ANALISIS PENGARUH KUALITAS GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2001 2008

(1)

commit to user

ANALISIS PENGARUH KUALITAS GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2001 - 2008

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar S-1 Pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

DISUSUN OLEH :

RIZAL ARYA SETYAWAN F 0207107

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

(3)

(4)

commit to user PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

-

Bapak dan Ibu ku yang ku cintai

-

Adik ku “Yaya” yang slalu menbuat ceria

-

Semua orang yang slalu mendukung dan memotivasi


(5)

commit to user MOTTO

“Kekuatan yang sesungguhnya tidak datang dari yang kita miliki,

tetapi datang dari yang kita lakukan”

~

Mario Teguh ~

“Aku selalu tumbuh dari persoalan dan tantanganku,

dari berbagai hal yang gagal.

Itulah saatnya aku sungguh-sungguh belajar”

~ Carol Burnett ~

“Imbalan dari sesuatu yang diselesaikan dengan baik

adalah membuatnya terselesaikan”


(6)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas rahmat Allah SWT akhirnya laporan hasil penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2001 - 2008” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tidak lupa pula saya selaku peneliti mengucapkan terima kasih karena berbagai pihak telah banyak membantu demi terlaksananya dan dapat dilaporkannya hasil penelitian ini. Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, kemudahan dan kelancaran sehingga dalam proses pengerjaan Skripsi ini berjalan dengan lancar.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi baik berupa doa, material dan spiritual serta segalanya yang terbaik.

3. Bp. Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com. Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Dra. Endang Suhari, MSi., selaku Ketua Jurusan, Bp. Reza Rahardian, SE., MSi. Dan Bp. Drs. Wiyono, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Dra. Endang Suhari, MSi., selaku pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan serta saran-saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Ibu Sinto Sunaryo, SE., MSi., selaku pembimbing akademis yang selalu


(7)

commit to user

7. Dosen, staf dan karyawan Fakultas Ekonomni Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu terselesaikannya Skripsi ini.

8. Teman-teman yang turut membantu terselesaikannya Skripsi ini. 9. Semua pihak yang membantu terselesaikannya Skripsi ini.

Laporan hasil penelitian ini peneliti sadari masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun tetap saya terima. Akhir kata semoga Allah SWT senantiansa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu Skripsi ini. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Surakarta, 21 Maret 2011


(8)

commit to user

Thanks to:

1. Allah SWT …Alhamdulillah wa syukurillah…tugas hamba-Mu ini telah ditunaikan, terima kasih atas petunjuk serta jalan lurus-Mu yang tak henti-hentinya aku telusuri. 2. Bapak dan Ibu ku yang ku hormati dan sayangi, terimakasih telah merawat dan

mendidikku sedari kecil hingga dewasa kini yang tak pernah kurang dalam memberikan segalanya.

3. Adikku “Yaya”, hehehehehe….tengkyu abis cuiiii……muahhhh…

4. Bapak dan Ibu Dosen semua serta semua pihak Keluarga Besar Fakultas Ekonomi UNS Surakarta…..support sekali selama ini !!!!

5. Pak Sardi “pelayanan”, wah maaf pak dulu pernah sempat marah-marah juga, itu semua karna kebutuhan juga, “lha menawi ajeng rapat mosok pados ruang mawon diangel2ne to pak”…..makasih lho atas bantuannya.

6. Pak Cip “pendidikan”, mantab pak atas pelayanan pendidikan yang saya terima, ga di bikin pimpongan, tapi ya sedikit bersabar.

7. Pak Topo “mawa”, makasih atas kebijakan2 yang membantu kami dalam menjalankan amanah kegiatan HMJM, tapi kalau yang minta cowok agak susah nih…

8. Mas Eko “umkap”, salah satu sahabat dan pendukung kami dalam bertugas, slalu siap dengan apa yang kami butuhkan, thanks berat Bro…

9. Teman-teman CDC FE UNS (Devhi, Lai, Sugi, mas Aan) yang sangat ramah dan berbaik hati dengan saya khususnya.

10.Mas Fajar “satpam”, mas…makasih banyak lho atas support dan keramahannya. 11.Mas Arya “ipot”, matur tengkyu banget yang udah ndampingin dalam mencari data

sekunder untuk menyelesaikan Skripsi ini.

12.Pak Man dkk “parkir”, wew matur nuwun sanget lhe pak, selama 4 tahun ini slalu menjaga sepeda motor saya dengan baik.


(9)

commit to user

13.Temen-temen BFF (Best Friend Forever), namanya mekso juga sih hehehe….Ichsan (pakde, edian tenan akhirnya aku khatam, ayo nongkrong meneh sambi ngopi), Lailam (ohh…Lai, teman seperjuanganku hahahha…maknyus lah, makasih atas support dan dorongannya, tau-tau Skripsiku jadi aja), Sugi Nobita (gik..gik..wah nek pulang Serang ga bisa Car Free Day an noh…tq gik selama di Solo sangat menyenangkan hehe), Icha (wah, udah bisa naek motor neh, ati2 jo ngebut nanti ndak benjut), Zakik (wah si encik satu ini ga ada matinya, sepatu mu futsal jek ta bawa lho kik), Ading (hmm..mantune Habib Syeh, thanks bro selama di Entre slalu bantu aku nyari duit..sip sip…pesenku ”ndang nggawe adik cilik, pokoke aku melu nggendong he), DJ a.k.a. Doeloenja dJambret (oke bro, semoga tercapai impianmu, sing penting yo njajakne kanca2ne, kui tetep), Putri (put, ndang dapet cowok, temen2mu udah pada punya lho….), Dyna (makasih atas tumpangannya kesana kemari, full service lah pokoknya), Hira (si anak jakarte yg sayang ama eyangnya, ya udahlah…bagus itu), Mufti (si bude ini, cayo bude….sukanye ilang mulu nih),…….WAH, SO SWEET TO FORGET WITH ALL OF YOU !!!!!!!!!!

14.Keluarga Besar HMJM dari berbagai angkatan (2004-2011), pesen ku cuma satu “BAWA HMJM SEMAKIN TERDEPAN, jangan harapkan apa yang kalian dapatkan dari HMJM, tapi pikirkan apa yang musti kalian berikan untuk HMJM.” 15.Temen-temen UKM lainnya, seperti Bapema, Gadhang, Basket, Bola dll. yang

selalu welcome dan terbuka untuk semuanya.

16.Big Family “CHAW OUT”, sekian banyak tempat yang kita kunjungi teman2, menjadikan saksi mati bahwa kebersamaan kita tak akan pudar, tak akan lekang oleh waktu…masih banyak tujuan yang belum kita tuju, semoga lain waktu kita bisa berkumpul dan chaw out lah ke sana…Horeeeee……

17.Semua temen2 kuliahku manajemen 2007 (andesthi, monyet, ipan, purwo, tiffani, simbeh & maya, bambang & ida, trisu, tami, zifa, ardian dll. wah ga bisa disebutin satu2,…maaf ya keterbatasan kertas nih hehehe….mantab untuk semua, semoga semua


(10)

commit to user

bisa meraih impian masing2, mau eksmud? mau manajer? mau direktur? Semua di tangan kalian Bro Sist…..

18.Team PSM “Rapid Epress”, thanks buat bu GM, anak buah ku yang slalu nurut hehehe…, dan semua rekan Manajer serta staf2nya….hebat coi, ga akan terlupakan kenangan semasa PSM bergulir, walau miskin gelar, gapapa yang penting ga malu2in kok…hmmmmm…..

19.Monexmania, teman2 senasib dan seperjuangan waktu magang di PT. MONEX SOLO, makasih banget atas kebersamaannya (sunu, sugeng, caca, bayu, cita, ari mamet, dan mukti agung).

20.Rekan2 kerja sekarang di PT. MONEX SOLO yang selalu support dan tak hentinya memberikan motivasi baik doa maupun semangat, sehingga atas doa2 kalian tugas pamungkasku telah khatam…..Pak Roy (BM), Pak Gun (DM), Pak Fery Butong (AM), Bu Intan (AM), Mas Arie Jambu (RE), Mas Risang (HRD), Mbak Vera (CorProm), Linda (Admin), Mbak Lia (Front Office), Pak Gik (Back Office), Pak Yuli (Driver), dan semua Financial Consultant baik se tim maupun yang tidak se tim (Susi, Kuncoro, Fitri, si Boy, Armi, Desthi, Tyas, Okky, Nyit2, Tia, Dedi THOLANK, Deni “licik”, Murni, Ari, Ochi dll……sangat bahagia dan senang bisa bekerjasama dengan kalian semua.

