5.3 Sebaran Hotspot Tipe Tanah Gambut
Hotspot tersebar pada dua tipe tanah, yaitu tanah mineral dan tanah
gambut. Dalam kurun waktu tiga tahun, 2009-2011 terpantau 12.987 hotspot Lampiran 4. Sejumlah 7.149 hotspot ditemukan pada tanah bergambut atau 55
sedangkan 5.838 atau 45 lainnya dijumpai pada tanah mineral Gambar 5.
Gambar 6 Persentase sebaran hotspot berdasarkan tipe tanah pada tahun 2009-2011 di Provinsi Riau
lahan gambut;
lahan non gambut
Syaufina 2008 menyebutkan bahwa gambut merupakan bahan bakar yang baik dengan nilai kalor lebih besar daripada kayu yang dapat mencapai 27,7
KJg dengan kadar abu yang rendah sekitar 13. Tingginya sebaran hotspot di lahan gambut didukung oleh karakteristik gambut itu sendiri.
Gambar 7 Sebaran hotspot berdasarkan jenis tanah di Provinsi Riau tahun 2009-2011
Berdasarkan Gambar 6, dapat dilihat bahwa distribusi hotspot pada gambut paling banyak terdapat pada bulan Juli, yaitu sebanyak 1.925 hotspot. Sedangkan
pada bulan Desember sebaran hotspot mencapai titik minimum, yaitu sebanyak 56
hotspot . Hal ini disebabkan oleh panjangnya bulan kering yang terjadi. Dalam
kurun waktu tiga tahun 2009-2011, bulan kering terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Panjangnya bulan kering berpengaruh terhadap jumlah sebaran hotspot
di lahan gambut. Dengan demikian, terdapat hubungan antara panjang bulan kering dengan jumlah hotspot yang ditemukan di lahan gambut.
Tingginya sebaran hotspot di lahan gambut di Provinsi Riau diawali pada tahun 2000 Muslim dan Kurniawan 2008. Pada tahun 2000 investasi terhadap
perkebunan sawit meningkat secara signifikan di Provinsi Riau. Dengan demikian, pemanfaatan lahan gambut sebagai lahan perkebunan kelapa sawit
meningkat. Dengan kata lain, alih fungsi lahan gambut menjadi lahan perkebunan berakibat pada meningkatnya sebaran hotspot yang diikuti dengan meningkatnya
potensi kebakaran lahan gambut.
a b
c Gambar 8 Sebaran hotspot pada lahan gambut: a tahun 2009; b tahun 2010; dan c tahun 2011
di Provinsi Riau
lahan gambut,
lahan mineral ,
titik panas hotspot
Kebakaran pada lahan gambut ini selalu berulang setiap tahun pada lokasi yang sama Gambar 7 lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5, ini
menunjukkan bahwa pengelolaan lahan gambut memiliki resiko yang besar terhadap kebakaran. Hal ini dikarenakan oleh pembuatan kanal-kanal sebagai
drainase untuk pengeringan lahan gambut tersebut. Dengan demikian, penurunan muka air tanah pada kawasan bergambut berdampak pada kekeringan yang tinggi
dan mudah terbakar baik disengaja maupun tidak. Tingginya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dipacu dengan
adanya kebijakan pemerintah provinsi dalam membuka ruang investasi baik HTI dan perkebunan kelapa sawit. Ruang investasi dibuka luas mulai pada tahun 2002.
Pada tahun 2007, luas HTI telah mencapai angka 1.935.607 ha, 58 berupa lahan gambut Jikalahari 2009. Perkebunan sawit tahun 2007 telah mencapai luasan
2.157.091 ha, 39 berupa lahan gambut Jikalahari 2009.
RO K A N H IL IR RO K A N H IL IR
RO K A N H U L U RO K A N H U L U
KAMP AR KAMP AR
INDR AG I RI H ULU INDR AG I RI H ULU
INDR AG I RI H ILI R INDR AG I RI H ILI R
PELA LAW A N PELA LAW A N
SIA K SIA K
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
KO T A DU MA I KO T A DU MA I
PEKA N BAR U PEKA N BAR U
W S
Skala 1:25 20 0 20 40 Kilo
RO K A N H IL IR RO K A N H IL IR
RO K A N H U L U RO K A N H U L U
KAMP AR KAMP AR
INDR AG I RI H ULU INDR AG I RI H ULU
INDR AG I RI H ILI R INDR AG I RI H ILI R
PELA LAW A N PELA LAW A N
SIA K SIA K
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
KO T A DU MA I KO T A DU MA I
PEKA N BAR U PEKA N BAR U
W S
Skala 1:250 20 0 20 40 Kilo
RO K A N H IL IR RO K A N H IL IR
RO K A N H U L U RO K A N H U L U
KAMP AR KAMP AR
INDR AG I RI H ULU INDR AG I RI H ULU
INDR AG I RI H ILI R INDR AG I RI H ILI R
PELA LAW A N PELA LAW A N
SIA K SIA K
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
B E NG K A L IS B E NG K A L IS
KO T A DU MA I KO T A DU MA I
PEKA N BAR U PEKA N BAR U
W S
Skala 1:25 20 0 20 40 Kilo
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan