Pola Sebaran SPL Secara Spasial

Secara spasial terlihat bahwa pola penyebaran SPL di bagian selatan Perairan Selat Makassar pada bulan Desember-Februari Musim Barat memperlihatkan penyebaran suhu yang relatif tinggi yaitu berada pada kisaran 29- 31ºC. Kisaran suhu yang relatif tinggi ini masih terlihat pula pada periode bulan Maret-April Musim Peralihan I. Gambar 10. Pola sebaran SPL secara spasial pada Musim Peralihan I tahun 2010 Memasuki awal periode musim timur yaitu bulan Mei mulai terlihat adanya gejala penurunan suhu di bagian selatan Selat Makassar. Penurunan ini pun semakin terlihat pada bulan Juni dan Juli yang mengindikasikan adanya gejala permulaan upwelling. Pada bulan Juli-Agustus fenomena ini semakin terlihat jelas dengan pola penyebaran suhu yang terstratifikasi dengan jelas secara horizontal di bagian selatan Selat Makassar Gambar 11. Pada periode bulan September-Oktober Musim Peralihan II sebaran SPL menunjukkan bahwa indikasi adanya upwelling mulai melemah yang ditandai dengan menurunnya luasan daerah upwelling dan naiknya SPL di bagian selatan Selat Makassar jika dibandingkan dengan periode musim sebelumnya yaitu Musim Timur. Gambar 11. Pola sebaran SPL secara spasial pada Musim Timur tahun 2010 Gambar 12. Pola sebaran SPL secara spasial pada Musim Peralihan II tahun 2010 Secara umum, fenomena upwelling pada musim timur dan peralihan II Gambar 11 dan 12 menunjukkan adanya pola sebaran SPL secara spasial yang dimulai dari bagian selatan Pulau Sulawesi yang kemudian meluas hingga laut Laut Flores. Kisaran SPL menurun signikan 2 o C hingga mencapai 26.52 o C. 20 40 60 80 100 Ju n i Ju li Agu stu s Se p tem b e r Ok to b e r 28.28.4 27.5-27.9 27-27.4 26.5-26.9 Illahude dan Gordon 1996 menyebutkan bahwa SPL di Selat Makassar selama musim timur lebih rendah dari pada musim barat. Pada musim barat SPL mengalami peningkatan sebesar 0.8°C mencapai nilai sekitar 29.4°C. Tingginya SPL pada musim barat merupakan bagian genangan hangat dari Samudera Pasifik yang tropis. Pada kedua musim barat dan timur SPL di ujung sebelah selatan Selat Makassar adalah lebih rendah dari pada yang utara. Kecenderungan SPL lebih dingin secara berlanjut masuk ke Laut Flores dan Laut Banda. Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini, dimana terlihat bahwa pada bulan-bulan yang termasuk dalam musim timur Juni-Agustus yang disajikan pada Gambar 11 terlihat bahwa nilai SPL yang lebih rendah cenderung bergerak ke arah Laut Flores.

4.1.2 Pola Sebaran SPL Secara Temporal

Nilai SPL pada periode bulan Mei-Agustus musim timur berkisar antara 26.5-31.2 o C. Kisaran suhu paling rendah yang mencapai hingga 26.5 o C tersebut ditemukan di bagian selatan Selat Makassar tepatnya di bagian selatan Pulau Sulawesi. Rendahnya kisaran nilai ini jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya menunjukkan adanya fenomena upwelling. Menurut Yahya 2000 bahwa sebaran SPL di Selat Makassar rata-rata berkisar antara 24-30.34°C, dengan suhu tertinggi ditemukan pada musim peralihan barat-timur, suhu perairan mengalami penurunan selama musim timur, kemudian meningkat kembali memasuki musim peralihan timur-barat. a b Gambar 13. Persentase Tingkat Penyebaran SPL pada Beberapa Bulan Tahun a 2009 dan b 2010 20 40 60 80 100 Ju n i Ju li Ag u stu s Se p tem b e r Ok to b e r 28.28.4 27.5-27.9 27-27.4 26.5-26.9 Selanjutnya berdasarkan hasil analisis persentase tingkat penyebaran SPL terlihat bahwa secara umum, kejadian upwelling pada tahun 2009 dan 2010 dimulai pada bulan Juni yang terjadi di bagian selatan Selat Makassar dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus. Bulan Agustus memperlihatkan fenomena meluasnya suhu permukaan laut dengan tingkat nilai yang rendah yang mengindikasikan semakin memuncak dan meluasnya daerah sebaran upwelling.

4.2. Pola Sebaran Klorofil-a

Hasil olahan citra Modis level 1 untuk menganalisis pola sebaran konsentrasi klorofil-a menunjukkan hasil yang baik secara spasial dan temporal. Pemilihan data yang ditampilkan pada analisis ini sama dengan pemilihan data pada analisis pola penyebaran SPL yaitu dengan memilih perwakilan harian pada setiap bulan untuk mendapatkan gambaran yang baik tentang pola penyebaran klorofil di bagian selatan Selat Makassar.

4.2.1 Pola Sebaran Klorofil-a Secara Spasial

Berdasarkan hasil olahan citra Modis level 1 diperoleh pola sebaran konsentrasi klorofil-a perairan Selat Makassar. Secara spasial, tingkat konsentrasi klorofil-a terlihat berbeda untuk setiap musim. Pada Musim Barat yaitu pada periode bulan November-Februari terlihat bahwa tingkat konsentrasi klorofil-a di perairan Selat Makassar rata-rata lebih rendah jika dibandingkan dengan musim lainnya. Namun tingkat konsentrasi yang relatif tinggi ditemui di daerah pesisir. Hal ini diduga karena adanya pengaruh masukan nutrien dari daratan yang disebabkan oleh tingkat curah hujan yang relatif tinggi pada musim ini sehingga memberikan kontribusi peningkatan konsentrasi klorofil-a di wilayah pesisir. Pada periode bulan April-Mei Musim Peralihan I pola sebaran konsentrasi klorofil-a secara spasial rata-rata sama dengan Musim Barat.