21.Sebrina, yang pernah mampir di ati, tapi Cuma mampir doank heheheh…nggih monggo, makasih udah pernah jadi inspirasiku…..(*_*)

22.Semua pihak yang belum aku sebutin masih banyak lagi, pokok e thanks sekali saja buat kalian yang dukung aku sepenuhnya…….THANKS TILL DROP !!!!!!!!!!!!!!

Love, Rizal Arya Setyawan


(11)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ……… ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ……….. vii

THANKS TO ... ix

DAFTAR ISI ………. xii

DAFTAR TABEL ………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 4

C. Batasan Masalah ………. 5

D. Tujuan Penelitian ……… 5

E. Manfaat Penelitian ……….. 6

BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Corporate Governance ……….. 7

2. Prinsip-prinsip Corporate Governance ……… 8

3. Implementasi Prinsip Kualitas Corporate Governance …….. 11


(12)

commit to user

B. Penelitian Terdahulu ……….. 14

C. Kerangka Pemikiran ……….. 17

D. Hipotesis Penelitian ………... 18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 20

B. Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data ……….. 21

C. Definisi Operasional ……….. 21

D. Metode Analisis Data 1. Uji Multikolinearitas ………... 26

2. Uji Autokorelasi ……….. 26

3. Uji Heteroskedastisitas ………... 26

4. Uji Normalitas ……… 27

E. Analisis Regresi ……….... 27

F. Uji Hipotesis ………. 28

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ……….. 29

B. Pengujian Normalitas Data ……… 31

C. Pengujian Asumsi Klasik ………...32

D. Uji Hipotesis ………. 40

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 52

B. Keterbatasan ……… 53


(13)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA ………... 55 LAMPIRAN ………... 58


(14)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

TABEL IV.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ……… 30 TABEL IV.2 Hasil Uji Normalitas Data ……… 31 TABEL IV.3 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Dependen ROA ……. 32 TABEL IV.4 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Dependen Q ………... 33 TABEL IV.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Dependen ROA

(Sebelum Transformasi) ………35 TABEL IV.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Dependen ROA

(Setelah Transformasi) ………. 35 TABEL IV.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Dependen Q

(Sebelum Transformasi) ……….. 36 TABEL IV.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Dependen Q

(Setelah Transformasi) ……… 37 TABEL IV.9 Hasil Analsis Korelasi Pearson ……….. 38 TABEL IV.10 Hasil Uji Regresi Variabel Dependen ROA

(Tanpa Variabel Kontrol) ……….. 40 TABEL IV.11 Hasil Uji Regresi Variabel Dependen Q

(Tanpa Variabel Kontrol) ………. 42 TABEL IV.12 Hasil Uji Regresi Variabel Dependen ROA

(Dengan Variabel Kontrol) ……….. 44 TABEL IV.13 Hasil Uji Regresi Variabel Dependen Q

(Dengan Variabel Kontrol) ……….. 46 TABEL IV.14 Hasil Pengujian Hipotesis ……….... 49


(15)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

DATA PERUSAHAAN ………. 58

DESKRIPSI DATA ……… 60

UJI NORMALITAS ROA ………. 60

UJI NORMALITAS Q (Sebelum transform) ……… 61

UJI NORMALITAS Q (Setelah transform) ……….. 61

UJI MULTIKOLINEARITAS ROA ……… 62

UJI MULTIKOLINEARITAS Q ……….. 62

UJI AUTOKORELASI ROA ……… 62

UJI AUTOKORELASI Q ………. 63

UJI HETEROSKEDASTISITAS ROA (Sebelum transform) …………... 63

UJI HETEROSKEDASTISITAS ROA (Setelah transform) ………. 63

UJI HETEROSKEDASTISITAS Q (Sebelum transform) ……… 64

UJI HETEROSKEDASTISITAS Q (Setelah transform) ……….. 64

UJI REGRESI ROA (Non variabel kontrol) ………. 65

UJI REGRESI ROA (Variabel kontrol) ……… 66

UJI REGRESI Q (Non variabel kontrol) ……….. 67


(16)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Corporate Governance telah menjadi sebuah isu yang menarik sejak dekade terakhir. Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) berpartisipasi dalam mengembangkan konsep-konsep Corporate Governance. Krisis yang terjadi di Indonesia juga tidak terlepas dari keberadaan isu corporate governance

(Darmawati, 2005). Sebenarnya pemerintah telah mencanangkan good corporate governance (GCG)sejak lebih dari 5 tahun yang lalu. Bahkan di awal tahun 2003, 10 Badan Usaha Milik Negara yang menjadi proyek percontohan penerapan GCG telah memaklumatkan komitmen bersama untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG. Tetapi hasilnya proses bisnis yang kini sedang berlangsung masih sama dengan sebelum pencanangan penerapan GCG. Sukmawati (2004) dengan tegas mengatakan bahwa sebenarnya di Indonesia saat ini sudah tidak ada pemerintahan lagi. Kondisi sekarang ini akibat ketidakjelasan dan ketiadaan vision, leadership, government, sense of urgency dan reform. Untuk menciptakan GCG tampaknya harus dilakukan melalui suatu proses transformasi internal organisasi yang menfokuskan pergeseran secara fundamental pada people management, nilai-nilai, pola kerja, budaya organisasi dan pola pikir (mind set). Persaingan yang tajam, perubahan teknologi yang cepat, perubahan lingkungan yang radikal terjadi hampir pada semua aspek kehidupan organisasi dan masyarakat.


(17)

commit to user

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Isu mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek corporate governance. Penerapan good corporate governance

(GCG) merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip GCG merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Penerapan prinsip GCG dalam dunia usaha di Indonesia merupakan tuntutan zaman agar perusahaan-perusahaan yang ada jangan sampai terlindas oleh persaingan global yang semakin keras. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance (GCG) pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan (Komite Kebijakan Corporate Governance, 2006).

Klapper, Leora dan Love Inessa (2002) menjelaskan corporate governance

lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji corporate governance di suatu negara dengan memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja


(18)

commit to user

perusahaan dan bagaimana korelasi antar kebijakan tentang buruh dan kinerja perusahaan.

Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), 2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan GCG adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG, akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. Sukmawati (2004), meneliti apakah good corporate governance dapat digunakan untuk menilai kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan serta pertumbuhan jangka panjang yang tercermin pada nilai pasar perusahaan. Dari hasil pengolahan data menggunakan persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hubungan antara Tobin’s Q dengan CGI, ROA, Total asset, dan lama perusahaan, belum memberikan hasil yang memuaskan. Pelaksanaan GCG tidak memiliki peranan penting dalam menentukan nilai pasar perusahaan dilihat dari sisi profitabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan. Penelitian yang dilakukan Darmawati (2005), yang meneliti keterkaitan corporate governance dalam suatu perusahaan dengan kinerja perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa corporate governance secara statistik signifikan mempengaruhi return on equity, sedangkan tidak ada satupun variabel kontrol yang secara statistik signifikan mempengaruhi return on equity.

Variabel corporate governance mempengaruhi kinerja pasar (Tobin’s Q) perusahaan secara statistik tidak didukung.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mencoba menguraikan permasalahan tersebut ke dalam penelitian skripsi dengan judul


(19)

commit to user

ANALISIS PENGARUH KUALITAS GOVERNANCE TERHADAP

KINERJA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2001 - 2008”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penemuan-penemuan dari beberapa penelitian terdahulu, tentang variasi penerapan corporate governance di tingkat perusahaan. Corporate governance dapat menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan, sehingga masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kualitas governance mempengaruhi kinerja operasional perusahaan non keuangan di Indonesia?

2. Apakah kualitas governance mempengaruhi kinerja pasar perusahaan non keuangan di Indonesia?

3. Apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi kinerja operasional

perusahaan non keuangan di Indonesia?

4. Apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi kinerja pasar perusahaan non keuangan di Indonesia?

5. Apakah struktur modal mempengaruhi kinerja operasional perusahaan non keuangan di Indonesia?

6. Apakah struktur modal mempengaruhi kinerja pasar perusahaan non keuangan di Indonesia?


(20)

commit to user

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah diatas, batasan-batasan masalah yang digunakan adalah :

1. Objek yang diteliti adalah perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di BEI dan bersedia disurvei oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance

(IICG) berupa hasil pemeringkatan Corporate Governance Perception Index

(CGPI).

2. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan berbagai variabel, namun demikian dalam penelitian ini kinerja perusahaan diproxy dengan ROA dan Tobin’s Q.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari peneltian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas

governance terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia yang telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan bisnis di Indonesia menggunakan ukuran yang dikembangkan oleh IICG. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai :

1. Kualitas governance mempengaruhi kinerja operasional perusahaan non keuangan di Indonesia.

2. Kualitas governance mempengaruhi kinerja pasar perusahaan non keuangan di Indonesia.

3. Kepemilikan manajerial mempengaruhi kinerja operasional perusahaan non keuangan di Indonesia.

4. Kepemilikan manajerial mempengaruhi kinerja pasar perusahaan non keuangan di Indonesia.


(21)

commit to user

5. Struktur modal mempengaruhi kinerja operasional perusahaan non keuangan di Indonesia.

6. Struktur modal mempengaruhi kinerja pasar perusahaan non keuangan di Indonesia.

E. MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian skripsi ini memiliki beberapa manfaat kepada beberapa pihak, antara lain :

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan kepada peneliti mengenai pengaruh pelaksanaan

corporate governance di Indonesia, khususnya pengaruh terhadap kinerja perusahaan di Indonesia.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan, khususnya mengenai pengaruh penerapan corporate governance

terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Dengan adanya berbagai pemeringkatan perusahaan berdasarkan corporate governance yang diterapkan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan keyakinan akan kegunaan hasil pemeringkatan tersebut untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi dunia akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai praktik corporate governance


(22)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah dalam menegakkan good corporate governance pada umumnya di Indonesia (Monks dan Minow dalam Darmawati, 2005).

Corporate governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholders yang lain. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.

Corporate governance (FCGI) didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan


(23)

commit to user

ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Pengertian tentang Corporate governance dapat dimasukkan dalam dua kategori. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur dengan kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Kategori kedua lebih melihat pada kerangka secara normatif, yaitu segala ketentuan hukum baik yang berasal dari sistem hukum, sistem peradilan, pasar keuangan, dan sebagainya yang mempengaruhi perilaku perusahaan. Corporate governance

merupakan kumpulan hukum, peraturan dan kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan (Sunarto, 2003).

2. Prinsip-prinsip Corporate Governance

Prinsip-prinsip dasar dari GCG menurut Komite Kebijakan Corporate Governance (2006) yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Secara umum, penerapan prinsip GCG secara konkrit memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut :

a. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing. b. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah.

c. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan.

d. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholders


(24)

commit to user

e. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.

Dari berbagai tujuan tersebut, pemenuhan kepentingan seluruh

stakeholders secara seimbang berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing dalam suatu perusahaan, merupakan tujuan utama yang hendak dicapai. Prinsip-prinsip utama dari GCG yang menjadi indikator, sebagaimana ditawarkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development

(OECD) adalah :

a. Fairness (keadilan)

Prinsip keadilan merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham. Keadilan yang diartikan sebagai perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minotitas dan pemegang saham asing dari kecurangan dan kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajiban dan kesetaraan.

b. Disclosure/Transparency (keterbukaan/transparansi)

Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan


(25)

commit to user

keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

c. Accountability (akuntabilitas)

Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi dan pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasayarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

d. Responsibility (responsibilitas)

Responsibilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan, menjadi profesional dan menjunjung etika dan memelihara bisnis yang sehat.


(26)

commit to user e. Independency (independen)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Independen diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh para pemegang saham mayoritas. Mekanisme ini menuntut adanya rentang kekuasaan antara komposisi komisaris, komite dalam komisaris, dan pihak luar seperti auditor. Keputusan yang dibuat dan proses yang terjadi harus objektif tidak dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak tertentu. Prinsip-prinsip transparansi, keadilan, akuntabilitas, responsibilitas dan independen GCG dalam mengurus perusahaan, sebaiknya diimbangi dengan good faith (bertindak atas itikad baik) dan kode etik perusahaan serta pedoman GCG, agar visi dan misi perusahaan yang berwawasan internasional dapat terwujud. Pedoman GCG yang telah dibuat oleh Komite Nasional Corporate Governance hendaknya dijadikan kode etik perusahaan yang dapat memberikan acuan pada pelaku usaha untuk melaksanakan GCG secara konsisten dan konsekuen. Hal ini penting mengingat kecenderungan aktivitas usaha yang semakin mengglobal dan dapat dijadikan sebagai ukuran perusahaan untuk menghasilkan suatu kinerja perusahaan yang lebih baik.

3. Implementasi Prinsip Kualitas Corporate Governance

Selain para pemegang saham atau investor, perlu diperhatikan juga


(27)

commit to user

berjalan dengan modalnya sendiri, sehingga mencari tambahan dana yang diperlukan untuk biaya operasional perusahaan ataupun ekspansi usaha.

Sunarto (2003) mengatakan penerapan prinsip-prinsip GCG dalam suatu perusahaan merupakan salah satu bahan pertimbangan utama bagi kreditor dalam mengevaluasi potensi suatu perusahaan untuk menerima pinjaman kredit. Bahkan bagi perusahaan yang berdomisili di negara-negara berkembang, implementasi prinsip corporate governance secara konkrit dapat memberikan kontribusi untuk memulihkan kepercayaan para kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan yang telah dilanda krisis, misalnya di Indonesia. Di dunia internasional, penerapan GCG sudah merupakan suatu syarat utama dalam perjanjian pemberian kredit. Seringkali perusahaan yang telah mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG, mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh bantuan kredit bagi usahanya.

Hal-hal tersebut sangat berkaitan dengan filosofi dasar kepentingan para kreditor, yaitu bahwa kepentingan utama kreditor adalah mendapatkan keuntungan maksimal dan menekan seminimal mungkin risiko kegagalan pengembalian pinjaman. Keuntungan maksimal ini dapat diperoleh dengan berbagai jalan, salah satunya adalah dengan meningkatkan tingkat kemampuan perusahaan debitor untuk mengembalikan dana yang telah meningkatkan tingkat kemampuan perusahaan debitor untuk mengembalikan dana yang telah dipinjam melalui efektivitas kinerja perusahaan tersebut.

Penerapan prinsip GCG ini adalah untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien, melalui harmonisasi manajemen perusahaan. Dibutuhkan peran yang penuh komitmen dan independen dari


(28)

commit to user

dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan kegiatan perusahaan, sehingga menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.

4. Kinerja Perusahaan

Hidayah (2007) mengemukakan pengertian kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dari sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan.

Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidaknya terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Dalam hubungannya dengan kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Disclosure laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Disclosure sebagai salah satu aspek good corporate governance

diharapkan dapat menjadi dasar untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan.


(29)

commit to user

Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang.

Penilaian kinerja perusahaan dilakukan bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan yang baik. Melalui penilaian kinerja, maka perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya.

B. PENELITIAN TERDAHULU

The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG), 2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan GCG adalah kepatuhan terhadap perarturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG, akan mengalami perbaikan citra dan peningkatan nilai perusahaan.

