2
sebagai pengganti pakan artemia sehingga mampu menekan biaya produksi. Salah satu alternatif pakan yang dapat digunakan adalah pakan campuran
dengan komposisi, antara lain: artemia flake, bakteri probiotik, berbagai asam amino, dan mineral. Pakan campuran ini tidak perlu dikultur terlebih dahulu,
sehingga mengurangi resiko ketersediaan pakan bagi larva. Harga pakan campuran ini juga lebih rendah dari artemia, yaitu Rp 450 000,- per 1100 mL.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan optimal antara pakan artemia dengan pakan campuran terhadap tingkat kelangsungan hidup
larva.
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu kontrol larva diberi pakan artemia 77.19 g,
perlakuan I larva diberi pakan artemia 77.19 g dan pakan campuran 27 mL, perlakuan II larva diberikan pakan artemia 57.89 g dan pakan campuran
33.75 mL, dan perlakuan III larva diberikan pakan artemia 38.59 g dan pakan campuran 40.5 mL. Jumlah pakan yang menjadi kombinasi antara pakan artemia
dan pakan campuran adalah total pakan selama 3 hari. Penyusunan posisi letak akuarium disesuaikan berdasarkan perlakuan masing-masing Gambar 1.
K1 PI
U1 PII
U1 PIII
U1 K2
PI U2
PII U2
PIII U2
K3 PI
U3 PII
U3 PIII
U3 Gambar 1. Skema penyusunan akurium
Keterangan : K
= Kontrol pemberian artemia 77.19 g PI
= Perlakuan pemberian artemia 77.19 g dan pakan campuran 27 mL PII
= Perlakuan pemberian artemia 57.89 g dan pakan campuran 33.75 mL PIII
= Perlakuan pemberian artemia 38.59 g dan pakan campuran 40.5 mL
3
2.2. Prosedur Penelitian
2.3.1. Perlakuan dan Pemeliharaan Ikan Uji
Sterilisasi tempat dan peralatan menggunakan kaporit dengan dosis 20 mgL, kemudian peralatan direndam menggunakan tiosulfat dengan dosis 8 mgL
untuk menetralisir sisa kaporit. Akuarium dan peralatan yang sudah dinetralisir kemudian dijemur dan dikeringkan. Sumber air yang digunakan adalah air sumur
yang ditampung ke dalam tandon dan diaerasi selama 1 hari sebelum digunakan. Setelah itu, akuarium 90x40x40 cm
3
diisi air sebanyak 100 L dan untuk akuarium 20x10x15 cm
3
diisi air sebanyak 1 L. Pada percobaan kali ini digunakan 2 jenis wadah akuarium selama
pemeliharaan, yaitu akuarium berdimensi 90x40x40 cm
3
100 L dan akuarium berdimensi 20x10x15 cm
3
1 L. Penggunaan 2 jenis akuarium untuk memudahkan penghitungan tingkat kelangsungan hidup larva patin. Percobaan
pemberian artemia dan pakan campuran dilakukan selama 3 hari. Kemudian pemeliharaan dilanjutkan hingga hari ke-18 untuk melihat pengaruh pemberian
kombinasi pakan tersebut. Penghitungan nilai sintasan dan panjang mutlak larva dilakukan pada hari ke-3 dan hari ke-18. Hari ke-3 dilakukan penghitungan pada
wadah akuarium 1 L dan hari ke-18 dilakukan penghitungan pada wadah 100 L.
Pemberian pakan artemia dilakukan secara at-satiation atau sekenyangnya dan untuk pakan campuran diberikan sesuai dengan dosis perlakuan. Kontrol
dijadikan patokan untuk jumlah pemberian pakan artemia pada tiap perlakuan. Artemia yang akan diberikan terlebih dahulu ditimbang, kemudian artemia sisa
dari pemberian ditimbang kembali dan dihitung nilai selisihnya untuk mengetahui jumlah artemia yang diberikan. Jumlah pakan artemia kontrol dikonversi 100
perlakuan I, 75 perlakuan II, dan 50 perlakuan III. Pakan campuran diberikan dengan dosis 27 mL perlakuan I, 33.75 mL perlakuan II, dan 40.5
mL perlakuan III. Nilai jumlah pemberian pakan campuran diatas merupakan angka yang digunakan pada pemeliharaan larva udang. Penggunaan pakan
campuran pada pemeliharaan larva patin sendiri belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, pemberiaannya menggunakan dosis yang biasa digunakan pada larva
udang.
Larva ikan patin yang digunakan pada perobaan berasal dari hasil penyuntikan antara induk jantan dan induk betina. Larva ditebar sebanyak 5 000
ekor per akuarium besar kepadatan 50 ekorL dan 50 ekor untuk akuarium kecil. Awal perlakuan adalah larva pada wadah akuarium besar 100 L dan akuarium
kecil 1 L diuji selama 3 hari dengan pemberian komposisi pakan artemia dan pakan campuran yang berbeda. Setelah 3 hari, dilakukan penghitungan nilai
sintasan akuarium kecil. Sedangkan untuk larva pada akuarium besar dipelihara selama 18 hari hingga ukuran kurang lebih 34 inchi untuk mengetahui tingkat
kelangsungan hidupnya.
Selama pemeliharaan dilakukan penggantian air setiap hari, kecuali pada fase larva. Pada hari ke-4 mulai dilakukan pergantian air, jumlah air yang diganti
disesuaikan dengan kondisi ikan, yaitu dilihat dari tingkah laku, pergerakan, dan nafsu makan ikan. Sampai dengan hari ke-10 jumlah maksimum penggantian air
adalah 50 dari total volume. Setelah lewat dari 10 hari, jumlah pergantian air