27, 29, 30 Karakteristik I-V Sel Surya BST

Nilai hambatan seri R s mempengaruhi jarak antara daerah daya maksimum P max dengan V OC , semakin besar nilai R s akan mengahasilkan nilai V OC yang lebih besar sehingga lebih jauh dengan daerah P max . Secara sekilas tampak terlihat kurva I-V pada daerah lebih besar dari V max lebih landai jika nilai R s semakin besar. Hambatan seri R s sel surya pada dasarnya ditentukan oleh kualitas material sel surya yang dapat meningkat dengan hadirnya cacat di daerah deplesi. Jika kualitas material sel surya kurang bagus, maka nilai R s semakin besar sehingga dapat menurunkan efisiensinya. Sedangkan nilai R sh mempengaruhi jarak antara daerah P max dengan I SC . Kurva I-V pada saat nilai arus I lebih besar dari I SC akan lebih landai jika R sh semakin besar. R sh untuk kurva I-V sel surya yang ideal bernilai tak hingga ~. Hal ini dikarenakan R sh dapat menghambat terjadinya proses rekombinasi pembawa muatan dari pita konduksi ke pita valensi. 42.43 Gambar 4.7. menunjukkan contoh pengaruh nilai hambatan R s dan R sh terhadap bentuk kurva I-V sel surya. Tabel 4.1. menunjukkan nilai dari R s dan R sh sel surya BST berdasarkan waktu annealing. Dilakukan ekstrapolasi pada kemiringan kurva I-V yang nilainya lebih besar dari V max untuk menentukan R s dan ekstrapolasi pada kemiringan kurva I-V yang nilainya lebih kecil dari I sc untuk menentukan nilai R sh . Nilai hambatan ini merupakan perbandingan tegangan terhadap rapat arus. 34,42-44 Gambar 4.8 a-d menunjukkan pengaruh annealing terhadap parameter- parameter sel surya: V OC , I SC , FF, dan efisiensi η. Jika dibandingkan nilai fill factor terbesar pada sampel annealing 15 jam yang bentuk kurvanya mendekati ideal. Efisiensi terbesar dimiliki oleh sel surya dengan bandgap yang paling besar. Hal ini dikarenakan pada sel surya dengan bandgap yang lebar, membutuhkan lebih banyak energi foton yang diserap untuk mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi. 45 Efisiensi juga dipengaruhi oleh indeks bias Film. Efisiensi terbesar dimiliki oleh sel surya dengan nilai indeks bias terkecil karena pada saat itu reflektansi bernilai minimum absorbansi maksimum. Ketika sel surya lebih optimal dalam menyerap cahaya, maka lebih banyak energi yang didapat untuk dikonversi.

26, 27, 29, 30

Tabel 4.1. Penentuan hambatan seri dan hambatan shunt dari kurva I-V Gambar 4.6. Parameter hambatan waktu annealing jam V 1 V 2 ΔV volt I 1 I 2 ΔI Am 2 ⁄ Ω.m 2 ⁄ Ω.cm 2 series resistance garis merah 8 0.036 0.040 0.004 0.0004 0.0004 10.0 100000 15 0.0145 0.015 0.000 0.00138 0.0014 0.3623 3623 22 0.0220 0.030 0.008 0.0015 0.0015 5.3333 53333 29 0.0188 0.0225 0.004 0.001 0.0010 3.7 37000 shunt resistance garis biru 8 0.016 0.016 0.0014 0.00118 0.0002 72.73 727273 15 0.0087 0.009 0.0033 0.0028 0.0005 17.40 174000 22 0.0115 0.012 0.00230 0.00225 0.0001 230.0 2300000 29 0.006 0.006 0.0024 0.0023 0.0001 60.0 600000 Gambar 4.7. Contoh Pengaruh R S dan R sh terhadap bentuk kurva I-V. 44 Waktu penahanan annealing dapat mempengaruhi struktur kristal, keberaturan morfologi kristal penyusun, dan ketebalan film BST, 19 sehingga mempengaruhi jarak celah difusi elektron dari semikonduktor p- type ke daerah n-type. Untuk waktu penahanan annealing yang relatif lama dalam hal ini perlakuan annealing 29 jam struktur kristal lebih teratur, hal ini menyebabkan elektron membutuhkan energi foton lebih kecil untuk bereksitasi karena mempunyai bandgap yang lebih kecil. 36,37 Pada annealing yang cukup lama, butir kristal kecil menyusut dan ditelan oleh butir kristal yang lebih besar. Pertumbuhan butir ini terjadi pada saat kristalisasi primer terhenti. 17 Dengan waktu penahanan annealing yang relatif lebih lama, struktur kristal lebih rapat dan kompak, sehingga bandgap lebih kecil. Bandgap yang lebih kecil ini mempengaruhi penyerapan. Agar foton dapat diserap sebanyak-banyaknya, maka penyerap harus mempunyai bandgap yang lebih lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar dengan tingkat energi yang bervariasi. 45 Untuk mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi, membutuhkan energi foton yang lebih besar dari pada bandgap. Jika energi foton tersebut terlalu besar, maka diubah menjadi bentuk energi lain pada sel surya. Lain halnya dengan waktu penahanan annealing tertentu ketika pembentukan kristal belum sempurna 15 jam dan 22 jam, elektron lebih sulit berdifusi daripada sampel dengan waktu annealing yang mendekati proses kristalisasi menuju sempurna 29 jam. Tabel 4.2. menunjukkan parameter sel surya film BST terhadap waktu penahanan annealing . Hasil pengukuran I-V pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai fill factor yang dihitung berdasarkan Persamaan 2.6 berturut- turut dari yang terkecil sampai yang terbesar berdasarkan penahanan waktu annealing yaitu: 15 jam, 22 jam, 29 jam, kemudian 8 jam. Fill factor menentukan kualitas sel surya, tapi fill factor yang bernilai bagus tidak selalu menghasilkan efisiensi yang baik pula. Sedangkan efisiensi sel surya BST yang dihitung berdasarkan Persamaan 2.7 berturut-turut dari yang terkecil berdasarkan waktu penahanan annealing yaitu: 22 jam, 15 jam, 29 jam, lalu 8 jam. 4.8. a 4.8. b 4.8. c 4.8. d Gambar 4. 8. Hubungan parameter- parameter sel surya BST: aV OC , b I SC , c fill factor, d Efisiensi η. terhadap waktu annealing. Tabel 4.2. Parameter sel surya BST terhadap waktu penahanan annealing. Karakteristik I-V Sel Surya waktu annealing jam 8 15 22 29 V oc V 0,040 0,015 0,032 0,026 rapat arus - I sc mAm 2 1,393 3,281 2,322 2,386 V max V 0,031 0,013 0,021 0,015 rapat arus - I max mAm 2 0,72 2,25 1,80 1,79 rapat Daya - P max mWm 2 0,0223 0,0293 0,0378 0,0269 rapat Daya - P input mWm 2 83.400 83.400 83.400 83.400 Fill Factor 40,055 59,442 50,876 43,277 Efisiensi 2,68x10 -5 3,51 x10 -5 4,53 x10 -5 3,22 x10 -5 Secara teoritis, sel surya dengan bahan dasar material ferroelektrik memiliki kisaran efisiensi antara 2,5-10. 11 Material ferroelektrik yang sudah diuji secara teoritis untuk dijadikan bahan sel surya diantaranya: triglycine sulphate TGS [dengan polarisasi spontan TGS P si ≈ 3 Ccm 2 ; kalor jenis TGS c p ≈ 2 Jcm 3 K; temperatur Curie, C ≈ 10 3 K], lithium tantalate LiTaO 3 [P si ≈ 50 Ccm 2 , c p ≈ 2 Jcm 3 K, dan C ≈ 10 5 K], sodium nitrite NaNO 2 [P si ≈ 8 Ccm 2 , c p ≈ 2 Jcm 3 K, dan C ≈ 10 3 K]. 11 Untuk film BST memiliki nilai polarisasi spontan P si dan kalor jenis c p pada orde sama dengan material-material tersebut. Beda halnya dengan temperatur curie BST pada ≈ 300 K,