Sukmawati Sukamulja (2004), penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah good corporate governance dapat digunakan untuk menilai kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan dan pertumbuhan jangka panjang yang tercermin pada nilai pasar perusahaan. Berdasarkan teori yang ada, pelaksanaan good


(30)

commit to user

corporate governance yang baik, dan sesuai dengan perturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon yang positif terhadap kinerja perusahaan dan meningkat nilai pasar perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data saham perusahaan pada sesi penutupan perdagangan BEJ tanggal 31 Juli 2003 dan sampel pada penelitian ini diambil dari Annual Report tahun buku 2002 perusahaan-perusahaan yang telah listing di BEJ dan data Financial Report

Triwulan II tahun buku 2003 dengan jumlah sampel 52 perusahaan. Variabel yang digunakan adalah variabel dependen, variabel independen dan variabel kontrol. Variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah good corporate governance dan variabel kontrol dalam penelitian ini ada tiga faktor yaitu profitabilitas (ROA), company size book value of total asset, dan usia perusahaan yang diwakili dengan lama perusahaan tersebut telah listing pada BEJ, dalam satu tahun. Dari hasil pengolahan data menggunakan persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hubungan antara Tobin’s Q dengan CGI, ROA, Total asset, dan lama perusahaan telah listing di BEJ dengan mengambil sampel sebanyak 52 perusahaan yang terdaftar pada BEJ, khususnya di sektor keuangan, belum memberikan hasil yang memuaskan. Dari hasil analisis empirik, pelaksanaan good corporate governance tidak memiliki peranan penting dalam menentukan nilai pasar perusahaan dilihat dari sisi profitabilitas, umur perusahaan dan usuran perusahaan. Secara simultan penelitian ini menunjukkan bahwa variable corporate governance tidak satupun signifikan terhadap ROA dan Tobin’s Q.

Deni Darmawati (2005), penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi keterkaitan corporate governance yang diterapkan dalam suatu perusahaan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Data implementasi pada penelitian


(31)

commit to user

ini menggunakan corporate governance hasil survei IICG tahun 2001 dan 2002 yang berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) di tahun 2001 dan 2002 dengan jumlah sampel sebanyak 53 perusahaan-tahun (pooled data untuk tahun 2001 dan 2002). Sampel untuk tahun 2001 sebanyak 21 perusahaan dan tahun 2002 sebanyak 32 perusahaan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan independen. Variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja dan variabel independen adalah corporate governance. Dalam penelitian ini juga memasukkan variabel control yang terdiri dari komposisi aktiva, kesempatan tumbuh dan ukuran perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa, corporate governance secara statistik signifikan mempengaruhi return on equity sedangkan tidak ada satupun variable kontrol yang secara statistik signifikan mempengaruhi

return on equity. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa corporate governance mempengaruhi kinerja operasi perusahaan.

McConnell, J. Servaes, H, 1990 menguji pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dengan proxy return saham selama 1988 – 1992. hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan insider berhubungan dengan

return saham. Juga mendapat bukti bahwa kepemilikan insider berhubungan terbalik dengan return saham dan return saham berhubungan positif dengan kepemilikan institusional, hal ini menunjukkan kepemilikan institusional merupakan monitoring manajemen yang aktif.

Klapper dan Love, 2004 meneliti hubungan antara hukum dan keuangan yang terkonsentrasi pada investor negara bagian dan difokuskan pada perbedaan sistem hukum di suatu negara dan hukum keluarga. Hasilnya menunjukkan bahwa


(32)

commit to user

tata kelola perusahaan yang baik sangat berkorelasi dengan kinerja operasi dan penilaian pasar. Ketentuan tata kelola perusahaan menjadi lebih penting di negara-negara dengan lingkungan hukum yang lemah dan menyarankan untuk memperbaiki sistem hukum harus menjadi prioritas bagi pembuat kebijakan.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran merupakan alur pemikiran penelitian dalam menjawab masalah penelitian dan dinyatakan dalam bentuk skema yang memuat pokok-pokok unsur penelitian tersebut. Dengan demikian, akan diperoleh suatu hasil penelitian yang berupa jawaban atas masalah yang diteliti. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Variabel Kontrol

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka yang merupakan variabel independen adalah GOV-li, BOWN dan leverage, sedangkan yang merupakan variabel dependen adalah ROA dan TOBIN’S Q. Variabel kontrol adalah TANG, GROWTH, SIZE dan BETA.

GOV-li BOWN LEVERAGE

ROA TOBIN’S Q TANG

GROWTH SIZE BETA


(33)

commit to user

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Dari kerangka pemikiran yang ada, didapatkan hipotesis sebagai dugaan sementara atas penelitian yang sedang dilaksanakan oleh peneliti, antara lain :

a. Pengaruh kualitas Governance terhadap kinerja perusahaan non

keuangan di Indonesia

Penerapan good corporate governance dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penerapan good corporate governance (GCG) membawa manfaat besar bagi perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil survey IICG berupa corporate governance perception index (CGPI) untuk mengukur corporate governance. Dari CGPI, rating atau pemeringkatan disusun. Alasan penggunaan indeks ini disebabkan oleh keterbartasan data tentang penelitian penerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Darmawati (2005), Cho (1998) dan Chi (2005) menemukan corporate governace berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis :

H1 : Terdapat pengaruh positif kualitas Governance terhadap kinerja operasional perusahaan non keuangan di Indonesia.

H2 : Terdapat pengaruh positif kualitas Governance terhadap kinerja pasar perusahaan non keuangan di Indonesia.

b.Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan non

keuangan di Indonesia

Ada dua kemungkinan pengaruh kepemilikan dewan direktur pada nilai perusahaan. Pertama, jika pengendalian kuat, ini merupakan signal negatif bagi kinerja perusahaan (Tobins’Q) atau jika kepemilikan pemegang saham


(34)

commit to user

terbesar berada pada dewan direktur, akan meningkatkan monitoring dan mengendalikan atas para manajer, hal ini akan berpengaruh positif pada nilai perusahaan, dan ini merupakan signal positif bagi Tobins’Q. Mc. Connel dan Sarvaes (1990) meneliti kepemilikan insider ini, maka hipotesis yang diajukan, yaitu :

H3 : Terdapat pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap kinerja operasional perusahaan non keuangan di Indonesia

H4 : Terdapat pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap kinerja pasar perusahaan non keuangan di Indonesia

c. Pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan non keuangan di

Indonesia

Hubungan antara struktur modal dengan kualitas corporate governance

suatu perusahaan terdapat beberapa alternatif penjelasan. Black dkk. (2003) berhasil menemukan adanya hubungan negatif antara leverage dan kualitas

corporate governance. Durnev dan Kim (2003) justru berhasil menemukan adanya hubungan positif antara pemilihan perusahaan akan praktik governance

dan pengungkapan berhubungan secara positif dengan kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesisnya, yaitu :

H5 : Terdapat pengaruh positif struktur modal terhadap kinerja operasional perusahaan non keuangan di Indonesia

H6 : Terdapat pengaruh positif struktur modal terhadap kinerja pasar


(35)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2001 sampai dengan tahun 2008.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling, yaitu teknik sampling dengan menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu sehingga sampel yang dipilih relevan dengan tujuan penelitian.

Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun yang masuk dalam pemeringkatan penerapan corporate governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) di tahun 2001 hingga 2008 berupa skor pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) yaitu mengambil peringkat 10 besar perusahaan non keuangan di Indonesia setiap tahun dengan akumulasi jumlah sampel sebanyak 44 perusahaan.

Sampel diperoleh dari The Institute for Corporate Governance (IICG) melalui email (www.iicg.org). Melalui situs ini pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) dapat dicari dari tahun ke tahun.


(36)

commit to user

B. JENIS, SUMBER, DAN PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan sumber data historis. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, meliputi buku, referensi, literatur dan data yang diambil dari Pojok Bursa Efek Indonesia FE UNS Indonesian Capital Market Directory. Data yang diambil adalah data perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2001 sampai tahun 2008 yang masuk dalam CGPI (Corporate Governance Perception Index).

