2
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a.
Menganalisis biaya produksi kertas Brief Card dan Woodfree b.
Menganalisis harga pokok kertas Brief Card dan Woodfree c.
Menganalisis tingkat Break Even Point BEP dan Return on Investment ROI kertas Brief Card dan Woodfree
1.3 Manfaat
a. Memberikan gambaran kepada perusahaan sebagai data pembanding dalam
pengambilan keputusan. b.
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman langsung mahasiswa dalam proses pembuatan kertas serta menghitung analisis biaya perusahaan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kertas
Kertas merupakan lembaran yang terdiri dari serat-serat selulosa yang saling menempel dan menjalin. Linberg 2000 dalam Dewi 2006 mendefinisikan kertas
sebagai produk yang dibuat dari serat dimana dinding terluar dari serat telah dihancurkan melalui proses mechanical pre-treatment. Perlakuan ini diharuskan agar
terjadi ikatan hidrogen antar serat, ikatan inilah yang menyebabkan sifat kohesi sehingga kertas menjadi kuat.
2.1.1 Proses Pembuatan Kertas
Bowyer, J.L. et al. 2003 menjelaskan secara umum proses pembuatan kertas dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : pemecahan kayu menjadi serat penyusun
pulp, pelarutan serat dalam air, penggilingan atau penghalusan pulp, pencampuran bahan-bahan additive filler, sizing material, wet-strength binders, dan lain-lain,
pembentukan lembaran serat, pembuangan air dan pengeringan lembaran. Proses pembuatan kertas digambarkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan pembuatan kertas.
4
Perbedaan utama yang terjadi diantara proses pembuatan kertas adalah metode yang digunakan untuk memproduksi pulp. Pulp dapat dihasilkan dari bahan
berlignoselulosa melalui berbagai metode, seperti mekanis, kimia, semi-mekanis, ataupun semi-kimia. Sifat dan karakteristik pulp yang dihasilkan dari tiap metode
pun berbeda-beda. Saat ini yang umum digunakan pada industri kertas merupakan metode kimia proses kraft, karena pulp yang dihasilkan lebih murni dan memiliki
derajat putih yang lebih tinggi. Pulp
yang telah terbentuk wet pulp atau dry pulp mengalami pelarutan kembali dengan menggunakan air untuk memisahkan serat-serat pada pulp. Pada
tahap ini yang sangat diperhatikan adalah konsistensi pulp. Pulp berada pada konsistensi rendah sekitar 4-5. Tahap ini merupakan tahapan pada proses
pembuatan kertas yang membutuhkan air dalam jumlah yang cukup banyak. Proses selanjutnya ialah penggilingan atau penghalusan pulp, proses ini memipihkan atau
menguraikan serat secara mekanis. Sebagian besar kekuatan kertas terjadi akibat dari ikatan-ikatan hidrogen molekul-molekul selulosa yang menyusun serat-serat secara
berdampingan. Untuk memberikan potensi ikatan maksimum, serat ditumbuk atau digiling
untuk memipihkannya dan menguraikan mikrofibril dari dinding-dinding sel serta memperluas permukaan serat. Setelah proses ini, serat pun kembali dicampur dengan
air hingga konsistensi mencapai kira-kira 1 serat per berat. Penambahan bahan kimia pada proses pembuatan kertas sangat diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat
tertentu pada kertas. Pada umumnya jumlah bahan kimia yang ditambahkan relatif sedikit, namun dengan jumlah yang relatif sedikit ini mampu menentukan lembaran
kertas baik dalam keadaan basah maupun dalam keadaan kering. Bahan kimia yang ditambahkan pun bermacam-macam dengan proporsi yang bervariasi disesuaikan
dengan jenis kertas yang akan dihasilkan.
5
Pulp yang telah mengalami proses tersebut telah siap untuk dibentuk menjadi
lembaran kertas. Stock dialirkan untuk membentuk kertas pada silinder kasa yang berputar. Saat pulp mengalir diatas saringan, air terkuras keluar dengan bantuan
kotak-kotak penghisap atau alat-alat yang mempercepat pengurasan air yang terpasang pada bagian bawah kasa dan pada kasa hanya terbentuk lembaran serat.
Lembaran serat tersebut mengalami proses pengepresan basah dan dilanjutkan dengan proses penguapan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air pada lembaran serat.
Proses selanjutnya ialah pengepresan kembali untuk mendapatkan ketebalan kertas yang dikehendaki dan pemberian pelapisan yang bertujuan untuk memperbaiki dan
mendapatkan permukaan kertas yang halus. Kertas lalu digulung ke dalam gulungan- gulungan besar jumbo rol. Jumbo rol dapat diproses lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan menjadi lembaran-lembaran yang lebih kecil atau menjadi rol-rol yang ukurannya lebih kecil.
2.1.2 Kertas Brief Card
Kertas brief card BC merupakan jenis kertas tebal dengan berbagai ketebalan, contohnya BC 200 gram, BC 250 gram, BC 300 gram, dan BC 335 gram.
Kertas ini dipasarkan dengan nama kertas manila. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi kertas BC adalah pulp LBKP Leaf Bleach Kraft Pulp, broke, alkyl
keton dimer AKD, cationic starch, anionic retention acid, cationic retention acid,
dan filler.
2.1.3 Kertas Woodfree
Jenis kertas ini merupakan jenis kertas dengan berbagai macam gramatur. Kertas ini biasa digunakan sebagai kertas tulis dan kertas print HVS. Contohnya
woodfree 55-60 gsm. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi kertas
woodfree WF adalah pulp LBKP Leaf Bleach Kraft Pulp dan NBKP Needle
Bleach Kraft Pulp , broke, alkyl keton dimer AKD, cationic starch, anionic
retention acid , cationic retention acid, filler, dan surface size. Proses pembuatan
kertas WF dan BC tidak berbeda, yang menjadi perbedaan dari jenis kertas Woodfree
6
dengan jenis kertas Brief Card terletak pada ketebalan kertasnya, jenis kertas Brief Card
lebih tebal daripada jenis kertas Woodfree.
2.2 Biaya Produksi
Biaya atau cost adalah pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu barang atau jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang,
melalui tukar menukar ataupun melalui pembelian jasa. Berdasarkan pengertian- pengertian mengenai biaya dan produksi, biaya produksi production cost adalah
biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan proses awal ditambah biaya pabrik manufacturing cost. Yang
dimaksud dengan biaya pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi dalam pabrik selama satu periode, barang-barang dalam proses produksi pada periode itu dan barang-
barang yang baru dapat diselesaikan sebagian diakhir periode. Menurut Nugroho 2002 biaya produksi didefinisikan sebagai biaya-biaya
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam satuan unit waktu
tertentu, tetapi akan berubah per satuan unitnya jika volume produksi per satuan waktu tersebut berubah. Biaya ini akan terus dikeluarkan walaupun
perusahaan tidak berproduksi. Misal depresiasi, bunga modal pajak langsung, gaji karyawan tetap, asuransi, biaya overhead tetap pembelian alat tulis
kantor, pembayaran rekening listrik, air dan biaya administrasi umum 2.
Biaya variabel yaitu biaya yang per satuan unit produksinya tetap, tetapi akan berubah jumlah totalnya jika volume produksinya berubah. Biaya ini tidak
diperlukan apabila perusahaan tidak berproduksi. Misal biaya upah borongan, bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya transportasi, biaya pemeliharaan
dan perbaikan alat.
7
2.3 Analisis Break Even Point BEP