Efek Fotovoltaik pada Sel Surya

pembasahan menyeluruh pada permukaan substrat tegangan permukaan diminimalisasi yakni tidak ada getaran, tidak ada noda kering dan sebagainya. Piringan lalu dipercepat dengan kecepatan rotasi yang spesifik, menyebabkan bulk dari cairan terdistribusi merata. Proses spin coating dilakukan pada saat perubahan fase larutan menjadi gel. 15 2.3. Annealing Kenaikan suhu annealing akan menaikkan ukuran grain dalam kristal film BST. Pada temperatur annealing 700 C struktur BST yang teramati adalah kubik dengan konstanta kisi a = 3,97 Å untuk 30 mol stronsium. 16 Suhu annealing sangat berpengaruh pada film yang dihasilkan, diantaranya struktur atom penyusun dan sifat listrik dari film. Suhu annealing dapat meningkatkan kekerasan, mengurangi stress tegangan, meningkatkan kekuatan tarik dan penurunan elastisitas. 17,18 Suhu annealing juga mempengaruhi bentuk ukuran butiran dari film serta kerapatan film. Variasi suhu berfungsi untuk membentuk orientasi kristal yang bersesuaian dengan orientasi kristal substrat. Pada suhu tinggi, ukuran butir tampak lebih beraturan dibandingkan dengan suhu rendah. 19 Selama annealing akan terjadi penyusunan kembali dislokasi untuk mengurangi energi kisi energi potensial ion dalam bentuk kristal yang lebih rendah dari atom netral, sedangkan batas butir tidak mengalami migrasi. Proses rekristalisasi akan mengubah struktur kisi yang terdeformasi diganti oleh kisi baru tanpa strain regangan melalui proses nukleasi dan pertumbuhan. Butir tumbuh dari inti yang terbentuk pada matriks yang terdeformasi. Besarnya laju kristalisasi tergantung jumlah deformasi sebelumnya, temperatur annealing dan kemurnian bahan. Pertumbuhan butir terjadi pada saat kristalisasi primer terhenti kristal yang tumbuh telah “menelan” semua bahan yang mengalami regangan. Pada saat annealing , butir kecil menyusut dan yang lebih besar tumbuh pertumbuhan butir. 17