C. DEFINISI OPERASIONAL

Variable Dependen

Variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh perubahan variabel independen dan mempunyai hubungan positif atau negatif bagi variabel independen nantinya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:

1. Tobin’s Q

Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q sebagai ukuran kinerja pasar perusahaan (Klapper dan Love 2004 dalam Darmawati 2005). Tobin’s Q merupakan salah satu dari beberapa jalur

other asset channel yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam mempengaruhi perekonomian khusunya dalam mencapai sasaran akhir dari kebijakan moneter yang dikeluarkan yaitu kestabilan harga-harga (tingkat inflasi). Penelitian ini menganalisa mengenai jalur yang melihat harga asset yang dipegang oleh masyarakat sebagai ekuitas, sebagai indikator untuk mengendalikan tingkat inflasi. Tobin’s Q dihitung dengan menggunakan rumus yang dikembangkan Cjung dan Pruitt (1994) dalam Eloisa (2009)


(37)

commit to user

yaitu :

Tobin’s Q = (MVE +PS+DEBT)/ TA

Dimana :

MVE : harga penutupan saham di akhir tahun buku X banyaknya saham biasa yang beredar

PS : nilai likuidasi dari saham preferen yang beredar

DEBT : (utang lancar-aktiva lancar)+nilai buku sediaan+utang jangka panjang

TA : nilai buku total aktiva

Peneliti menyesuaikan rumus tersebut dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dengan demikian, rumus yang digunakan untuk mengukur Tobin’s Q menggunakan rumus sebagai berikut :

Q ratio = (Market Value of Equity+Liabilities)/ Total Asset

Nilai pasar ekuitas saham (market value of Equity) dihitung dengan mengalikan harga penutupan saham di akhir tahun dengan jumlah lembar saham yang beredar. Menurut James Tobin, bila rasio ini lebih besar dari 1 maka perusahaan menghasilkan earning dengan rate of return yang sesuai dengan harga perolehan asset-assetnya.

2. ROA (Return On Asset)

Besarnya ROA memberikan gambaran mengenai seberapa efektif perusahaan mengkonversi uang untuk berinvestasi ke dalam laba bersih. Semakin besar ROA, mengindikasikan profitabilitas perusahaan


(38)

commit to user

semakin baik. Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan ROA sebagai ukuran kinerja operasional perusahaan (Klapper dan Love 2004 dalam Darmawati 2005).

ROA dapat dihitung dengan rumus :

ROA = net income / total assets

Variabel Independen 1. Corporate Governance

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh IICG berupa Corporate Governance Perception Index

(CGPI). CGPI berisi skor hasil survey mengenai panerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance di Indonesia pada perusahaan publik. Program ini dilaksanakan sejak tahun 2001 dilandasi dengan pemikiran pentingnya mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan tersebut telah menerapkan prinsip-prinsip Good Coporate Governance (Komite Kebijakan Corporate Governance, 2006).

2. Kepemilikan manajerial

Konsentrasi kepemilikan saham pengendali aktif memiliki efek terhadap tata kelola perusahaan. Kehadiran aktif pengendalian shareholder dapat mengurangi masalah keagenan tetapi di sisi lain, konsentrasi kepemilikan yang tinggi dapat dilakukan untuk pengambilalihan minoritas pemegang saham. Kepemilikan manajerial diukur dengan presentase saham yang dimiliki manajer (Theresia, 2005).


(39)

commit to user

3. Struktur modal

Struktur modal diukur dengan leverage perusahaan. Proksi leverage

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu debt to equity ratio (DER) (Black dkk., 2003). Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kebijakan hutang perusahaan. DER dihitung dengan rumus :

DER = total debt / total ekuitas

Variabel Kontrol

Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol variabel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji. Peneliti harus menghilangkan atau menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Dalam penelitian kali ini yang menjadi variabel kontrol adalah :

1. Tangibility

Tangibility merupakan komposisi asset perusahaan berupa asset berwujud, dapat dicari dengan rumus : Aktiva tetap / Total aktiva (Bakrie, 2002).

2. Kesempatan pertumbuhan (growth opportunity)

Perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh yang tinggi pada umumnya membutuhkan dana eksternal untuk melakukan ekspansi, sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan perbaikan dalam penerapan

corporate governance dalam rangka untuk menurunkan biaya modal (La Porta,dkk., 1999; Klapper dan Love, 2002; Himmelberg dkk., 1999; Himmelberg dkk., 2001) dalam Darmawati (2005). Perusahaan yang memiliki kemampuan tumbuh atau berinvestasi akan lebih profitable yang pada


(40)

commit to user

akhirnya akan mempengaruhi kinerja yang baik pada perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variabel kesempatan pertumbuhan sebagai variabel kontrol yang dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Growth = Rata-rata perumbuhan pendapatan(penjualan) selama 3 tahun

3. Ukuran perusahaan (Size)

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap corporate governance masih belum jelas arahnya. Perusahaan besar dapat memiliki masalah keagenan yang lebih besar (karena lebih sulit untuk dimonitor) sehingga membutuhkan

corporate governance yang lebih baik. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari penjualan (Klapper dan Love, 2004 dalam Darmawati, 2005).

4. Beta

Menurut Jogiyanto (2003) beta adalah pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta yang digunakan adalah satu tahun beta perusahaan.

D. METODE ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik sebelum menguji hipotesis. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi :


(41)

commit to user

1. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antarvariabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolineritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpilan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolineritas dilakukan dengan menghitung nilai variance inflation factor

(VIF) dari tiap-tiap variabel independen. Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antarvariabel independen masih bisa ditolerir (Gujarati, 2006).

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Ghozali, 2005).

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskesdastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji


(42)

commit to user

Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu observasi ke observasi lain. Heteroskesdastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Model regresi yang baik adalah homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskesdastisitas (Ghozali, 2005).

4. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005).

E. ANALISIS REGRESI

Setelah memenuhi uji asumsi klasik, maka tahap pengujian selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan regresi berganda akan dipakai untuk menguji hipotesis yang telah dibangun. Singgih Santosa, (2004) menjelaskan analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian terbukti signifikan atau tidak signifikan dengan suatu persamaan. Persamaannya sebagai berikut :

Q i = α + β1 GOV-li + β2 BOwn i + β3 LEVER i + β4 TANG i + β5 GROWTH i +

β6 SIZE i + β7 BETA i + e ………(1)

ROA i = α + β1 GOV-li + β2 BOwn i + β3 LEVER i + β4 TANG i + β5 GROWTH i


(43)

commit to user

Keterangan :

GOV-li = index Governance GROWTH = GSALES

Q = Tobin’s Q (proxy market value) TANG = Tangibility

BOwn = Board Ownership ROA = Return on Assets

LEVER = Leverage BETA = beta perusahaan SIZE = firm size

F. UJI HIPOTESIS

1. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat signifikasi yang diperoleh (p-value) lebih kecil dari 0,05 maka H0

dapat ditolak atau dengan a = 5% variabel independen tersebut berhubungan secara statistis terhadap variabel dependennya (Singgih Santosa, 2004).

2. Uji Regresi Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai signifikasi F. Jika nilai signifikasi F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan a= 5% variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama (Singgih Santosa, 2004).


(44)

commit to user BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan sejumlah variabel yang digunakan dalam modal analisis regresi berganda untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Variabel dependen adalah ROA dan Tobon’s Q serta Corporate Governance Perception Index (CGPI) sebagai variabel independen. Dalam penelitian ini juga memasukkan variabel kontrol growth, tangibility, leverage dan size.

A. DESKRIPSI DATA

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dalam buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) serta dari situs www.idx.co.id. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang memenuhi syarat sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Pada subbab ini akan diberikan gambaran secara umum mengenai data kualitas governance, kepemilikan manajer, struktur modal dan kinerja perusahaan. Table IV.1 berikut ini memberikan informasi ringkas mengenai nilai rata-rata, standar deviasi serta nilai maksimum dan minimum dari data yang menjadi objek penelitian.


