analisis data penginderaan jauh dengan memanfaatkan data sebaran SPL dan klorofil-a melalui citra MODIS Level 1 yang merupakan data harian dan memiliki
resolusi spasial 1 km. Data tersebut kemudian dihubungkan dengan data pendukung berupa data meteorologi dan osenografi bagian selatan perairan Selat
Makassar. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan satelit dianggap tepat karena dapat menjangkau perairan yang luas secara sinoptik.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
1.4. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pola penyebaran dan perkembangan area upwelling di bagian selatan perairan Selat Makassar.
1.5. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pola penyebaran dan perkembangan area upwelling di bagian selatan perairan Selat
Makassar.
data pendukung data pendukung
Citra Satelit MODIS Perairan Selat Makassar
Data Oseanografi
Analisis pola sebaran dan perkembangan area upwelling di bagian selatan perairan
Selat Makassar Data Meteorologi
Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut
Pola Sebaran Klorofil-a
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Suhu
Salah satu parameter yang mencirikan massa air di lautan ialah suhu. Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang heat yang
terkandung dalam suatu benda. Secara alamiah sumber bahang utama adalah sinar matahari. Pada umumnya perairan yang banyak menerima bahang dari matahari
adalah daerah yang terletak pada lintang rendah dan akan semakin berkurang bila letaknya semakin mendekati kutub Weyl, 1970.
Pada lapisan permukaan penyebaran suhu ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya ialah jumlah bahang yang diterima oleh masing-masing tempat, arus-
arus lautan yang membawa bahang dari khatulistiwa ke arah kutub-kutub serta pengaruh meteorologi seperti angin, penguapan, hujan dan lain-lain. Pada
hakekatnya di daerah tropis terdapat amplitude suhu permukaan yang kecil. Oleh karena itu, perubahan pada penyebaran suhu vertikal juga kecil, hanya di daerah-
daerah upwelling dapat ditemukan perbedaan yang cukup berarti Illahude, 1999.
Menurut Ilahude 1999 berdasarkan lapisan kedalaman, penyebaran suhu di lapisan bawah paras laut subsurface layer menunjukkan bahwa adanya pelapisan
yang terdiri atas: a Lapisan homogen
Pada daerah tropis, pengadukan ini dapat mencapai kedalaman 50-100 m dengan suhu berkisar 26-30°C dan gradien tidak lebih dari 0,03°C m. Lapisan
ini sangat dipengaruhi oleh musim dan letak geografis. Pada Musim Timur, lapisan ini dapat mencapai 30-40 m dan bertambah dalam pada saat musim
barat, yaitu mencapai 70-90 m sehingga mempengaruhi sirkulasi vertikal dari perairan.
b Lapisan termoklin Lapisan termoklin dapat dibagi menjadi 2 lapisan yaitu lapisan termoklin atas
main thermocline dan termoklin bawah secondary thermocline. Suhu pada lapisan termoklin atas lebih cepat menurun dibandingkan dengan lapisan
termoklin bawah, yaitu 27°C pada 100 m menjadi 8°C pada kedalaman 300 m atau rata-rata penurunan suhu dapat mencapai 9,5°C 100 m, sedangkan pada