2.4. Efek Fotovoltaik pada Sel Surya

Fenomena efek fotovoltaik yang merupakan konversi energi cahaya menjadi energi listrik secara langsung terjadi pada piranti sel surya yang terdiri dari komponen dasar bahan semikonduktor. Hingga saat ini dikenal berbagai struktur sel surya yang memanfaatkan persambungan p-n pada semikonduktor. Ketika terjadi p-n junction semikonduktor pada kesetimbangan termal, pembawa muatan negatif elektron pada n- type berdifusi ke p-type sedangkan pembawa muatan positif hole pada p-type berdifusi ke n-type . Sampai terjadi akumulasi muatan berbeda pada kedua sisi persambungan kemudian menghasilkan perbedaan potensial dan medan listrik elektrostatik yang menghentikan proses difusi tersebut. Daerah persambungan tidak lagi memiliki muatan bebas dan disebut daerah deplesi. Serta level energi fermi pada kedua tipe semikonduktor tersebut menjadi segaris. Diagram pita energi pada persambungan semikonduktor p-n junction ditunjukkan oleh Gambar 2.1. Ketika sel surya menyerap foton dengan energi hv lebih besar dari lebar celah pita energi E g semikonduktor, elektron-elektron tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi dan akan menjadi elektron bebas. 21,22 Cahaya yang datang dengan panjang gelombang tertentu yang mengenai daerah persambungan p-n sel surya menyebabkan absorpsi foton oleh bahan semikonduktor, dan pasangan elektron-hole dihasilkan oleh sisi-n dan sisi-p dari persambungan, seperti ditunjukkan pada halaman berikut oleh Gambar 2.2. Cahaya juga menyebabkan masing-masing pembawa muatan minoritas yakni elektron dan hole berdifusi melewati daerah p L p dan daerah n L n hingga batas persambungan daerah deplesi W dan memungkinkan untuk melewati daerah ini akibat adanya medan listrik. Dengan demikian, hole dan elektron masing-masing terlokalisasi pada sisi-p dan sisi-n. Lokalisasi dari muatan tersebut menimbulkan arus listik photocurrent melewati hambatan yang terhubung dengan sel, 20,21,22 seperti ditunjukkan pada halaman berikut oleh Gambar 2.3. Gambar 2.1. Diagram pita energi persambungan p-n junction semikonduktor. 22 Gambar 2.2. Absorpsi cahaya oleh sel surya. 21 Gambar 2.3. Difusi elektron-hole untuk memproduksi arus photocurrent. 21 Karakteristik suatu sel surya ditunjukkan oleh beberapa besaran, diantaranya daya keluaran, faktor pengisian fill factor, efisiensi konversi η, serta kestabilan. 22 Besaran-besaran tersebut tidak diukur langsung, namun ada proses pengukuran besaran lain yang diukur untuk menghitung besaran-besaran yang menjadi karakterisik suatu sel surya, diantaranya tegangan sirkuit terbuka V OC , arus sirkuit singkat I SC , tegangan keluaran maksimum V max , dan arus keluaran maksimum I max . 22 Hubungan arus-tegangan sebuah sel surya p-n ketika tidak disinari, mirip dengan karakteristik hubungan arus-tegangan pada sebuah dioda ideal, seperti ditunjukkan pada persamaan 2.1 { } 2.1 dengan I s arus jenuh dioda arus saturasi Ketika sel surya p-n disinari, akan dihasilkan arus foto photocurrent akibat pembangkitan arus oleh foton hv, sehingga persamaan 2.1 dapat ditulis menjadi persamaan 2.2 { } 2.2 dengan I ph arus foto photocurrent, I s adalah arus saturasi, dan V adalah tegangan bias. Untuk I ph I , persamaan 2.2 dapat ditulis menjadi persamaan 2.3 { } 2.3 pada rangkaian buka open circuit, I = 0, diperoleh persamaan 2.4 2.4 Potensial sirkuit terbuka V OC merupakan potensial maksimum yang dicapai ketika hambatannya maksimum agar pengabaian arus yang mengalir dari sel surya dapat terjadi dan yang terbaca hanya perbedaan potensialnya saja. Arus sirkuit singkat I SC merupakan arus maksimum yang dicapai jika sel surya dihubung singkat dimana tidak ada potensial atau hambatan yang melintasi sel. Arus tersebut sama dengan jumlah absolut dari foton yang dikonversikan menjadi pasangan elektron- hole . 21,22 Daya maksimum P max didefinisikan sebagai luasan efektif yang didapatkan dari kurva hubungan antara tegangan terhadap arus sel surya. Contoh penentuan V max dan I max dapat diperoleh seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.4. Daya maksimum P max didefinisikan sebagai perkalian antara tegangan maksimum V max dengan arus maksimum I max , seperti ditunjukkan pada Persamaan 2.5. 22 2.5 Fill factor FF merupakan perbandingan antara daya maksimum P max dengan perkalian V OC dan I SC yang merupakan karakteristik daya ketika tidak ada hambatan yang mengenai sel surya ketika disinari cahaya dengan intensitas tertentu. Nilai fill factor menentukan keunggulan sel surya, namun fill factor yang baik belum tentutidak selalu menghasilkan efisiensi yang baik pula. Nilai fill factor yang baik secara teoritis mencapai 100 ketika kurva arus-tegangan I-V yang dihasilkan berbentuk sama dengan kurva daya maksimum P max . Gambar 2.4. Penentuan arus maksimum I max , tegangan maksimum V max , dan daya maksimum P max . 23 Nilai fill factor seperti ditunjukkan pada Persamaan 2.6. 22 2.6 Efisiensi sel surya merupakan kemampuan piranti sel surya untuk mengkonversi energi cahaya menjadi energi listrik dalam bentuk arus dan tegangan listrik. Efisiensi konversi ini bergantung pada sifat absorbansi bahan semikonduktor pada sel surya terhadap foton yang diserapnya. 23 Nilai efisiensi sel surya adalah perbandingan dari output listrik fotovoltaik tergenerasi dan energi dari cahaya yang masuk. Efisiensi konversi energi sebuah sel surya ditulis dalam Persamaan 2.7: 2.7

2.5. Spektroskopi Optik