(45)

commit to user

Tabel IV.1

HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Variabel N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum

GOVLI 44 79,5348 6,4157 65,13 88,67

BOWN 44 0,0184 0,0747 0 0,41

LEVERAGE 44 0,4757 0,1853 0,15 0,9

TANG 44 27,6977 13,519 3,4 77,4

GROWTH 44 0,3401 0,6481 -0,1 4,26

SIZE 44 6,7723 0,5916 5,67 7,79

BETA 44 0,6558 0,364 -0,53 0,98

ROA 44 0,1306 0,0921 0,02 0,43

Q 44 0,576 0,2799 0,17 1,96

Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran)

Berdarkan table IV.1, dapat diketahui deskripsi statistik dari masing-masing variabel. Dari 44 sampel ini dinilai GOVLI terkecil adalah 65,13 dan yang terbesar asalah 88,67 dengan standar deviasinya sebesar 6,4157 dan rata-ratanya adalah 79,5348. BOWN memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0184 dengan standar deviasi adalah 0,0747 sedangkan yang terendah adalah 0 dan yang tertinggi adalah 0,41. LEVERAGE nilai rata-ratanya sebesar 0,4757 dengan standar deviasinya adalah 0,1853 dan nilai terkecil dan terbesarnya adalah 0,15 dan 0,9. Untuk TANG, GROWTH, SIZE dan BETA masing-masing mempunyai rata-rata sebesar 27,6977; 0,3401; 6,7723 dan 0,6558. Kemudian untuk standar deviasinya sebesar 13,519; 0,6481; 0,5916; 0,364 sedangkan nilai terendah dan tertinggi adalah 3,4; -0,1; 5,67; -0,53 dan 77,4; 4,26; 7,79; 0,98. Sedangkan nilai rata-rata, standar deviasi, terendah dan tertinggi dari ROA adalah 0,l306; 0,0921; 0,02 dan 0,43. Untuk Q dengan nilai rata-rata, standar deviasi, terendah dan tertingginya sebesar 0,576; 0,2799; 0,17 dan 1,96.


(46)

commit to user

B. PENGUJIAN NORMALITAS DATA

Uji yang digunakan untuk melihat normalitas data adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikasi hitung lebih besar dari 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal. Metode dalam pengujian ini dengan mengeluarkan variabel residual terlebih dahulu karena dianggap sebagai variabel pengganggu kemudian diuji normalitasnya. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dari penelitian ini terdiri dari dua hasil karena menggunakan dua variabel dependen yaitu ROA dan Tobin’Q. Uji normalitas dari variabel ROA adalah 0,680 maka data berdistribusi normal karena lebih dari 0,05. Ini berarti residual telah memenuhi asumsi normal. Sedangkan signifikasi untuk variabel

Tobin’s Q adalah 0.000 yang berarti data belum berdistribusi normal karena kurang dari 0,05. Oleh karena itu, agar berdistribusi normal, dilakukan transformasi data sehingga didapatkan hasil dengan signifikasi 0,914 berarti data sudah berdistribusi normal dan residualnya telah memenuhi asumsi normal karena lebih besar dari 0,05. Jadi semua variabel telah berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas ini dapat dilihat di table berikut:

Tabel 1V.2

HASIL UJI NORMALITAS DATA

Variabel Dependen Signifikasi Residu Kesimpulan

ROA 0,680 Berdistribusi Normal

Tobin's Q 0,000 Tidak Berdistribusi Normal 0,914* Berdistribusi Normal

*Setelah transformasi


(47)

commit to user

C. PENGUJIAN ASUMSI KLASIK

1. Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dengan mendasarkan pada nilai tolerance dan VIF. Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara variabel independen yang menjelaskan model regresi (Gujarati, 1999:157). Apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF krang dari 10 maka tidak terdapat multikolinearitas dalam penelitian ini. sebaliknya, apabila nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10 maka terdapat multikolinearitas. Berhubung penelitian ini menggunakan dua variabel dependen, yaitu ROA dan Tobin’s Q maka terdapat dua hasil pula untuk menguji multikolinearitas ini.

Tabel 1V.3

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS VARIABEL DEPENDEN ROA

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

GOVLI 0,664 1,505 Tidak Terjadi Multikolinearitas BOWN 0,391 2,556 Tidak Terjadi Multikolinearitas LEVERAGE 0,881 1,135 Tidak Terjadi Multikolinearitas TANG 0,868 1,152 Tidak Terjadi Multikolinearitas GROWTH 0,379 2,635 Tidak Terjadi Multikolinearitas SIZE 0,738 1,355 Tidak Terjadi Multikolinearitas BETA 0,856 1,169 Tidak Terjadi Multikolinearitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran)

Berdasarkan table IV.3 dengan variabel dependen ROA, hasil nilai

tolerance untuk semua variabel bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas.


(48)

commit to user Tabel IV.4

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

VARIABEL DEPENDEN TOBIN’S Q

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

GOVLI 0,664 1,505 Tidak Terjadi Multikolinearitas BOWN 0,391 2,556 Tidak Terjadi Multikolinearitas LEVERAGE 0,881 1,135 Tidak Terjadi Multikolinearitas TANG 0,868 1,152 Tidak Terjadi Multikolinearitas GROWTH 0,379 2,635 Tidak Terjadi Multikolinearitas SIZE 0,738 1,355 Tidak Terjadi Multikolinearitas BETA 0,856 1,169 Tidak Terjadi Multikolinearitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran)

Berdasarkan table IV.4 dengan variabel dependen Tobin’s Q, ternyata hasilnya sama dengan uji multikolinearitas yang menggunakan variabel dependen ROA. Hasil nilai tolerance untuk semua variabel bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model dua hasil ini tidak terdapat gejala multikolinearitas.

2. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai

Durbin-Watson. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan patokan nilai Durbin-Watson hitung yang berkisar antara 0 – 4 (Uyanto, 2009:248). Bila nilai uji statistic Durbin-Watson lebih kecil dari 1 atau lebih dari 3 maka terjadi autokorelasi. Untuk pengujian ini juga didapatkan dua hasil karena menggunakan dua variabel dependen, yaitu ROA dan Tobin’s Q.


(49)

commit to user

Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai Durbin-Watson untuk variabel dependen ROA sebesar 2,159 terletak di antara 1 dan 3 maka dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak terdapat adanya autokorelasi.

Sedangkan untuk pengujian autokorelasi dengan variabel dependen

Tobin’s Q didapatkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,844 terletak di antara 1 dan 3 maka dismpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi autokorelasi. Kedua hasil di atas sama-sama menunjukkan tidak adanya autokorelasi dalam penelitian ini.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah penyeberan data regresi yang tidak sama. Di dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Apabila nilai signifikasinya lebih dari 0,05 maka ada homoskedastisitas dan ini yang seharusnya terjadi, namun jika sebaliknya nilai signifikasinya kurang dari 0,05 maka terdapat heteroskedastisitas. Oleh karena menguji dengan dua variabel dependen, yaitu ROA dan

Tobin’s Q, maka hasil yang didapatkan juga ada dua. Tabel dapat dilihat berikut ini :


(50)

commit to user Tabel IV.5

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS VARIABEL DEPENDEN ROA

(Sebelum Transformasi)

Variabel Sig. Kesimpulan

GOVLI 0,226 Homoskedastisitas BOWN 0,587 Homoskedastisitas LEVERAGE 0,000 Heteroskedastisitas TANG 0,119 Homoskedastisitas GROWTH 0,282 Homoskedastisitas SIZE 0,538 Homoskedastisitas BETA 0,040 Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran)

Dari hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser, ditemukan variabel adanya heteroskedastisitas yang bernilai signifikasi di bawah 0,05 yaitu variabel LEVERAGE dan BETA, dan yang lainnya terjadi homoskedastisitas. Untuk menghasilkan nilai yang signifikasinya lebih dari 0,05 maka dilakukan transformasi data sehingga hasilnya dapat dilihat di bawah ini :

Tabel IV.6

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS VARIABEL DEPENDEN ROA

(Setelah Transformasi)

Variabel Sig. Kesimpulan

GOVLI 0,598 Homoskedastisitas BOWN 0,312 Homoskedastisitas LEVERAGE 0,081 Homoskedastisitas TANG 0,142 Homoskedastisitas GROWTH 0,839 Homoskedastisitas SIZE 0,255 Homoskedastisitas BETA 0,318 Homoskedastisitas


(51)

commit to user

Dari table IV.6 dengan menggunakan variabel dependen ROA diperoleh nilai signifikan semua variabel lebih dari 0,05 setelah transformasi. Jadi semua variabel telah memenuhi homoskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan.

