Upwelling Analysis of Upwelling Distribution and Area Enlargement in the Southern of Makassar Strait
Terdapat tiga proses yang menyebabkan yang dapat menyebabkan terjadinya upwelling. Pertama, ketika terdapat tikungan yang tajam di garis pantai
yang mengakibatkan arus bergerak menjauhi pantai, sehingga terjadi kekosongan massa air di dekat pantai yang kemudian massa air dalam akan naik mengisi
kekosongan tersebut.
Gambar 4. Mekanisme terjadinya upwelling oleh tikungan tajam garis pantai Thurman and Trujillo, 2004
Kedua, ketika terjadi proses upwelling, dimana upwelling itu sendiri terjadi karena adanya angin yang berhembus terus menerus dengan kecepatan cukup
besar dan dalam waktu yang cukup lama. Bila angin bertiup ke suatu arah sejajar dengan garis pantai atau benua, garis pantai berada di sebelah kiri dari angin
untuk Belahan Bumi Utara atau di sebelah kanan dari angin untuk Belahan Bumi Selatan, maka akibat gaya coriolis gaya yang timbul akibat perputaran bumi pada
porosnya massa air yang bergerak sejajar dengan garis pantai akan dibelokkan arahnya menjauhi garis pantai dengan arah tegak lurus angin ke laut lepas. Angin
menyebabkan air laut menjauhi pantai. Peristiwa tersebut menyebabkan terbentuknya “ruang kosong” di daerah pantai yang kemudian diisi oleh massa air
di bawahnya dengan cara bergerak vertikal ke permukaan Wyrtki, 1961.
Gambar 5. Mekanisme terjadinya upwelling oleh offshore wind Thurman and Trujillo, 2004
Selain dua kejadian di atas, upwelling juga dapat terjadi bila arus dalam deep current membentur penghalang di dasar laut mid-ridge ocean yang
kemudian arus tersebut dibelokkan ke atas menuju permukaan Barnes dan Hughes, 1988.
Gambar 6. Mekanisme terjadinya upwelling oleh mid-ridge ocean Thurman and Trujillo, 2004
Upwelling pesisir adalah tipe upwelling yang paling umum diamati. Hal ini disebabkan oleh gesekan angin kekuatan angin mendorong di permukaan air
dalam kombinasi dengan efek rotasi bumi efek Coriolis. Kedua kekuatan menghasilkan transportasi air permukaan di arah lepas pantai. Penyimpangan air
permukaan jauh bentuk pantai menyebabkan air permukaan lebih dingin daripada air bawah permukaan. Kekuatan upwelling tergantung pada karakteristik seperti
kecepatan angin, durasi, fetch, dan arah. Arah angin sangat penting dalam menentukan apakah upwelling pesisir akan terjadi Conway, 1997.
Menurut Wyrtki 1961, upwelling dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1.
Tipe stationer, yaitu bila upwelling terjadi sepanjang tahun meskipun dengan intensitas yang bervariasi, misalnya upwelling di pantai Peru.
2. Tipe periodic, yaitu bila upwelling yang terjadi hanya selama satu musim saja,
contohnya upwelling di Selat Makassar bagian selatan Illahude, 1971. 3.
Tipe berganti, yaitu upwelling dan sinking terjadi bergantian dalam satu tahun. Pada satu musim misalnya musim timur di Indonesia terjadi upwelling dan
musim berikutnya musim barat terjadi sinking. Tipe seperti ini terjadi di Laut Banda dan laut Arafura.
Menurut Diposaptono 2010, upwelling di bagian selatan perairan Selat Makassar terjadi pada waktu musim tenggara Juni
– September. Pada saat terjadi upwelling, salintas permukaan mencapai 34 dan suhu berkisar antara 26,4
o
C –
27,8
o
C, kadar plankton dan unsur-unsur fosfat, nitrat dan silikat naik dengan mencolok, sehingga tingkat produktivitas tinggi.