringan Kompos halus Gambar 4 . Skema pengomposan aerobik

3.3.1.2 Pengomposan jerami metoda anaerobik

Pengomposan dengan kondisi anaerobik dilakukan dengan mencampurkan jerami yang tidak dicacah dengan kotoran kambing. Campuran lalu 1 dimasukkan ke dalam tong yang tertutup rapat Gambar 5, dan 2 campuran diletakkan di atas tanah dan ditutup rapat dengan plastik terpal Gambar 6. Pada kedua cara ini ditentukan titik-titik pengamatan temperatur kompos. Sebelum dimasukkan kedalam tempat pengomposan, campuran tersebut disiram dengan sejumlah air guna menjaga kelembaban campuran. Secara skematis, pengomposan dalam kondisi anaerobik disajikan pada Gambar 7. Gambar 5 . Pengomposan di dalam tong Gambar 6 . Pengomposan di dalam terpal Jerami Kotoran kambing Campuran bahan kompos disiram Pengomposan 1. Di dalam tong 2. Di atas tanah menggunakan terpal Kompos matang Penyaringan Kompos halus Gambar 7 . Skema pengomposan anaerobik

3.3.2 Analisis Unsur Hara dan Mutu Kompos

Analisis kompos yang sudah matang dilakukan untuk mendapatkan kandungan unsur hara makro dan mikro dari pupuk kompos tersebut. Pemberian pupuk bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman padi pada persawahan organik. Dengan adanya analisis tersebut, didapatkan nilai kandungan unsur hara yang terkandung dari pupuk kompos yang dihasilkan. Hasil analisis kandungan unsur hara kompos dibandingkan dengan kriteria pupuk organik yang dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu Standar Nasional Indonesia tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik SNI 19- 7030-2004. Hasil analisis kandungan unsur hara dari kompos yang dihasilkan harus memenuhi nilai yang dipersyaratkan oleh SNI 19-7030-2004 Lampiran 1.