Kemudian jika menguji heteroskedastisitas menggunakan variabel dependen Tobin’s Q dapat dilihat di table berikut ini :

Tabel IV.7

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

VARIABEL DEPENDEN TOBIN’S Q

(Sebelum Transformasi)

Variabel Sig. Kesimpulan

GOVLI 0,783 Homoskedastisitas BOWN 0,723 Homoskedastisitas LEVERAGE 0,000 Heteroskedastisitas TANG 0,954 Homoskedastisitas GROWTH 0,752 Homoskedastisitas SIZE 0,352 Homoskedastisitas BETA 0,628 Homoskedastisitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran)

Dari hasil pengujian heteroskedastisitas di atas, ditemukan variabel adanya heteroskedastisitas yang bernilai signifikasi di bawah 0,05 yaitu variabel LEVERAGE, dan yang lainnya terjadi homoskedastisitas. Untuk menghasilkan nilai yang signifikasinya lebih dari 0,05 maka dilakukan transformasi data sehingga hasilnya dapat dilihat di bawah ini :


(52)

commit to user Tabel IV.8

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

VARIABEL DEPENDEN TOBIN’S Q

(Setelah Transformasi)

Variabel Sig. Kesimpulan

GOVLI 0,527 Homoskedastisitas BOWN 0,706 Homoskedastisitas LEVERAGE 0,079 Homoskedastisitas TANG 0,185 Homoskedastisitas GROWTH 0,389 Homoskedastisitas SIZE 0,907 Homoskedastisitas BETA 0,473 Homoskedastisitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran)

Dari table IV.8 dengan menggunakan variabel dependen Tobin’s Q

diperoleh nilai signifikan semua variabel lebih dari 0,05 setelah transformasi. Jadi semua variabel telah memenuhi homoskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan, baik menggunkan variabel dependen ROA maupun Tobin’s Q.


(53)

commit to user

4. Analisis Korelasi Pearson

Hubungan antara corporate governance dan kinerja perusahaan akan diuji dengan korelasi Pearson. Berikut ini hasil perhitungan korelasi Pearson :

Tabel IV.9

HASIL ANALISIS KORELASI PEARSON

Correlations

GOVLI BOWN LEVERAGE TANG GROWTH SIZE BETA ROA Q

GOVLI Pearson

Correlation 1 -.213 -.102 .142 -.354(*) .439(**) .128 .237 .037

Sig.

(2-tailed) . .166 .511 .359 .018 .003 .408 .121 .810

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

BOWN Pearson

Correlation -.213 1 .005 -.290 .751(**) .036 .077 .104 -.035

Sig.

(2-tailed) .166 . .974 .056 .000 .815 .618 .503 .824

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

LEVERAGE Pearson

Correlation -.102 .005 1 -.050 -.077 .107 .230

-.473(**) .556(**)

Sig.

(2-tailed) .511 .974 . .746 .619 .488 .134 .001 .000

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

TANG Pearson

Correlation .142 -.290 -.050 1 -.158 .084 .136 -.121 .001

Sig.

(2-tailed) .359 .056 .746 . .305 .589 .379 .436 .997

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

GROWTH Pearson

Correlation -.354(*) .751(**) -.077 -.158 1 -.075 .050 .157 -.064

Sig.

(2-tailed) .018 .000 .619 .305 . .628 .745 .310 .678

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

SIZE Pearson

Correlation .439(**) .036 .107 .084 -.075 1 .260 .158 .204

Sig.

(2-tailed) .003 .815 .488 .589 .628 . .088 .306 .184

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

BETA Pearson

Correlation .128 .077 .230 .136 .050 .260 1 .195 .102

Sig.

(2-tailed) .408 .618 .134 .379 .745 .088 . .204 .510

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

ROA Pearson

Correlation .237 .104 -.473(**) -.121 .157 .158 .195 1 -.109

Sig.

(2-tailed) .121 .503 .001 .436 .310 .306 .204 . .482

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

Q Pearson

Correlation .037 -.035 .556(**) .001 -.064 .204 .102 -.109 1

Sig.

(2-tailed) .810 .824 .000 .997 .678 .184 .510 .482 .

N 44 44 44 44 44 44 44 44 44

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(54)

commit to user

Dari table IV.9 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif kuat antara kualitas governance dengan size terdapat koefisien sebesar 0,439 dengan sign. sebesar 0,003 (signifikan pada tingkat alpa 1%). Artinya jika ukuran perusahaan semakin besar akan meningkatkan kualitas governance. Sementara itu tidak terdapat hubungan negatif antara kualitas governance dengan variabel kontrol dan variabel dependen. Kemudian terdapat hubungan positif kuat antara bown dan

growth terdapat koefisien sebesar 0,751 dengan sign. sebesar 0,000 (signifikan pada tingkat alfa 1%). Artinya jika kepemilikan saham manajerial bertambah akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Namun bown terdapat hubungan negatif yang lemah dengan tangibility dan Tobin’s Q dengan koefisien sebesar -0,290 dan -0,035 dengan sign. sebesar 0,056 dan 0,824 (signifikan pada tingkat alpa 5%). Artinya jika asset tangibility dan kinerja perusahaan meningkat akan menurunkan kepemilikan saham manajerial. Variabel leverage juga terdapat hubungan positif yang kuat dengan Tobin’s Q dengan koefisen sebesar 0,556 dengan sign sebesar 0,000 (signifikan pada tingkat alpa 1%). Artinya jika struktur modal perusahaan besar maka akan meningkatkan kinerja perusahaan pula. Selain itu leverage juga mempunyai hubungan yang negatif yang lemah dengan growth terdapat koefisien sebesar -0,077 dengan sign. 0,619 (signifikan pada tingkat alpa 5%). Artinya bahwa jika struktur modal meningkat maka akan menurunkan pertumbuhan perusahaan. Tangibility berhubungan negatif lemah dengan growth dan ROA dengan koefisien sebesar -0,158 dan -0,121 terdapat sign. 0,305 dan 0,436 (signifikan pada tingkat alpa 5%) dimana artinya bahwa jika partumbuhan perusahaan menurun maka kinerja internal perusahaan akan meningkat. Growth

juga seperti itu berhubungan negatif lemah dengan size dan Tobin’s Q dengan koefisen sebesar -0,075 dan -0,064 terdapat sign. sebesar 0,628 dan 0,678


(55)

commit to user

(signifikan pada tingkat alpa 5%). Artinya jika ukuran dan kinerja perusahaan besar maka akan menurunkan pertumbuhan itu sendiri.

Jadi, kesimpulannya adalah ukuran perusahaan, kinerja perusahaan, asset tangibility dan struktur modal berhubungan positif kuat (koefisien lebih dari 0) dengan kualitas governance. Sedangkan pertumbuhan perusahaan, kepemilikan saham manajerial dan ROA (kinerja internal perusahaan) berhubungan negatif lemah (koefisien kurang dari 0) dengan kualitas governance.

D. UJI HIPOTESIS

1. Pengaruh kualitas governance, kepemilikan manajerial, struktur modal

terhadap kinerja perusahaan (ROA) tanpa variabel kontrol

Hasil pengujian pengaruh kualitas governance terhadap kinerja perusahaan-perusahaan non keuangan di Indonesia dapat dilihat pada table berikut:

Tabel IV.10 HASIL UJI REGRESI VARIABEL DEPENDEN ROA

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .531(a) .282 .228 .08091

a Predictors: (Constant), LEVERAGE, BOWN, GOVLI b Dependent Variabel: ROA

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regressio

n .103 3 .034 5.240 .004(a)

Residual .262 40 .007

Total .365 43

a Predictors: (Constant), LEVERAGE, BOWN, GOVLI b Dependent Variabel: ROA


(56)

commit to user

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant

) -.022 .165 -.131 .896

GOVLI .003 .002 .224 1.623 .112

BOWN .189 .169 .154 1.120 .270

LEVERA

GE -.224 .067 -.451 -3.348 .002

a Dependent Variabel: ROA

Dari table IV.10 hasil regresi dapat diketahui bahwa dari hasil SPSS menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance pada nilai perusahaan yang diukur dengan ROA namun tanpa variabel kontrol. Pada model summary pada adjusted R square didapatkan nilai sebesar 0,228 yang berarti variabel dependen ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen (GOVLI, BOWN, LEVERAGE) yang ada sebesar 22,8% sedangkan 77,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel independen yang ada. Pada kolom anova, hasil pengujian F test menunjukkan pengaruh variabel GOVLI, BOWN dan LEVERAGE secara bersama-sama terhadap variabel ROA. Nilai F test sebesar 5,240 dan nilai signifikasi sebesar 0,004 menunjukkan berada di bawah 0,05 berarti signifikan dan ada pengaruh positif. Nilai output koefisien menunjukkan hasil uji pengaruh terhadap variabel GOVLI, BOWN dan LEVERAGE terhadap variabel ROA secara partial. Hasil uji regresi di atas menunjukkan bahwa variabel LEVERAGE berpengaruh positif terhadap ROA, sementara variabel GOVLI dan BOWN tidak berpengaruh terhadap ROA.