11,12

yang jauh lebih kecil dari temperatur Curie material-material tersebut. 8 Hal ini yang kemungkinan menyebabkan perbedaan nilai efisiensi pada BST lebih kecil dari teori yang didapatkan sebelumnya tentang sel surya berbahan dasar material ferroelektrik.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Terjadi proses pengkristalan pada film pada waktu penahanan annealing terhadap film BST yang dianggap relatif lebih singkat 8 jam, 15 jam, dan 22 jam, namun masih membentuk struktur kristal yang belum sempurna. Pada saat waktu annealing lebih lama 29 jam, proses kristalisasi menuju sempurna. Dalam hal ini, sifat optik berupa spektrum daerah serapan menunjukkan bahwa sel surya film BST dengan lama waktu penahanan annealing 8 jam, 15 jam, dan 22 jam, bekerja efektif pada daerah serapan panjang gelombang ≥ 700 nm. Namun untuk sampel dengan waktu penahanan annealing 29 jam, efektif menyerap pada selang panjang gelombang ≤ 450 nm. Pada kondisi reflektansi maksimum, diambil nilai indeks bias. Pada sampel 8 jam, indeks bias bernilai 3,92. Dengan cara yang sama, untuk sampel 15 jam indeks bias berkisar 6,31. Untuk sampel 22 jam, indeks bias berkisar pada 7,04. Kemudian untuk sampel 29 jam, indeks bias berkisar pada 4,09. Nilai bandgap yang lebih besar pada saat proses kristalisasi yang belum sempurna. Nilai bandgap didapatkan dari nilai reflektansi menggunakan metode Tauc, Nilai bandgap sel surya film BST berdasarkan lama waktu penahanan annealing 8 jam, 15 jam, 22 jam, dan 29 jam berturut-turut 2,60 eV; 3,16 eV; 3,24 eV; dan 2,66 eV. Nilai kon duktivitas listrik σ yang didapatkan dari perhitungan menggunakan nilai konduktansi G, menunjukkan bahwa sel surya film BST tergolong material semikonduktor dengan orde konduktivitas listrik 10 -5 -10 -4 Scm. Nilai konduktivitas listrik meningkat seiring kenaikan intensitas cahaya yang datang pada permukaan film. Pada konduktivitas yang lebih besar didapatkan nilai bandgap yang lebih kecil, hal ini mempermudah elektron bereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi. Karakterisasi I-V fotovoltaik menunjukkan bahwa film BST berpotensi kecil menjadi perangkatbahan dasar sel surya dengan nilai efisiensi sesuai lama waktu penahanan annealing 8 jam, 15 jam, 22 jam, dan 29 jam berturut-turut yaitu: 2,68 x 10 -5 ; 3,51 x10 -5 ; 4,53 x 10 -5 ; kemudian 3,22 x 10 -5 . Pada sampel dengan bandgap yang lebih besar, mengakibatkan sel surya BST membutuhkan energi foton yang lebih besar pula. Energi foton yang cukup besar diserap akan meningkatkan efisiensi konversi