Kerangka Teoritis Penelitian Terdahulu

xlvii dan ketiga meregresikan variabel makro dan mikro secara terpisah sebagai variabel independen terhadap beta saham sebagai variabel dependen. I. KERANGKA TEORITIS

1. Kerangka Teoritis

Penelitian ini menganalis faktor apa saja yang mempengaruhi risiko saham dan mengetahui bagaimana pengaruhnya, dalam hal ini risiko yang diperhitungkan adalah risiko sistematis yang diwakili oleh beta. Faktor-faktor yang digunakan sebagai alat pengujian terbagi menjadi dua, yaitu: faktor makro dan faktor mikro. Berikut ini penjelasan mengenai faktor yang akan diuji dalam penelitian ini. Pada faktor makro yang digunakan adalah inflasi, kurs mata uang dan tingkat suku bunga. Inflasi merupakan gambaran keadaan ekonomi makro, sehingga akan berpengaruh positif terhadap beta. Kurs merupakan indikator kondisi perekonomian yang memiliki pengaruh positif terhadap beta saham, kenaikan nilai tukar kurs juga akan diikuti oleh kenaikan tingkat suku bunga, sehingga tingkat suku bunga yang tinggi akan merupakan sinyal positif terhadap beta saham. Pada faktor mikro yang digunakan adalah dividend payout, likuiditas dan leverage. Dividend payout merupakan indikator bahwa perusahaan memiliki laba yang dibagikan dalam bentuk dividen, hal ini akan mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan xlviii baik dan tidak berisiko, dividend payout diprediksi berpengaruh negatif terhadap beta saham. Faktor lainnya adalah likuiditas dan financial leverage, likuiditas berpengaruh negatif terhadap beta saham karena semakin likuid perusahaan maka risiko akan semakin kecil, sedangkan financial leverage berpengaruh positif, kondisi ini karena leverage berhubungan dengan hutang perusahaan. Dengan asumsi semakin tinggi hutang yang dimiliki perusahaan maka semakin berisiko perusahaan tersebut.

2. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang risiko sistematis telah dilakukan banyak dilakukan. Salah satunya oleh Beave, Kettler, dan Scholes dalam Jogiyanto 2003:279 meneliti variabel-variabel keuangan yang mempengaruhi beta di NYSE New York Stock Exchange tahun 1947- 1956 dan tahun 1957-1965. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa assets growth, leverage, earning variability, beta accounting menunjukkan hubungan positif dengan beta, sedangkan ketiga variabel lainnya yaitu asset size, dividend payout, liquidity mempunyai hubungan negatif dengan beta. Tandelilin 1997 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham di BEJ. Adapun faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian nya adalah faktor ekonomi makro dan variabel keuangan. Dengan hasil bahwa variabel keuangan dan akuntansi lebih berpengaruh terhadap beta dibandingkan dengan variabel ekonomi makro sepeti inflasi, PDB, dan tingkat suku bunga. xlix Antonius Sinaga dalam Djayani Nurdin 1999 menyatakan bahwa risiko investasi pada saham dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat makro dan faktor-faktor yang bersifat mikro, meliputi : pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga, nilai tukar valuta asing, tingkat inflasi, struktur modal, struktur aktiva, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, kebijakan pemerintah dibidang ekonomi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing, kebijakan pemerintah, ukuran perusahaan, struktur modal, struktur aktiva, dan tingkat likuiditas mempunyai pengaruh terhadap risiko investasi pada saham di Bursa Efek Jakarta, namun variabel tingkat bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap risiko investasi saham. Suherman 2001 menganalisis pengaruh variabel-variabel keuangan yang mempengaruhi beta saham di BEJ. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel dividend payout, asset growth, asset size, liquidity, financial leverage, earning variability, dan accounting beta tidak memberi pengaruh signifikan terhadap beta. Ketujuh variabel tersebut hanya mampu menjelaskan beta sebesar 34.6. Dorothea Ririn Indriastuti 2001 melakukan penelitian tentang pengaruh faktor fundamental terhadap beta saham pada perusahaan yang terdaftar di BEJ, dengan membandingkan saat sebelum dan selama krisis. Dengan hasil bahwa rasio keuangan menunjukkan memiliki kandungan informasi dan pengaruh untuk melakukan investasi. l Nopriadi 2003 meneliti tentang risiko saham pada perusahaan publik di BEJ pada periode sebelum krisis dan selama krisis ekonomi, yang hasilnya secara keseluruhan variabel keuangan dan variabel makro mempunyai hubungan yang signifikan pada periode sebelum krisis, sedangkan pada periode selama krisis kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang tidak signifikan dalam menentukan variabilitas risiko sistematis saham. Rata-rata beta saham periode sebelum krisis lebih besar dibanding beta saham selama krisis. Ramelan 2004 meneliti pengaruh variabel fundamental terhadap beta di BEJ. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel asseth growth, dan financial leverage mempengaruhi beta secara positif, sedangkan variabel likuidity, dividend payout dan asset size mempengaruhi beta secara negatif. David Eko Suprio 2004 meneliti tentang risiko saham di Bursa Efek Jakarta, dilihat dari faktor makro dan mikro yang hasilnya variabel mikro keuangan yaitu : likuiditas dan leverage mempunyai pengaruh positif terhadap beta, sedangkan variabel makro yaitu : tingkat bunga dan kurs memiliki pengaruh yang positif terhadap beta.

3. Kaitan dengan Penelitian Terdahulu