BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis
Provinsi Riau terletak antara 01° 05’00”LS–02°25’00”LU atau antara
100°00’00”BT–105°05’00”BT. Luas daerah lebih kurang 8.915.016 ha 89.150 km
2
daratan dan perairan. Provinsi Riau terdiri dari 10 sepuluh kabupaten dan 2 dua kota, yaitu: Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan,
Siak, Kampar, Rokan Hulu, Bengkalis, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti, Pekanbaru, dan Dumai. Adapun batas-batas Provinsi Riau bila dilihat posisinya
dengan negara tetangga dan provinsi lainnya adalah: sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara, sebelah selatan berbatasan
dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka, dan sebelah barat berbatasan
dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara Gambar 1.
Gambar 1 Peta Provinsi Riau BPS Riau 2010
4.2 Keadaan Iklim
Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 1000
–3000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan. Daerah yang paling sering ditimpa hujan setiap tahun adalah Kota
Pekanbaru 193 hari, Kabupaten Indragiri Hulu 178 hari, Kabupaten Pelalawan 147 hari, Kabupaten Rokan Hulu 136 hari, dan Kabupaten Kampar dengan jumlah
hari hujan 110 hari. Jumlah Curah Hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi di Kabupaten Kampar dengan curah hujan sebesar 3.349,0 mm, disusul Kota
Pekanbaru sebesar 3.214,4 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 635,0 mm. Selanjutnya menurut catatan Stasiun Meteorologi
Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru tahun 2009 menunjukkan 28
o
C dengan suhu maksimum 36
o
C dan suhu minimum 21
o
C BPS Riau 2010.
4.3 Topografi
Secara umum topografi Provinsi Riau merupakan daerah dataran rendah dan agak bergelombang dengan ketinggian pada beberapa kota yang terdapat di
Wilayah Provinsi Riau antara 2 –91 m dpl. Kabupaten Bengkalis merupakan kota
yang paling rendah, yaitu berada 2 m dpl. Kebanyakan kota di Provinsi Riau berada dibawah 10 mdpl, seperti Rengat, Tembilahan, Siak, Bengkalis, Bagan
Siapi-api dan Dumai.
Gambar 2 Luas lahan gambut di Provinsi Riau BBPPLP 2011
Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta ha 10,8 dari luas daratan Indonesia, dimana sekitar 7,2 juta ha 35 terdapat di Pulau
Sumatera. Luas lahan gambut di Propinsi Riau adalah 3.867.413 ha 43,61 dari luas keseluruhan Provinsi Riau BBPPLP 2011 Gambar 2. Sebagian besar
tanah daratan daerah Riau terdiri dari daratan yang terjadi dari formasi alluvium
RO K A N H IL IR RO K A N H IL IR
RO K A N H U L U RO K A N H U L U
KAMP AR KAMP AR
INDR AG I RI H ULU INDR AG I RI H ULU
INDR AG I RI H ILI R INDR AG I RI H ILI R
PELA LAW A N PELA LAW A N
SIA K SIA K
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
KO T A DU MA I KO T A DU MA I
PEKA N BAR U PEKA N BAR U
W S
Skala 1:250 20 0 20 40 Kilo
Keterangan:
Lahan gambut
Lahan mineral
endapan, di beberapa tempat terdapat selingan neogen, misalnya sepanjang Sungai Kampar, Sungai Indragiri dan anaknya Sungai Cinaku di Kabupaten
Indragiri Hulu bagian selatan. Tetapi di daerah perbatasan sepanjang Bukit Barisan sepenuhnya terdiri dari lapisan permikarbon, peleogen dan neogen dari
tanah podsolik yang berarti terdiri dari induk batuan endapan. Keseluruhan daerah tersebut dapat dikatakan tanah tua sedangkan
selebihnya membentang ke utara sampai dengan daerah-daerah pantai, merupakan kontruksi dari formasi jenis tanah alluvium endapan yang berasal dari zaman
Quarter sampai dengan zaman Recen, terlebih pada daerah bencah berawa-rawa sepanjang daerah pantai utara. Provinsi Riau terdapat empat jenis tanah
Zwieryeki dalam BPS Riau 2011, yakni : i jenis tanah organosol glei humus, ii jenis tanah padsolik merah kuning dari alluvium, iii jenis tanah padsolik
merah kuning dari batuan endapan, iv jenis tanah podsolik merah kuning dari batuan endapan dan batuan beku. Jenis-jenis tanah tersebut terutama didapati di
daerah-daerah sepanjang pantai sampai dengan pertengahan daratan yang berformasi sebagai daratan muda tidak bergunung-gunung, bahkan beberapa
bagian terdiri dari tanah berawa-rawa.
4.4 Kondisi Sosial dan Ekonomi