(1)

commit to user Tabel IV.14

TABEL HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS (Dikontrol variabel kontrol)

H Keterangan Nilai Sig. Kesimpulan

H1 Pengaruh kualitas governance terhadap

kinerja operasional perusahaan non keuangan

0,457 Hipotesis

ditolak

H2 Pengaruh kualitas governance terhadap

kinerja pasar perusahaan non keuangan

0,527 Hipotesis

ditolak

H3 Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap

kinerja operasional perusahaan non keuangan

0,258 Hipotesis

ditolak

H4 Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap

kinerja pasar perusahaan non keuangan

0,706 Hipotesis

ditolak

H5 Pengaruh struktur modal terhadap kinerja

operasional perusahaan non keuangan

0,398 Hipotesis

ditolak

H6 Pengaruh struktur modal terhadap kinerja

pasar perusahaan non keuangan

0,079* Hipotesis

diterima

Sumber: data olahan SPSS (*sign. alpa 1%)

Pada table IV.14 dapat dilihat, jika dibandingkan dengan yang mengikutsertakan variabel kontrol dalam pengujian hipotesis menggunakan dependen ROA sangat berbeda, pada awalnya terdapat variabel LEVERAGE yang berpengaruh positif dengan signifikasi 0,002 (kurang dari 0,05). Namun pada saat variabel kontrol masuk, keadaan itu berubah dan mengarah ke pengaruh yang negatif dimana semua variabel independen dan kontrol tidak berpengaruh positif terhadap ROA (sig. di atas 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwasannya ada perubahan karena variabel kontrol tidak mampu mengontrol dengan baik atau semua hipotesis ditolak. Kenyataan ini terjadi mungkin karena perusahaan ini lemah dalam kemajuan pertumbuhan penjualan maupun pendapatannya, terkait dengan ukuran perusahaan ini sangat menentukan prospektifitas perusahaan dalam bergerak di bidangnya masing-masing. Mungkin perusahaan yang besar sudah mendapatkan tempat yang layak daripada yang lainnya, begitu juga sebaliknya.

Untuk pengujian dengan dependen Q namun tidak menggunakan variabel kontrol yang hasilnya yaitu sama dengan pengujian ketika


(2)

commit to user

menggunakan variabel ROA dimana hanya LEVERAGE saja yang berpengaruh positif dengan signifikasi 0,000 sedangkan GOVLI dan BOWN tidak berpengaruh terhadap Q. Sementara untuk pengujian yang mengikutsertakan variabel kontrol hasilnya tetap hanya variabel LEVERAGE yang signifikan dan berpengaruh positif, atau dapat diartikan tidak ada perubahan terhadap Q karena variabel kontrol mampu mengontrol dengan baik (H2 dan H4 ditolak, sedangkan H6 diterima). Kemungkinan disebabkan oleh kurangnya perhatian perusahaan terhadap kinerjanya melalui kualitas

governance dan kepemilikan manajerialnya dan dalam hal kebijakan hutang,

implementasi prinsip corporate governance secara konkrit dapat memberikan

kontribusi untuk memulihkan kepercayaan para kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan yang telah dilanda krisis, misalnya di Indonesia. Inilah yang memungkinkan telah dilakukan perusahaan-perusahaan dengan cukup baik dalam penelitian ini. Jika saja memperhatikan dan menerapkan kinerjanya dengan baik, sudah tentu akan lebih mengawasi jalannya roda usaha dengan

berlomba-lomba meraih kualitas governance dengan cara sehat dan

professional dengan memperhatikan etika bisnis, lebih mengutamakan kepemilikan perusahaan bagi pihak internal secara independen dimana kekuasaan penuh menjadi suatu nilai tambah dalam menjalankan bisnis dan perusahaan. Sebaiknya perusahaan berusaha untuk mencoba memperbesar usahanya dengan cara ekspansi atau dengan menambah sumber dayanya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Selain itu, memperhatikan

progress pertumbuhan pendapatan ialah hal yang wajib dan mutlak untuk dijadikan tolok ukur keberhasilan perusahaan jika dilihat dari kinerjanya. Namun dalam penelitian ini hanya struktur modal yang diperhatikan oleh


(3)

commit to user

perusahaan-perusahaan ini. Pada intinya, semua pengujian hipotesis dengan mengikutsertakan variabel kontrol oleh variabel inedependen (GOVLI, BOWN, LEVERAGE) terhadap variabel dependen (ROA dan Q) mengungkapkan hasil yang berbeda. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmawati (2005), Cho (1998), Demsetz

(2001), Chi (2005), Beiner et al (2006), yang menemukan corporate


(4)

commit to user BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini, antara lain :

1. Dilihat dari pengujian korelasi Pearson, ukuran perusahaan, kinerja perusahaan,

asset tangibility dan struktur modal berhubungan positif kuat (koefisien lebih dari

0) dengan kualitas governance. Sedangkan pertumbuhan perusahaan, kepemilikan

saham manajerial dan ROA (kinerja internal perusahaan) berhubungan negatif

lemah (koefisien kurang dari 0) dengan kualitas governance.

2. Pengujian pengaruh kualitas governance, kepemilikan manajerial dan struktur

modal terhadap kinerja perusahaan dalam uji regresi menampilkan hasil yang beragam walaupun menggunakan variabel ganda, yaitu ROA dan Q. Dari masing-masing variabel dependen ini mempunyai persamaan dalam pengujian regresinya yaitu ketika sebelum dimasukkan variabel kontrol, menghasilkan satu variabel yang berpengaruh positif terhadap dependennya, yaitu LEVERAGE. Sedangkan setelah dimasukkan varibel kontrol, hasilnya sama ketika ROA sebagai dependennya (berpengaruh negatif). Namun, di saat Q sebagai dependen hasilnya hanya variabel LEVERAGE yang berpengaruh positif (tidak terjadi perubahan ketika tanpa variabel kontrol) atau hanya LEVERAGE yang berpengaruh positif, sedangkan yang lainnya berpengaruh negatif. Hal ini dapat disimpulkan bahwasannya tidak ada perubahan karena variabel kontrol mampu mengontrol dengan baik.


(5)

commit to user

3. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmawati

(2005), Cho (1998), Demsetz (2001), Chi (2005), Beiner et al (2006), yang

menemukan corporate governance berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

4. Hanya terdapat hubungan positif atau signifikan antara struktur modal terhadap

kinerja pasar perusahaan.

B. KETERBATASAN

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik

lagi. Keterbatasan penelitian ini masih menggunakan Corporate Governance

Perception Index (CGPI) sebagai hasil survey dan pemeringkatan yang dikeluarkan

oleh IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance). Sedangkan perusahaan

yang bersedia disurvey masih sangat sedikit.

C. SARAN

Berdasarkan hasil analisis pembahsan serta beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, antara lain :

1. Bagi Investor

Bagi para investor yang akan melalukan investasi dananya ke perusahaan go

public, yang menerapkan GCG sebaiknya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki skor pemeringkatan GCG tinggi. Karena skor pemeringkatan GCG yang tinggi menunjukkan tingkat pengelolaan perusahaan yang tinggi.


(6)

commit to user

2. Bagi Manajemen Perusahaan

Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Diharapkan manajemen perusahaan mampu menjalankan GCG secara lebih baik dan konsisten sehngga skor GCG akan tinggi dan mengakibatkan tingkat kinerja perusahaan yang tinggi. Dari skor pemeringkatan GCG yang tinggi akan menarik investor untuk menanamkan dananya.

3. Bagi Dunia Akademik

Hasil penelitian mengenai corporate governance terhadap kinerja perusahaan

ini minimal dapat memberikan informasi bagi penelitian-penelitian berikutnya dengan menggunakan variabel penelitian yang lain. Karena dengan adanya penelitian yang baru diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat memberikan kesimpulan yang lebih baik nantinya.