Latar Belakang Distribution Patterns of Hotspot as an Indicator of Fire on Peatland in Riau Province

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran hutan dan lahan telah memberikan dampak negatif yang besar. Kebakaran terbesar terjadi pada tahun 1982-1983 yang menyebabkan kerugian US 9.04 miliar selanjutnya tahun 1997-1998 dengan kerugian US 6307 juta Tacconi 2003. Dengan demikian perlu adanya upaya untuk mengendalikan dan mencegah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Hutan mempunyai peranan yang sangat luas baik dari aspek perlindungan ekosistem, sosial ekonomi, dan budaya. Fungsi yang luas multiple function harus mendapatkan perhatian yang serius. Perlindungan dari berbagai bahaya akan sumberdaya hutan, dalam hal ini kebakaran hutan, menjadi penting untuk dilakukan. Perlindungan sumberdaya hutan terhadap kebakaran hutan dan lahan dilakukan melalui dua instrumen, yaitu pembuatan kebijakan dan implementasi kebijakan di lapangan. Dua hal tersebut saling berhubungan dan mempunyai keterikatan yang kuat dalam keberhasilan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Anderson dan Bowen 2001 menyebutkan bahwa di Sumatera teridentifikasi 7 kawasan utama rawan kebakaran. Kawasan tersebut adalah i Sumatera Utara perbatasan Riau, ii lahan basah Sungai Kampar di Riau, iii lahan basah di pesisir Sumatera Barat perbatasan Sumatera Utara, iv Sumatera Barat lahan basah dipesisir Bengkulu, v lahan basah Sungai Batanghari di Jambi berbatasan dengan taman Nasional Berbak, vi rawa di pedalaman Sumatera Selatan, dan vii lahan basah di pesisir Sumatera Selatan. Sebanyak enam dari tujuh zona rawan kebakaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama yaitu berada dalam lahan basah yang kaya gambut. Upaya pencegahan menjadi prioritas utama dalam penanggulangan kebakaran hutan khususnya untuk daerah-daerah berlahan gambut Provinsi Riau. Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta ha 10,8 dari luas daratan Indonesia, dimana sekitar 7,2 juta ha 35 terdapat di Pulau Sumatera. Luas lahan gambut di Propinsi Riau adalah 3.867.413 ha 43,61 dari luas keseluruhan Provinsi Riau BBPPLP 2011. Dengan demikian, penyediaan informasi yang memadai mengenai sebaran potensi kebakaran hutan dan lahan melalui sebaran hotspot menjadi hal yang terpenting dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan, khususnya untuk lahan gambut di Provinsi Riau.

1.2 Tujuan Penelitian