Latar belakang Analysis of Upwelling Distribution and Area Enlargement in the Southern of Makassar Strait

Makassar. Yuwono 2010 dan Rasyid 2010 juga menunjukkan adanya penampakan tingkat produktifitas yang tinggi di selatan perairan Selat Makassar dengan menggunakan citra satelit MODIS yang kemudian dihubungkan dengan hasil tangkapan ikan. Semua penelitian tersebut baik yang berskala in situ maupun dengan menggunakan teknologi peninderaan jauh menunjukkan terjadinya upwelling dengan dugaan kehadirannya yang terjadi pada periode-periode tertentu setiap tahunnya. Hal ini menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut, mengingat fenomena ini sebelumnya telah banyak dikaji namun metode yang digunakan masih terpisah-pisah dengan batasan area upwelling yang belum jelas karena daerah yang dikaji tentu tidaklah sempit. Oleh karena itu, poin yang kemudian menjadi penting untuk dikaji adalah bagaimanakah fenomena upwelling beserta pola sebarannya ini dapat diamati dengan lebih baik secara spasial maupun temporal di bagian selatan perairan Selat Makassar dengan menggunakan bantuan teknologi penginderaan jauh. Hasil dari kajian ini nantinya diharapkan dapat memberikan informasi secara lengkap dan menyeluruh, karena mengingat upwelling itu sendiri tentunya sangat berkaitan erat dengan tingkat produktifitas primer yang ada di suatu kawasan termasuk di perairan Selat Makassar.

1.2. Perumusan masalah

Tingkat produktivitas primer yang tinggi di perairan disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya karena adanya pengkayaan yang disebabkan oleh proses upwelling. Upwelling sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk peristiwa pengangkatan massa air dari lapisan bawah ke lapisan atas bahkan ada yang sampai ke lapisan permukaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perairan Selat Makassar merupakkan salah satu lokasi potensial terjadinya upwelling Illahude 1970 menjelaskan bahwa selama angin musim tenggara Agustus upwelling terjadi secara rutin di Selat Makassar bagian Selatan. Terjadinya upwelling menyebabkan salinitas tinggi, SPL rendah, densitas tinggi, oksigen relatif rendah dan fosfat tinggi terutama pada batas bawah dari lapisan homogen. Pada batas atas lapisan permukaan efek upwelling tidak begitu jelas. Kondisi tersebut tergantung pada kekuatan atau intensitas upwelling . Distribusi plankton dan klorofil-a juga menunjukkan pengaruh pada upwelling terhadap produktivitas perairan Selat Makassar bagian selatan. Klorofil-a merupakan pigmen penting yang terdapat pada fitoplankton untuk proses fotosintesis. Klorofil-a juga merupakan salah satu parameter indikator tingkat kesuburan perairan. Tinggi rendahnya kandungan klorofil-a di laut sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografi perairan seperti arus, suhu, salinitas, nitrat, dan fosfat Afdal dan Riyono, 2004. Kandungan nutrien perairan sangat berkaitan erat dengan konsentrasi klorofil-a dimana semakin tinggi kandungan nutrien perairan maka semakin tinggi juga konsentrasi klorofil-a. Sebaliknya, di perairan bebas faktor suhu perairan berhubungan terbalik dengan konsentrasi klorofil-a. Umumnya pada lokasi upwelling, suhu perairan relatif lebih rendah namun konsentrasi klorofil-a justru relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Wyrtki 1961 menjelaskan bahwa di pantai barat laut Australia SPL pada musim barat yaitu 29 C dan mengalami penurunan menjadi 24 C pada musim timur Juli – Agustus saat terjadi upwelling. Adanya perubahan pada beberapa kondisi perairan diantaranya suhu dan klorofil-a tersebut tentunya dapat dimanfaatkan untuk memantau fenomena upwelling melalui teknologi penginderaan jauh. Berdasarkan data yang diperoleh dari teknologi penginderaan jauh ini dapat diketahui nilai sebaran Suhu Permukaan Laut SPL dan konsentasi klorofil-a yang kemudian selanjutnya dapat digunakan dalam memantau pola sebaran dan perkembangan area upwelling di bagian selatan perairan Selat Makassar.

1.3. Kerangka pemikiran

Salah satu perairan Indonesia yang memiliki tingkat produktivitas primer cukup tinggi sepanjang tahunnya adalah Selat Makassar. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu karena adanya fenomena upwelling yang terjadi di bagian selatan Selat Makassar. Berdasarkan beberapa penelitian, sebelumnya diketahui bahwa perairan Selat Makassar bagian selatan mengalami fenomena upwelling pada bulan-bulan tertentu di musim timur. Adanya fenomena ini tentunya menjadi penting untuk diketahui dengan mengkaji pola penyebaran upwelling secara spasial maupun temporal di bagian selatan perairan di Selat Makassar. Pola penyebaran spasial dan temporal ini dapat diketahui melalui